Wednesday, December 31, 2008

You are my 2008

Untuk 2008-ku yang tidak terlupakan,

Januari 2008
Pertama kali menghabiskan liburan tahun baru bersama “kamu”, seseorang tersayangku saat itu. Liburan asyik yang aku rencanakan malah berakhir dengan pertengkaran kita. Tapi aku tidak akan melupakan saat itu, saat kita masih bisa bersama.

February 2008
Valentine pertamaku yang kulewati bersama “kamu”, seseorang tersayangku saat itu. Apa kamu masih menyimpan boneka Stitch yang aku hadiahkan saat itu??

Maret 2008
Pertengkaran terbesar kita. Maafkan aku karena tidak bisa mengerti kesibukanmu saat itu. Padahal aku tahu saat itu kamu pasti sedang lelah sekali, setiap malam lembur, mengurus Pajak kantor kita yang sudah deadline. Sekali lagi maafkan aku yang tidak bisa mengerti kondisimu saat itu.

April 2008
Aku mendapatkan surat kaleng dari seseorang yang mencoba menasehatiku untuk berhenti mencintaimu. Aku tidak suka caranya yang mengaku-ngaku utusan Tuhan untuk memperingatiku. Aku mengira itu kamu yang mengirim. Hatiku sakit sekali saat itu.
Tapi sekarang aku sadar, dia benar adalah utusan Tuhan. Utusan yang Tuhan kirim bukan untuk menghakimi kelesbiananku, tapi untuk mempersiapkan Coming Out-ku suatu hari nanti. Tanpa surat kaleng yang aku terima, aku mungkin tidak akan pernah siap untuk Coming Out.

Mei 2008
Aku mendengar kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Aku senang sekali mendengarnya. Sayang aku tidak bisa lagi mendampingimu. Karena aku juga sudah memutuskan untuk pergi. Pergi mencari jati diriku.
Oh iya, saat aku mendengar kamu sedang mencari pria pendamping untuk menghadiri pernikahan adikmu, aku cemburu sekali. Saat itu aku benar-benar berharap bisa bertransformasi sebagai seorang pria, meski hanya untuk beberapa jam.

Juni 2008
Juni 2008 adalah bulan paling membahagaiakan sekaligus paling ingin aku lupakan. Juni 2008 kita merayakan ulang tahun kita bersama. Kamu hari Jumat, aku hari Senin, 3 hari kemudian. Ulang tahun pertamaku bersama seseorang tersayangku. Kamu tahu aku bahagia sekali mendapatkan hadiah dari-mu. Aku juga senang sekali saat mendapatkan potongkan kue “kedua” dari kamu. Karena yang “pertama” wajib kamu kasih ke si Nenek sihir itu kan?? Kalau tidak bisa-bisa dia mengeluarkan kutukannya lagi… Hehehhee…
Di hari-hari terakhir kebersamaan kita, aku juga baru tahu banyak tentang kamu dari temanmu saat itu. Aku sedih kenapa aku harus tahu tentang kamu dari orang lain.
Oh yah, aku juga mulai tidak tahan untuk tidak menuliskan Perjalananku di Blog. Kamu tahu, tulisan pertamaku itu tentang kamu.
Sama seperti hari ulang tahun kita, hari resign kita juga hanya beda 3 hari. Aku hari Jumat, kamu hari Senin. Itu lah hari terakhir aku melihatmu.

Juli 2008
Bagaimana kantor barumu?? Bulan ini aku mulai sibuk dengan persiapan keberangkatanku. Aku masih berharap bisa bertemu lagi denganmu. Tapi aku menghargai keputusanmu untuk tidak pernah menemuiku lagi. Mungkin ini yang terbaik untuk kita.

Agustus 2008
Sahabatku menikah di tanggal 8 Agustus 2008. Sebenarnya aku ingin sekali kamu mendampingiku di pesta itu. Tapi semuanya hanyalah tinggal kenangan.
Akhirnya aku jadi juga berangkat ke negeri tirai bamboo ini. Aku harus mulai hidup baru seperti janjiku. Meski aku mulai terbiasa hidup tanpamu, tapi aku tidak bisa memungkiri, hatiku kosong.

September 2008
Meski aku mulai sibuk dengan study-ku, meski aku sudah berada di negeri antah berantah. Entah mengapa masih saja ada hal-hal kecil yang kadang membuatku terkenang akan kamu lagi.

October 2008
Dalam perjalananku ke Inner Mongolia, aku berkenalan dengan seorang wanita Jepang cantik, model majalah. Aku juga sedang dekat dengan teman chat-ku. Dia juga seorang gadis cantik. Aku sempat mengutarakan rasa suka-ku terhadapnya. Tapi lagi-lagi aku masih belum siap menempatkan orang baru di hatiku.

November 2008
Bulan ini aku sibuk banget. Mid test, study tour, janji nulis artikel untuk Sepoci Kopi. Ulang tahun mami saja hampir terlupa.
Oh yah, sejak keranjingan menulis Blog, aku juga mulai tertarik untuk memperdalam hobi baru ini. Apalagi waktu Alex mempercayaiku untuk membuat artikel tentang pengalaman jauh dari orang tua.
Kadang aku masih suka terbangun di tengah malam, karena memimpikan kamu.

Desember 2008
Desember pertamaku yang bersalju. Natal pertamaku di musim dingin. Dinginnya bulan Desember ini semakin membuatku merindukanmu.
Kamu tahu aku pernah mencoba googling nama kamu, saat melihat fotomu di situ. Rasa rinduku semakin memuncak, sampai aku tidak bisa tidur. Apalagi sabtu kemarin di Café kesayanganku, tiba-tiba memutar lagu Indonesia kesukaanmu. Lagu yang kamu pasang sebagai Ring Tone HP kamu. Sampai-sampai aku hafal nada pembuka-nya karena dulu setiap hari mendengarnya di HP kamu.
Akhir-akhir ini aku juga sering membahas tentang pernikahan. Dan lagi-lagi setiap membahas masalah itu, aku ingat kamu. Karena dulu kamu selalu bilang, apapun alasannya kamu wajib menikah.

Desember 31, 2008
Beberapa hari yang lalu, laoshi-ku meminta aku menulis dalam bahasa mandarin tentang 2008-ku. Tapi aku tidak bisa menuliskannya, karena kamu adalah 2008-ku. Aku tidak mau sembarangan menulis tentang kamu.
Terimakasih pernah menjadi tokoh utama dalam hidupku di 2008 ini. Meski mungkin kamu bukanlah 2009, 2010, dan selanjutnya…
Dengan tulisan ini, aku ingin berdamai denganmu. Aku ingin melupakan semua pertengkaran kita. Meski kita tidak mungkin bersama lagi, aku benar-benar berharap kita bisa berbahagia. Berbahagia di jalan hidup pilihan kita masing-masing. I love you.



Greys

Thursday, December 25, 2008

Selamat ulang tahun Tuhan Yesus

Happy birthday to You
Happy birthday to You
Happy birthday…. Happy birthday…. Happy birthday to You

Tuhan Yesus, hari ini Engkau ulang tahun kan?? Happy Birthday yah…
Saya mau mengucapkan terima kasih banyak untuk bersedia lahir di dunia ini 2008 tahun yang lalu. Terima kasih untuk kelahiranMu yang menyelamatkan umat manusia dari noda dosa.

Tuhan, saya tidak punya hadiah apapun yang pantas untukMu. Apalagi Engkau adalah Raja dari segala Raja, dan memang pemilik dari seluruh isi alam semesta ini. Jadi apalah artinya hadiah dari saya di mataMu. Tapi bolehkah saya menghadiahkan diri dan hati saya untukMu??? Saya bersedia kok bekerja untukMu Tuhan. Saya bersedia untuk memenuhi panggilanMu.

Oooppss… tapi saya ini kan seorang Homosex. Apakah saya masih berhak merayakan hari ulang tahun-Mu ini Tuhan?? Apakah saya masih berhak menghadiahkan diri dan hati saya untuk bekerja di ladangMu??? Apa saya masih boleh mencintai dan merindukanMu Tuhan??? Apa saya masih boleh berharap dan berlindung padaMu Tuhan??

Kata Sri Paus, seorang homosex seperti saya tidak berhak untuk semua itu. Bahkan dunia harus di lindungi dari orang-orang homosex seperti saya. Karena homosex bisa menghancurkan dunia dan sama berbahayanya dengan Global Warming. Apakah itu benar Tuhan??

Tuhan, apapun yang Engkau kehendaki aku rela menerimanya. Karena apapun yang terjadi aku adalah ciptaanMu. Aku bangga menjadi ciptaanMu. Dan terjadilah dalam hidupku seperti yang Engkau kehendaki, jangan seperti yang aku kehendaki.

Amen.


Love,
GreyS

Wednesday, December 24, 2008

My White Chirstmas


I'm dreaming of a white Christmas
Just like the ones I used to know
Where the treetops glisten,
and children listen
To hear sleigh bells in the snow

I'm dreaming of a white Christmas
With every Christmas card I write
May your days be merry and bright
And may all your Christmases be white

I'm dreaming of a white Christmas
With every Christmas card I write
May your days be merry and bright
And may all your Christmases be white

Meski di China tidak merayakan Christmas dan tidak ada Christmas Holiday, tapi lagu-lagu natal yang romantis terdengar hampir di setiap Mall dan pertokoan. Salah satunya lagu White Christmas ini. Yah…. This my first White Christmas. Meski sampai hari ini salju di Beijing baru turun satu kali. Tapi suhunya benar-benar dingin membekukan.

Sampai tahun lalu, aku belum pernah merasakan Christmas in Winter. Tapi setiap malam Natal kami selalu pergi ke gereja bersama. Aku, Oma, Mami, dede, kadang tante juga ikutan. Di hari Natalnya kami selalu meluangkan waktu untuk lunch bersama. Dan biasanya di tanggal 26/27 Desember, kami sudah berangkat ke Puncak untuk menghabiskan liburan tahun baru.

Tahun ini menjadi Christmas pertamaku di musim dingin. Christmas yang benar-benar dingin. Bukan hanya suhunya yang dingin tapi karena jauh dari kehangatan keluarga. Memang seh masih ada teman-teman yang menemaniku merayakan Christmas. Meski sama-sama merayakan Christmas dengan pergi ke gereja dan makan malam bersama setelahnya, tapi kan beda merayakan bareng keluarga atau bareng teman-teman.

Christmas yang dulu aku rindukan setiap tahunnya, ternyata tidak terlalu berarti jika tidak merayakannya bersama keluarga dan orang-orang tercinta. Dan Christmas kali ini membuat aku mengerti artinya kehangatan sebuah keluarga.

I miss you Grandma, Mom, Dad, and all my lovely sisters, brothers, friends…

Merry Christmas and God Bless You All….


Love,
GreyS

Sunday, December 21, 2008

I LOVE U MOM....

Mama, thank you for who I am
Thank you for all the things I'm not
Forgive me for the words unsaid
For the times I forgot

Mama remember all my life
You showed me love, you sacrificed
Think of those young and early days
How I've changed along the way [along the way]

Mami, terima kasih atas kasih atas semua yang telah mami lakukan dan telah mami berikan untuk Grey. Sejak Grey dalam kandungan selama 9 bulan. Saat mami kesulitan melahirkan Grey, sampai mami harus di operasi Caesar.

Mami terima kasih sudah membiayai sekolah & kehidupan Grey saat Papi tidak mampu lagi. Terima kasih juga sudah menerima Papi apa adanya, sehingga Grey masih punya keluarga yang lengkap sampai sekarang.

Mami, maafkan Engkong dan Emak yang sudah mengambil Grey sejak usia 2 bulan dari sisi mami meski dengan alasan “sayang”. Benar-benar bukan maksud mereka memisahkan kita. Grey tahu pasti itu.

Mami, terima kasih untuk selalu ada di sisi Grey di saat-saat tersulit kehidupan Grey. Saat Grey bertengkar hebat dengan papi. Saat Grey harus menghadapi kegagalan pertama di sekolah. Saat Grey harus menghadapi kerasnya kehidupan kantor.

Grey salut mami bisa tau Grey ada masalah meski Grey tidak pernah cerita. Maafin Grey yang tidak pernah bisa cerita. Karena Grey tidak tahu bagaimana harus mulai bercerita.

And I know you believed
And I know you had dreams
And I'm sorry it took all this time to see
That I am where I am because of your truth
And I miss you, yeah I miss you

Mama forgive the times you cried
Forgive me for not making right
All of the storms I may have caused
And I've been wrong, Dry your eyes [dry your eyes]

Mami, terima kasih atas kepercayaan yang selalu mami berikan ke Grey. Maafin Grey yang sering mengecewakan Mami. Maafin Grey yang tidak bisa menjadi Auditor seperti impian mami. Maafin Grey juga kalau kelak Grey tidak bisa menikah dengan pria. Tapi Grey janji kelak tidak akan mengecewakan mami lagi. Asal mami juga jangan mengharapkan yang tidak bisa Grey lakukan.

Oh yah, terima kasih Mami sudah memberi Grey kesempatan pergi ke China. Disini Grey belajar banyak banget mi. Bukan cuma belajar bahasa, tapi belajar tentang arti hidup. Apa yang Grey pertanyakan selama ini satu persatu mulai terjawab mi.

Mama I hope this makes you smile
I hope you're happy with my life
At peace with every choice I made
How I've changed along the way [along the way]

Cause I know you believed in all of my dreams
And I owe it all to you, Mama

Mami, ada satu rahasia yang sudah belasan tahun Grey simpan. Kenapa Grey simpan sampai segitu lama, karena Grey tidak mau membuat mami dan emak sedih. Bagaimana juga kalian adalah wanita-wanita terpenting dalam hidup Grey.

Mami, sebenarnya Grey seorang Gay. Mami tidak kaget kan?? karena perasaan Grey mengatakan Mami sudah lama tahu tentang ini. Hanya saja mami tidak mau mimpi buruk ini menjadi kenyataan. Makanya mami tidak pernah memastikan dugaan mami tersebut.

Mami, Grey tidak memaksa mami menerima Grey dengan kondisi ini. Grey mengerti kok, tidak gampang menerima kenyataan sulit ini. Grey sendiri butuh waktu belasan tahun sebelum akhirnya mengatakan “Yes. I am.” Tapi setelah Grey berdamai dengan diri sendiri, Grey malah mulai menemukan apa yang Grey cari mi. Grey mulai merasakan hidup Grey berarti. Grey bahagia dengan ini semua mi. Dan Grey berharap meski mami sulit menerima kondisi Grey, tapi mami bisa berbahagia karena Grey bahagia. Itu aja cukup kok mi.

Mami, sebelum Grey lupa, Grey mau bilang Selamat Hari Ibu. Mami adalah ibu terbaik buat Grey. Sampai kapan pun. I love you Mom….



GreyS

Saturday, December 20, 2008

Kapan nikah????

Beberapa hari yang lalu dapat telepon dari Mami tercinta. Lagi ngobrol-ngobrol tiba-tiba ada pertanyaan :
Grey, kamu udah ketemu cowok yang Ok belum disana?? Masa ga ada satu pun cowok yang baik seh ??”
Grey sibuk Mi. Tau sendiri kan tiap hari banyak tugas. Mana sempet tebar pesona.”

***

Sudah hampir 1 bulan ini, masalah pernikahan kembali menghantuiku. Apalagi di Blog Lesbian favoritku, Sepoci Kopi, tema ini sedang ramai di perbincangkan. Belum lagi usiaku dan teman-temanku saat ini memang sudah cukup umur untuk masalah yang satu ini. Bahkan beberapa teman kuliahku, sudah punya anak atau sedang hamil. Aku sampai tidak bisa tidur memikirkan ini.

Memang seh aku pribadi belum sampai di tanya “Kapan nikah??” karena memang seluruh keluargaku tahunya aku belum punya pacar dan belum tertarik pacaran karena aku mengalami Peter Pan Syndrome. Itu tuh syndrome yang membuat orang dewasa selalu berpikir dia masih anak-anak (Aku sungguh berterima kasih sama orang yang menciptakan istilah Peter Pan Syndrome).

Tapi akhir-akhir ini mereka mulai mempertanyakan kapan aku bisa memperkenalkan “pria” pilihanku. (Padahal baru membanggakan Mami ke temen-temen, karena pernah bilang tidak akan memaksa aku menikah). Yang paling sering menanyakan hal ini Oma-ku seh. Habis dari kecil kan aku tinggal sama beliau, jadi dia yang paling berharap aku segera memperkenalkan cucu mantu, dan memberikan beliau cicit. Apalagi terang-terangan seluruh keluargaku tidak suka sama tunangan si Dede. Jadi cuma aku deh yang di harapkan bisa menemukan menantu yang sesuai dengan harapan orang tua.

Yang bikin aku sebel banget dengan masalah ini adalah…. masa si Oma sampai pergi ke paranormal cuma untuk nanya kapan aku punya jodoh. Untung meski tuh paranormal bisa liat masa depanku (???) tapi aku yakin dia tidak bisa melihat orientasi sex aku. Jadi tuh paranormal cuma bilang ke Oma, “Sabar. Nanti juga ketemu.” (Yee... kalo jawabannya cuma itu juga semua orang tau kaleee)

Oh yah sekadar mau cerita. Salah satu guru dikelasku juga rese banget. Tiap kali pertemuan dan ada kesempatan bertanya. Dia selalu menanyakan masalah itu dan mulai memberi nasehat. “Kapan kamu mau nikah??”,“Jangan terlalu tua kalau menikah.”,“Segeralah menikah”, dan sebagainya…. (Emang dia siapa yah??? pake nanya-nanya dan nasehatin segala.... iihhh)
Yang kasihan ada satu pria Jepang. Dia memang sudah berusia diatas 30, mapan, dan punya jabatan tapi dia belum menikah. Sedangkan adiknya sudah punya anak. Jadilah dia korban pertama yang ditanya, dalam setiap kali pertemuan dengan guru tersebut.

Yang bikin aku kepikiran terus, emang seberapa penting seh pernikahan itu buat orangtua??? Yang menjalani pernikahan kan anaknya, tapi kenapa akhirnya anak tersebut harus menjalani pernikahan yang terpaksa, hanya demi kebahagian orang tua?? Kalau dikatakan secara kasar, seorang anak akhirnya terpaksa mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi orangtua. Apa benar itu yang diharapkan orangtua?? Kalau seperti itu, istilah “cinta orangtua bagaikan surya, yang menyinari tanpa harap balas” sudah tidak berlaku dong???

Aku sendiri tidak akan pernah sanggup menjalani pernikahan terpaksa itu. Tapi mantan seseorangku dulu, sampai pernah meminjam pacar temannya untuk pura-pura jadi pacar dia, di pernikahan adiknya. Cuma karena tidak tahan ditanya-tanya melulu, dan tidak mau Mamanya malu karena punya anak gadis yang sudah berusia kepala tiga tapi belum punya pacar. Dan kami berpisah pun karena masalah ini. (Sumpeeh... sampai saat ini aku jadi trauma sama pernikahan karena itu)

Aku pernah menasehati seorang teman yang berniat menikah dengan gay, demi menutupi orientasi sexualnya. Aku bilang membohongi orangtua adalah tindakan kejam. Kalau sampai “drama”nya terbongkar, orangtuanya bisa shock berkali-kali lipat daripada sekedar mengetahui anak gadisnya lesbian. Tapi jalan ini mungkin akan aku gunakan juga, kalau sampai masalah pernikahan ini benar-benar menekanku.
Aku cuma berharap orangtua dan Oma-ku, tidak akan memaksaku berbuat “kejam” terhadap mereka.


GreyS

Monday, December 8, 2008

Wo de ai hao

我的爱好
(Hal yang paling aku suka)

Sebenernya tema ini adalah tema wenzhang (karangan) dari Laoshi-ku. PR istilah anak sekolahnya. Tapi sekalian saja aku pakai untuk tema Perjalanan Grey hari ini.

Sebenarnya ai hao (kesukaan) artinya adalah hobby. Tapi ai hao adalah hobby yang bisa bikin penyukanya lupa waktu. Nah karena itu mau tidak mau, aku menulis tentang internet.

Sebenarnya lagi, kalau mau bicara hobby, hobby-ku ini banyak. Tergantung mood dan trend (karena pada dasarnya aku seorang pembosan). Waktu kecil aku hobby-ku berenang, nonton, dan baca buku. Kalau ngeliat kolam renang, aku seperti katak yang berbulan-bulan tidak ketemu air. Pernah aku sampai menangis & ngambek karena tidak boleh berenang padahal saat itu aku memang lagi sakit. Aku juga suka banget nonton TV, sampai-sampai Oma-ku harus nyabut kabel TV dulu agar aku mau belajar. Saat itu serial apa, jam tayang kapan, dan bintang film siapa yang aku tidak tahu. Semuanya aku tahu.

Aku juga dari dulu hobby baca, semua buku habis aku baca. Dari buku anak-anak, buku remaja, sampai buku untuk orang dewasa diam-diam aku baca. Dari buku cerita bergambar biasa, komik, novel, sampai ensiklopedi. Dari majalah anak-anak sampai majalah gossip. Semua aku baca. Tidak heran aku akhirnya dewasa sebelum waktunya tapi baru mencari jati diri sekarang.

Sampai-sampai waktu kecil aku sering dimarahi kalau ketahuan baca buku-buku komik remaja tapi dasar anak-anak, semakin dilarang semakin aku suka baca. Sampai akhirnya aku sembunyi-sembunyi baca di toilet. Uang saku pun setiap bulan pasti habis untuk membeli buku. Dan sampai saat ini semua buku itu rata-rata masih ada di perpustakaan pribadiku di rumah.

Waktu aku mulai remaja, aku suka sekali yang namanya olahraga dan musik. Saat SMP aku rajin ikut klub basket dan choir. Aku juga belajar main musik. Dari belajar suling, harmonika, sampai gitar dan keyboard. Tapi dasar aku orangnya moody. Belajar sebentar gitu tidak bisa-bisa, pasti langsung bosan. Akhirnya sampai sekarang aku sama sekali tidak bisa permainan olahraga dan main musik. Yang aku bisa cuma menyanyi dan mendengarkan orang main musik.

Karena tidak bisa olahraga yang merupakan permainan seperti basket dan lain-lain. Beralih lha aku ke olahraga yang tidak perlu ada nilai. Aku pernah mencoba snorkeling, diving, surfing, parasailing, jetski dan lain-lain. Sayang mahal. Jadi cuma kalau lagi ada dana dan pergi liburan saja, kesukaan aku yang itu bisa terwujud.

Pergi liburan juga tidak bisa sering-sering. Karena yang namanya traveling itu juga mahal. Waktu ke Bali bulan Mei kemarin saja, gaji 1 bulan habis dalam waktu 6 hari. Waktu ke Singapore lebih parah, tabungan 1 tahun jebol dalam waktu 3 hari. Padahal aku suka banget pergi-pergian ke tempat baru dan belajar tentang sejarah dan kebudayaan di setiap tempat yang aku kunjungi.

Jaman aku SMU, aku sering sekali pergi traveling dengan teman-teman. Sekalian menyalurkan hobby traveling, sekalian belajar photography. Dulu aku juga suka banget dengan photography, sampai-sampai tabungan aku habis untuk membeli camera SLR dan lensanya. Sayangnya demi membeli kamera baru yang digital, akhirnya camera lama-ku itu harus aku jual lagi dengan harga yang jatuh banget. Dan yang menyebalkan adalah camera digital yang aku beli dengan menjual SLR-ku itu, rusak total setelah 3 tahun aku pakai. Padahal saat ini aku belum punya dana untuk membeli camera baru. Akhirnya terpaksa beli camera pocket biasa.

Tapi dari semua hobby-ku, yang masih sampai sekarang bikin aku selalu lupa waktu adalah saat aku masuk ke dunia cyber alias main internet. Setiap kali main internet aku bisa sampai 6 jam tidak bangun dari tempat duduk kecuali ke toilet atau ambil minuman. Padahal aku tidak suka dan tidak pernah main game online.

Aktivitasku di dunia cyber ini cuma browsing-browsing, chatting, buka forum, nyari-nyari lagu atau video clip, akhir-akhir ini di tambah dengan Blogging. Kenapa aku jadi tertarik dengan Blog?? 2 tahun terakhir ini aku sering mendengar banyak yang sukses menjadi Internet Marketer dengan membuat dan menawarkan barang di Blog. Karena itu aku penasaran untuk belajar membuat Blog. Tapi ternyata aku malah mendapat pelajaran lain dari Blogging ini karena ternyata dengan Blogging aku bisa mencurahkan perasaan-perasaanku yang mengganjal di hati. Aku yang agak sulit terbuka dengan orang lain, bisa menjadi diriku sendiri saat aku mulai menulis untuk Blog pribadiku.

Perasaan bebas menjadi diri sendiri saat Online di dunia cyber inilah yang membuat aku selalu lupa waktu. Bahkan tidak jarang aku sampai lupa makan dan lupa tidur. Karena itu pula, kemana pun aku pergi sebisa mungkin aku harus bisa tetap Online.

Waktu aku pergi ke Inner Mongolia, 3 hari terputus dari dunia cyber membuat aku mengalami kebosanan yang hebat. Perjalanan 3 hari serasa 3 bulan. Makanya waktu aku masih bisa Online di perjalananku ke Shanghai belum lama ini, aku sampai gembira sekali. Semoga di perjalanan berikutnya aku juga tetap bisa Online.




GreyS

Thursday, December 4, 2008

Surat Kepada Tuhan

Dear Tuhan,

Ternyata meski saya sudah jauh dari Jakarta perasaan gelisah dan kosong, masih saja menghantui saya. Akhir-akhir ini saya sedang merasa gelisah lagi Tuhan. Malam ini saja, saking gelisahnya saya jadi tidak bisa tidur, juga tidak bisa belajar.

Sebabnya karena akhir-akhir ini saya sering membaca artikel / cerita tentang di tinggal menikah pasangan. Banyak teman-teman saya yang terpaksa harus berpisah dari pasangan, karena pasangannya tersebut harus menikah dengan orang lain. Akhir-akhir ini saya juga sering berdiskusi tentang pernikahan, dengan teman-teman lainnya yang sudah mulai ditanya-tanya kapan menikah.

Mungkin saya memang belum ditanya-tanya kapan menikah. Karena orangtua masih menganggap saya anak kecil dan belum pernah pacaran. Saya juga belum pernah mengalami putus dari pasangan secara resmi. Tapi Tuhan tahu kan, saya pisah dari cici dan kabur ke Beijing karena apa?? Karena dia juga mendapat tuntutan harus menikah dari keluarganya. Sehingga sangat tidak mungkin untuk melanjutkan hubungan dengan saya. Dan jujur karena itu saya trauma terhadap pernikahan.

Bukan saya tidak bisa merelakan dia bahagia, tapi sampai kapan saya harus kehilangan kekasih, karena kekasih saya harus nikah dengan pria?? 2 kali, 3 kali atau setiap kali akan berakhir seperti ini???

Tuhan, banyak yang bilang menikah itu ibadah. Tapi menikah itu hanya boleh antara pria dan wanita. Kalau pria dengan pria atau wanita dengan wanita itu namanya dosa. Apa itu benar Tuhan??? Tuhan apa benar, saat Kau merancang manusia, Engkau hanya merancang pria akan berpasangan dengan wanita saja??

Tuhan, katanya janji pernikahan itu adalah janji paling suci karena saat diucapkan, Engkaulah yang menjadi saksi. Tapi bagaimana kalau ternyata janji itu tidak keluar dari hati yang paling dalam dan hanya di ucapkan di mulut saja?? Apa janji itu masih Engkau anggap suci??

Tuhan, katanya pernikahan itu juga sakramen suci karena dengan menikah kami akan mencontoh hidup Keluarga Kudus. Tapi bagaimana kalau akhirnya hanya karena harus menikah, sampai terpaksa mencari orang yang bersedia untuk pura-pura menikah?? Istilah kerennya kawin kontrak. Teman saya yang Lesbian sampai harus mencari Gay untuk menikah dengannya. Karena kata dia dengan menikahi Gay, mereka akan menjadi simbiosis mutualisme. Apa dengan seperti ini masih bisa di bilang mencontoh Keluarga Kudus???

Tuhan, kata orang kalau tidak menikah aku akan kesepian seumur hidup. Tapi kalau sesudah menikah aku tetap tidak menemukan tempat untuk “berpulang” bagaimana?? Bagaimana kalau ternyata tempatku untuk “berpulang” itu ada dalam pelukan sesama wanita juga??

Tuhan, sebenarnya masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang ingin saya tanyakan. Saking banyaknya saya sampai bingung, apalagi yang harus saya tanyakan. Tapi Tuhan jangan marah yah. Saya menanyakan ini semua bukan bermaksud untuk menentangMu lagi. Tenang saja, saya sudah tidak sanggup untuk menentangMu lagi kok. Hanya saja seperti yang saya bilang tadi, pertanyaan-pertanyaan ini membuat saya gelisah dan kehilangan konsentrasi.
Tolong dijawab yah Tuhan. Di jawabnya boleh kapan-kapan saja kok, tapi kalau bisa jangan pakai lama yah. Saya takut kepala saya sakit setiap hari, karena tidak bisa tidur, mikirin pertanyaan di atas. Saya juga takut tidak bisa belajar dan bekerja dengan baik, karena hilang konsentrasi. Nanti saya malah menyia-nyiakan kesempatan yang Engkau beri lagi. Hehehehehe…. AMEN.


Salam,

GreyS

Wednesday, November 26, 2008

Kenapa Androgyne???

Baru beberapa hari aku mengganti profile blog-ku dari “seorang Trans” menjadi “seorang Androgyne”, sudah ada beberapa orang yang menanyakan kenapa diganti. Agak sulit memang menjawab pertanyaan mereka. Makanya aku memilih memberi penjelasan langsung lewat Blog.

Aku mengakui diriku Androgyne, bukan secara tiba-tiba tapi melalui sebuah perjalanan panjang. Dari kecil aku kan memang sudah merasa berbeda dari anak-anak lainnya, seperti yang pernah aku ceritakan dulu. Aku memang merasa diriku adalah pria yang terjebak di tubuh wanita, tapi aku juga bukan seperti para Transgender lainya yang memiliki fisik & psikis yang benar-benar seperti pria hanya minus “Mr. P”. Aku masih memiliki sisi feminine, sehingga dalam diriku ada perpaduan sifat antara feminin dan maskulin.

Tubuhku masih seperti layaknya wanita, dengan suara yang “Sopran”. Tidak tanggung-tanggung lagi, suaraku itu Sopran 1 (nada tertinggi di Choir). Aku masih suka dandan, meski cuma alakadarnya saja. Bisa dibilang aku orang yang sangat menjaga penampilan, terutama rambut. Aku paling tidak suka kalo rambut sampai acak-acakan parah. Makanya sampai sekarang kalau urusan rambut, aku sampai punya hair stylist langganan. Selain sama dia, jangan harap aku mau potong rambut. Aku juga masih suka menghabiskan waktu di Spa. Meski tidak bisa sering-sering.

Aku juga tidak suka kalo sampai mengalami bau badan. Makanya di lemari aku, ada beberapa jenis parfum. Ada yang for men, ada yang for women. Yang for women seh biasanya cuma buat disemprot di bantal, agar aku bisa tidur dengan tenang. Selain itu semua, aku juga masih hobi masak, mengurus anak kecil, dan mengatur rumah.

Meski aku juga punya sifat maskulin dari seorang pria. Aku egois dan cuek layaknya seorang pria. Aku selalu tidak nyaman dengan baju-baju wanita. Aku tidak suka shopping baju, aku sukanya berlama-lama di toko electronic. Aku tidak pernah mengerti fashion terbaru, tapi aku selalu rajin mencari tahu tentang gadget terbaru. Aku tidak suka berlama-lama ke mall, kecuali ada café murah yang memberikan Free WiFi. Aku lebih suka berlama-lama di bengkel, memoles mobilku dari pada ke salon memoles diri.

Sebelum aku mengerti istilah Androgyne, aku selalu berpikir, seandainya aku seorang pria, pastilah aku ini tipe “pria Metrosexual”. Pria yang selalu menjaga penampilan. Dan sebagai seorang wanita, aku tidak terlalu membutuhkan pria, karena aku juga memiliki sisi seorang pria dalam diriku. Bahkan mantan gebetanku dulu pernah bilang "Sebagai wanita, kamu terlalu macho. Tapi sebagai pria, kamu terlalu lembut."

Sebelumnya juga semua teman-teman aku mengatakan, aku ini bukan masuk ke dalam kelompok Transgender, aku adalah androgyne. Tapi sebelumnya aku tidak pernah percaya. Mind set-ku masih percaya bahwa di dunia cuma ada 2 jenis gender, pria dan wanita. Aku lupa bahwa di dunia akan selalu ada pihak ke-3 atau pihak yang abu-abu, dalam hal ini Androgyne. Yang disebut juga the third gender.

Aku browsing tentang androgyne, karena ada seseorang yang tidak mengerti istilah Androgyne, dan aku juga tidak bisa menjelaskannya. Makanya aku sengaja cari tahu tentang Androgyne. Dan hasil browsingan itu sudah aku posting dan bisa dibaca di halaman sebelumnya.

Sekarang bila ada yang bertanya aku lesbian tipe apa, aku akan bilang "I'm no label" . Tapi kalau ada yang bertanya " Kamu sebenernya cewe atau cowo seh??" aku pasti akan menjawab "I'm an Androgyne."


GreyS

Sunday, November 23, 2008

Review awal dari perjalanan seorang Grey

Mengikuti perjalanan seorang Grey, aku seperti berjalan dengan kakinya, memandang dengan matanya, dan merasakan dengan hatinya.”

Itu kata seorang teman yang merekomendasikan Blog aku di The Planets Sepoci Kopi. Aku sungguh tersanjung dengan rekomndasi-nya. Sebenarnya aku belum mengenal teman yang merekomendasikan aku itu. Tapi sepertinya, hanya dengan membaca tulisan-tulisanku, dia sudah mengenal aku jauh. Bahkan lebih jauh dari orang-orang terdekatku.

Saat aku mulai membuat Blog, aku tidak pernah berpikir untuk di publikasikan. Aku tidak pernah berpikir akan mendapatkan teman dari Blog ini. Aku hanya ingin belajar menuangkan perasaan dalam sebuah tulisan meski tulisanku masih berantakan dan pastinya bukan sebuah karya sastra. Saat itu aku sudah tidak bisa lagi memendam semua perasaan hanya dalam hati. Aku lelah.

Setelah aku berhasil membuka diri dengan tulisan-tulisanku. Aku merasa lebih tenang. Seperti ada beban yang terangkat dari dadaku meski belum semua beban berhasil aku lepaskan. Dengan mengambil pelajaran lebih banyak dari lesbian-lesbian senior, aku mulai lebih berani untuk mengakui perbedaanku. Dengan lebih banyak berdoa dan berpasrah dengan kehendak Tuhan, aku mulai mengerti arti kehidupanku. Segala sesuatu yang sebelumnya menjadi misteri dan tanda tanya besar dalam hidupku, perlahan tapi pasti mulai terjawab.

Dengan tulisanku hari ini, aku ingin berterima kasih pada Sidney yang telah merekomendasikan Perjalanan Grey di The Planet Sepoci Kopi. Juga kepada semua teman-teman lainnya yang selalu mendukung dan menyemangati aku sampai saat ini. Terima kasih juga atas nasehat-nasehat yang sering kalian berikan, disaat aku dalam kebingungan dan hilang arah. Dengan dukungan kalian aku pasti bisa menjadi orang yang lebih baik lagi di akhir perjalanan aku nanti.



GreyS

Saturday, November 22, 2008

THE ANDROGYNE (The Third Gender Classification)

Androgyny
For other uses, see Androgyny (disambiguation).

Androgyny is a term derived from the Greek words (anér, meaning man) and (gyné, meaning woman) that can refer to either of two related concepts about gender. Either the mixing of masculine and feminine characteristics, be it fashion statements, or the balance of "anima and animus" in psychoanalytic theory.

The Online Etymology Dictionary dates its appearance in English to 1552, although it is sometimes (wrongly) claimed to have been coined by Prof. Sandra Bem, who helped to popularize the concept.

An androgyne in terms of gender identity, is a person who does not fit cleanly into the typical masculine and feminine gender roles of their society. They may also use the term ambigender to describe themselves. Many androgynies identify as being mentally "between" woman and man, or as entirely genderless. They may class themselves as non-gendered, gender-neutral, a gendered, between genders, Inter gendered, bi gendered or, gender fluid

Androgyne was once used as a synonym for hermaphrodite, a term since replaced by the word inter sex

Prof. Sandra Bem's work on androgyny preceded the current widespread use of the term as a gender identity, and uses the term more in terms of character traits than core gender identity. She considers an androgynous balance of traits to be desirable, stating that those who are able to draw on both traditionally masculine and feminine emotions and behaviors are best able to cope with life's challenges in a well-rounded way.


Androgynous traits

Androgynous traits are those that either have no gender value, or have some aspects generally attributed to the opposite gender. Physiological androgyny (compare intersex), which deals with physical traits, is distinct from behavioral androgyny which deals with personal and social anomalies in gender, and from psychological androgyny, which is a matter of gender identity.[citation needed]

To say that a culture or relationship is androgynous is to say that it lacks rigid gender roles and that the people involved display characteristics or partake in activities traditionally associated with the other gender. The term androgynous is often used to refer to a person whose look or build make determining their gender difficult but is generally not used as a synonym for actual inter sexuality, transgender or two-spirit people. Occasionally, people who do not actually define themselves as androgynes adapt their physical appearance to look androgynous. This outward androgyny has been used as a fashion statement, and some of the milder forms of it (women wearing men's trousers/men wearing skirts, for example) are not perceived as transgender behavior.

Lesbians who don't define themselves as butch or femme may identify with various other labels including androgynous or andro for short. A few other examples include lipstick lesbian, tomboy, and 'tom suay' which is Thai for 'beautiful butch'. Some lesbians reject gender performativity labels altogether and resent their imposition by others. Note that androgynous and butch are often considered equivalent definitions, though less so in the butch/femme scene.

The recently-coined word gender queer is often used to refer to androgynes, but the terms gender queer and androgyne (or androgynous) are neither equivalent nor interchangeable. Gender queer is not specific to androgynes, does not denote gender identity, and may refer to any person, cisgender or transgender, whose behavior falls outside conventional gender norms. Furthermore, gender queer, by virtue of its linkage with queer culture, carries sociopolitical connotations that androgyne does not carry. For these reasons, some androgynes may find the label gender queer inaccurate, inapplicable, or offensive.

An androgyne may be attracted to people of any sex or gender, though many identify as pansexual or asexual. Terms such as bisexual, heterosexual, and homosexual have less meaning for androgynes who do not identify as men or women to begin with. Infrequently the words gynephilia and androphilia are used, which refer to the gender of the person someone is attracted to, and do not imply any particular gender on the part of the person who is feeling the attraction.


History of Androgyne

"The original human nature was not like the present, but different. The sexes were not two, as they are now, but originally three in number; there was man, woman, and a union of the two, having a name corresponding to this double nature, which once had a real existence, but is now lost, and the word "Androgynous" is only preserved as a term of reproach. In the second place, the primeval man was round, his back and sides forming a circle; one head with two faces looking in opposite ways, set on a round neck and precisely alike; also four ears, two privy members, and the remainder to correspond. He could walk upright as men do now, backwards or forwards as he pleased, and he could also roll over and over at a great pace.........

The man was originally the child of the Sun, and the man-woman of the Moon, which is made up of sun and earth, and they were all round and moved round and round like their parents. Terrible was their might and strength, and the thoughts of their hearts were great, and they dared to scale the heavens, and they made an attack on the Gods.

The Gods took council and Zeus discovered a way to humble their pride and improve their manners. They would continue to exist, but he cut them in two like a sorb-apple which is halved for pickling.

After the division, the two parts of man (the Androgyne), each desiring his other half, came together and throwing their arms around one another, entwined in mutual embraces, longing to grow into one; they were on the point of dying from hunger and self-neglect because they did not like to do anything apart; and when one of the halves died and the other survived, the survivor sought another mate, man or woman, as we call them--being the sections of entire men or women--and clung to that.

They were being destroyed when Zeus, in pity of them, invented a new plan. He turned the parts of generation round to the front, for this had not always been their position, and they sowed the seed no longer as hitherto like grasshoppers, in the ground, but in one another; and after the transposition the male generated in the female in order that by mutual embraces of man and woman they might breed and the race might continue; or if man came to man they might be satisfied, and rest, and go their ways to the business of life: so ancient is the desire of one another which is implanted within us, reuniting our original nature, making one of two, and healing the state of man.

Each of us, when separated, having one side only, like a flat fish, is but the identure of a man, and is always looking for his other half....and when one of them meets with his other half, the actual half of himself........the pair are lost in an amazement of love and friendship and intimacy, and one will not be out of the other's sight, as I may say, even for a moment; these are the people who pass their whole lives together; yet they could not explain what they desire of one another. For the intense yearning which each of them has for the other does not appear to be the desire of lovers' intercourse, but of something else which the soul of either evidently desires and cannot tell, and of which she has only a dark and doubtful presentiment."

Plato, "The Symposium," Benjamin Jowet, trans., Great Books of the Western World, Chapter 7, page 157.

"This charming fantasy springs from the feeling side of man, and puts into words the sense of longing that lovers experience--whether for one of the other sex or for one of their own--that goes beyond any rational explanation. Plato's Androgyne seems to be extinct, and only the myth remembered. But, of course, the myth never remotely referred to a species existing on earth fitting that description, but rather to that celestial world of the imagination where all the immortal prototypes for Creation have always existed. The prototypes, like so many ideas conceived in the brilliance of pure inspirations, go through successively disappointing transformations until they are brought forth as mere shadows of the original conception. So it is with the Androgyne, who arose in the collective unconscious of the human race as an archetype; that is, as a dark intimation of a potentiality, never fully to be realized."

June Singer, "Androgyny: Toward a New Theory of Sexuality," by June Singer.

DJ: As I think of this information, I think of the Tower of Babel, and the "One Language, One Speech" that was the basis for the building of a structure that could reach unto heaven. Personally, I am led also to consider the presence of Jacob's Ladder (a portal into heaven), which gives a little plug for my namesake!

The Reconnections have taught us about this "Being of One Mind/ One Soul" in their exposition on "The Living Language of Light." There are also those who suggest that sexuality, itself--which tends to coax up one's energy, and move two (or more) individuals toward a culmination of "one mind/one soul" (climax) is the original "forbidden fruit" that led us toward a uniting of humanity with the divine............albeit on a premature level........and was, therefore, frowned upon. And it is still frowned upon, in many circles. Add to that the more androgynous manifestations of homosexuality, and the acceptance of same, and we can easily see why all the "taboos" are being applied in our current hyper-masculine (reasoning) and structure-addicted society.

June Singer continues:

"Today, we recognize two sexes on this earth, male and female, but the image of the Androgyne is impressed on the psyche as a dominant of the collective unconscious. Its existence is proved by the fact that it emerges from time to time in a multiplicity of guises, and in every part of the world.

Plato's Androgyne suggests, from a psychological point of view, why human beings seem to need each other in a way that goes beyond the demands of pure sexuality or reproduction, of companionship or of society necessity. Do not lovers say to each other, "I am lost without you, incomplete. With you I feel fulfilled. I experience a sense of union when we are together."

Of course, the kind of love that I am making reference to is a symbiotic relationship, a relationship of mutual dependence where each person fills very basic needs for the other. Each is the other half of the sorb-apple, so to speak, and one without the other is not a complete person." ("Androygyny," by June Singer)

DJ: The Reconnections give us teachings regarding this newly forming Being, called "The Hermetic Oneself." Walking within a specified portion of the 3D Template, this Being forms a bridge between the "fantasy" longing of Plato's Writings, and the reality base within which we function now, albeit with great difficulty and frustration.

The emerging energy of this Hermetic Oneself--who contains and embraces both "sides" of the Collective Self, while still physically embodying only one side--is a powerful figure indeed. In a sense, he is both Jesus and Magdalene combined into one. The term "Hermaphrodite," which is also commonly employed in this sense, suggests that very thing: Children of Zeus, brother and sister, Hermes (male) and Aphrodite (female), combined into ONE SOUL.

Is it any wonder that human relationships are in a state of transition at this time? Is it so nebulous to understand why the "nuclear family" is exploding? Our souls are dilating, in order to encompass some new truth, or form of truth, that is starting to be realized in some part of the Collective--even as so many other parts are trying desperately to preserve the status quo, by calling everyone back to the "familiar" (family-like) roles and expectations--which haven't worked till now, and would not work if re-employed, simply because they are incomplete in their essence.

As the Venus Energy expands, our thinking and practices around love and relationship must expand with it, or we will be headed for serious disruption. Dialogue on these changes (sex, relationship, society, child-rearing, financial health, and many more) are desperately needed. If you have ideas on this, I encourage you to write me. I am open to hear, though I may not be able to respond personally in great detail. Unless I am otherwise instructed, contributions may be shared in the Research Forums or on the Web Site, anonymously and somewhat restated. I will happily quote directly, and give your name and e-mail, if you so desire.



GreyS
sumber : Google wikipedia


PS : If someone asked me "What's your label??" I will say "I'm Androgyne but no label."

Saturday, November 15, 2008

College Perk Cafe


Sudah 3 minggu berturut-turut aku habiskan malam minggu-ku di College Perk Café. Sebuah Café kecil di lobby asrama tempat aku tinggal selama di Beijing. Sebenarnya café ini biasa saja, tapi karena murah meriah dan menyediakan free Wi Fi untuk para pengunjung, membuat café ini selalu ramai setiap harinya.

Aku sendiri di Jakarta, jarang sekali (kalau tidak mau di bilang hampir tidak pernah) menghabiskan waktu di café. Memang selama di Jakarta, selain Starbuck aku belum menemukan café senyaman College Perk Café. Starbuck pun yang paling nyaman buat aku hanya yang di Puri Mall. Tapi kalau sering-sering ke Starbuck bisa jebol dompet aku.

Di College Perk Café ini, selain murah meriah dan free Wi Fi, juga nyaman buat belajar atau sekedar ngobrol-ngobrol. Lampu yang temaram membuat café ini berkesan romantis. Lagu yang diputar tidak terlalu berisik, sehingga tidak mengganggu konsentrasi. Jendela yang tembus pandang membuat pandangan ke depan bebas lepas. Aku bisa melihat orang-orang, dari aneka negara, berlalu lalang di depan asramaku. Juga bisa melihat orang-orang keluar masuk café ini untuk berbagai macam tujuan. Ada yang belajar, kerja, pacaran, sekedar ngobrol-ngobrol, atau main internet.

Aku tidak pernah puas kalau tidak menghabiskan waktu berlama-lama disini. College Perk Café-ku tersayang. Seandainya di Jakarta ada café senyaman dan semurah café ini.



GreyS

Tuesday, November 11, 2008

Suzhou, Hangzhou dan Shanghai



Suzhou : Kota air dan Sutra

Setelah perjalanan yang melelahkan selama + 10 jam, akhirnya pagi ini kami (aku & rombongan sekolah) tiba di Suzhou, kota pertama dalam Study Trip kami selama beberapa hari ke depan. Dari station kereta Suzhou, kami langsung ke hotel untuk sekedar cuci muka, sikat gigi, breakfast dan menyimpan barang-barang.

Setelah selesai breakfast kami langsung diajak ke Wang shi yuan (Master of the Fishing Net Classical Garden) adalah taman yang dibangun pada jaman Dynasty Song (960 – 1279) ini sejak tahun 1997 di masukan ke daftar situs UNESCO World Heritage dan dibuat tiruannya di Ming Hall Garden of the Metropolitan Museum of Art in New York. Meski dari luar terkesan kumuh dan terletak di jalan kecil, tapi ternyata dalamnya cukup bagus dan kesan kuno-nya tidak hilang. Disitu juga ada beberapa benda-benda bersejarah, sayangnya karena melihat taman yang bagus, kami jadi lebih tertarik foto-foto dari pada mendengarkan cerita Guide yang tidak terlalu kami mengerti.

Setelah dari Wang Shi Yuan, kami diajak makan siang di daerah Silk Factory. Sehingga setelah selesai makan siang, kami hanya perlu berjalan kaki sebentar untuk menuju ke Silk Factory. Suzhou sendiri sejak jaman Dinasti Song (960-1279) sudah terkenal dengan Silk Factory-nya.

Dalam Silk Factory ini kami di jelaskan sedikit proses pembuatan sutra. Dari masih berupa ulat, kepompong, sampai cara penenunan hingga menjadi kain. Disitu juga diadakan fashion show busana-busana dari sutra. Sayang aku telat masuk sehingga hanya melihat saat penutupan. Dibagian lain terdapat 1 area tempat mereka menjual semua hasil produksi. Ada seprai, baju, selendang, dan lain-lain. Karena harganya yang tergolong tidak terlalu mahal untuk ukuran sutra asli, akhirnya aku membeli 2 buah baju khas Shanghai untuk mamiku.

Setelah puas belanja, kami diantar untuk mengelilingi kota Suzhou dengan boat. Suzhou memang terkenal sebagai kota air, dikarenakan sebagian dari sungai YangTze mengaliri kota Suzhou. Dari sungai ini, kami melewati jembatan yang paling terkenal di Suzhou yaitu Maple Brigde.

Seorang pujangga di jaman dinasti Tang (618-907), Zhang Ji, pernah membuat puisi yang terkenal hingga saat ini. Bahkan sampai di buat sebagai lagu dan sympony oleh beberapa composer. Judulnya Feng Qiao Ye Bo atau dalam bahasa Inggris “Anchoring at night at the Maple Bridge. Di bawah ini aku tuliskan potongan kalimatnya yang paling terkenal.

枫 桥 夜 泊
feng qiao ye bo
(Anchoring at night at the Maple Bridge)
By : Zhang Ji

月 落 呜 啼, 霜 满 天
yue lao wu ti , shuang man tian
The moon goes down, a raven cries, frost fills the sky.

江 枫 渔 火, 对 愁 眼
jiang feng yu huo , dui chou yan
River maple, fishing fires, facing sadness lie.

故 苏 城 外, 寒 山 寺
gu su cheng wai, han shan si
Outside Suzhou city, the sound of Cold Mountain Temple’s midnight bell.

夜 半 钟 声, 到 客 船
ye ban zhong sheng, dao ke chuan
Reaches the visiting boat.


Hangzhou : Romantic City

Perjalanan menuju Shanghai, bila melalui Suzhou tidak akan lengkap tanpa singgah sebentar di Hangzhou. Banyak orang menyebut Hangzhou sebagai Romantic City atau Paradise in World. Bahkan seorang penjelajah Italia, Marco Polo, pernah menyebut Hanzhou sebagai "the most splendid heavenly city in the world". Karena disini banyak taman dan tempat rekreasi yang bisa dikunjungi oleh pasangan atau keluarga yang ingin menghabiskan waktu di akhir pekan. Dan lagi 2 legenda cinta sepanjang masa, Legenda Ular Putih dan SamPek EngTay, berasal dari kota ini.

Selama 1 hari 1 malam kami di HangZhou, kami di ajak ke Xihu (West Lake). Konon danau ini terbentuk karena mutiara Mahadewa Langit jatuh ke bumi dan dalam Legenda Ular Putih, danau ini adalah tempat pertemuan pertama Bai Su Xhen dan Xu Xian.

Ditepi West Lake juga terdapat sebuah Pagoda yang disebut Lei Feng Pagoda. Konon pagoda tersebut adalah pagoda yang di gunakan untuk memenjarakan Bai Su Zhen. Pagoda Lei sendiri Feng dibangun pada tahun 975. Penyair-penyair China dimasa lalu sering membuat puisi yang terinspirasi dari West Lake dan Pagoda Lei Feng ini. Salah seorang penyair yang terinspirasi dari keindahan danau ini adalah Su Dong Po, seorang penyair ternama di masa Dynasty Song (960-1127).

Disekitar West Lake terdapat sebuah gunung yang disebut Gunung LongJing. Gunung LongJing ini terkenal dengan perkebunan Teh Hijau-nya. Daun the hijau LongJing sungguh lembut dan datar. Sehingga saat kita merebus daun teh tersebut di suhu 80’ C, daun teh tersebut akan mengembang. Sari tehnya akan berwarna kuning kegelapan, akan mengeluarkan aroma yang manis, dan mellow. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa XiHu LongJing Tea terkenal akan 4 keajaibannya, yaitu green color, sweet smell, mellow taste dan beautiful shape. Namun kalau kita ingin menikmati XiHu LongJing Tea ini, kita harus berani merogoh kocek sekitar 150 – 300 RMB untuk 1 paket teh.

Disisi lain kota Hangzhou terdapat sebuah kota tua yang dijadikan objek wisata dan museum. Wen Zhou nama daerah itu. Berkunjung ke Wen Zhou seakan-akan sedang berada di Venesia karena Wen Zhou dibangun di pinggiran sungai Yang Tse. Kita bisa naik perahu untuk mengelilingi tempat tersebut. Dan biasanya saat kita naik tukang perahu akan menyanyikan lagu-lagu daerah. Biaya untuk menyewa perahu tergolong murah 80 RMB sekali jalan. Sedangkan perahu tersebut bisa dimuati 7-8 orang. Sebagian rumah di Wenzhou masih dihuni dan sebagian lagi di jadikan Museum. Daerah ini juga sering di jadikan background dalam film-film China kuno atau film-film kungfu.


Shanghai : Kota modern

Dari Hangzhou ke Shanghai tidak membutuhkan waktu perjalanan yang panjang. Hanya 2 jam menggunakan bus. Sayangnya di Shanghai ini aku tidak terlalu mempunyai kesan yang dalam, selain gedung-gedungnya yang Futuristik dan Xiao Long Bao-nya yang benar-benar enak (aku belum pernah makan Xiao Long Bao seenak di ShangHai). Selebihnya Shanghai tidak berbeda dengan kota-kota besar lainnya. macet dan semrawut. Apalagi selama disana kami diberikan waktu bebas, sehingga aku dan teman-teman hanya pergi dari 1 pub ke pub lainnya.

Namun ada 1 tempat perbelanjaan, aku lupa menanyakan namanya, tempat itu pusat perbelanjaan seperti Pasar Baru yang dibangun dengan gaya Istana Kaisar jaman dahulu. Bahkan Starbuck café-nya juga berbentuk Istana kekaisaran. Di belakang pusat perbelanjaan tersebut juga ada taman yang sangat indah dengan arsitektur kuno.



GreyS.

Sunday, November 9, 2008

Mid Test

Sabtu, 1 November 2008 – 5 hari menjelang Mid Test
Mulai hari ini aku tidak mau kemana-mana. Aku juga mau mengurangi jatah browsing dan chatting. Aku mau belajar seharian di kamar.

Tapi hari ini kan sabtu, bosan ah kalau belajar di kamar terus-terusan.

Ya sudah, turun deh belajar di College Perk Café. Kalau hari biasa kan ramai, mumpung hari sabtu sepi.”

Dan akhirnya di College Perk Café yang free internet, tetap saja aku lebih banyak browsing internet dan memperhatikan orang lalu lalang daripada belajar.


Minggu, 2 November 2008 – 4 hari menjelang Mid Test
Hari ini pulang gereja, aku mau langsung belajar.”

Tapi setelah pulang gereja kan cape, kalau cape kan tidak bisa belajar dengan baik.”

Ya sudah, setelah pulang gereja tidur siang dulu sebentar, makan trus langsung belajar.

Dan akhirnya aku malah tidur kebablasan sampe malam.


Senin, 3 November 2008 – 3 hari menjelang Mid Test
Mulai hari ini aku tidak main Tennis dulu sementara waktu. Aku mau belajar.”

Tapi ngantuk. Bobo dulu ah sebentar.”

Dan aku kebablasan lagi….


Selasa, 4 November 2008 – 2 hari menjelang Mid Test
Aku harus mulai review semua pelajaran.”

Tapi aku harus check e-mail dan kurs penutupan hari ini dulu. Buka internet dulu deh sebentar.”

Dan sebentarnya aku buka internet itu artinya 2 jam…


Rabu, 5 November 2008 – 1 hari menjelang Mid Test
Arhggggg…… Mid Test tinggal besok. Aku belum selesai review semuanya. Mana tadi siang tidak bisa mengerjakan latihan soal. Mana masih banyak character huruf yang belum aku hafal. ”

T I D A KKKKKKKK ……

Buku-buku segera aku persiapkan.
Buku pertama aku buka-buka kembali. (Buka doang)
Buku kedua aku coba selesaikan latihan-latihannya. (Sebisanya doang)

Tugas-tugas sebelumnya aku check kembali.
Masih ada yang salahkah, bagaimana waktu itu aku mengerjakannya.

Contoh soal buat ujian, aku coba selesaikan lagi.
(Tapi ga selesai-selesai, sampai jam 1 pagi)


Akhirnya Sistem Kebut Semalam digunakan lagi….



GreyS

Tuesday, October 28, 2008

Rencanaku dan Rencana-Nya

"Rencana-nya seh aku sekolah bahasa di Beijing 1 tahun."
"Rencana-nya seh liburan musim dingin ini, aku mau pulang ke Jakarta sebentar. Setelah itu baru ke Hongkong, nemuin saudara."
"Rencana-nya aku mau beliin oleh-oleh yang banyak buat adik-adik, saudara-saudara, dan teman-temanku di Jakarta."
"Rencana-nya seh setelah dari Hongkong, mau jalan-jalan sebentar ke Jepang & Korea."
"Rencana-nya seh semester depan mau ambil kelas masak juga di tempat les deket kampus."
"Rencana-nya seh setelah 1 tahun ambil bahasa, aku mau apply kerjaan di Singapore."

"Rencana-nya.... Rencana-nya.... Rencana-nya.... "

Banyak banget perencanaan yang sudah aku buat jauh-jauh hari. Tapi semua memang harus balik lagi kepada-Nya, pemilik dunia sesungguhnya.

Ketika aku baru berencana belajar ke China saja, sebenarnya sudah cukup banyak penghalang yang menghadang. Setelah 3 tahun Tuhan benar-benar mengabulkan keinginanku. Sesuai dengan doa-ku setiap hari saat itu.

" Tuhan, aku tidak tahu apa yang aku ingin kuminta kepada-Mu, hanya Engkau sendirilah yang tahu, apa yang sesungguhnya aku butuhkan. "

Dan saat ini aku juga hanya bisa berdoa yang sama. Semua yang aku rencanakan seperti sedang di uji dengan adanya Resesi Global saat ini.

Siang ini mami-ku SMS dengan nada panik. "Mami sudah transfer uang. Cepetan beliin RMB semuanya. Siang ini Dollar sudah mencapai Rp. 12,500." Aku yang sedang berusaha tenang, menjadi tambah panik dengan SMS itu.

Bagaimana tidak panik. Dengan makin tingginya harga RMB dan Dollar tentunya biaya sekolah aku dan biaya hidupku disini tambah mahal. Dan aku tidak tega untuk membebani keluargaku dengan menambah 1 semester disini. Tapi kalau mau pulang dengan kondisi resesi seperti ini pun, aku pesimis bisa segera mendapat kerjaan seperti yang aku harapkan. Dan pastinya semua rencana yang sudah aku buat berantakan total.

Hanya 1 keyakinan aku saat ini, yang membuat aku sedikit tenang. Tuhan pasti tidak akan membiarkan aku 1/2 jalan lagi. Tapi semua yang terjadi dan yang terbaik adalah rencana-Nya bukan rencanaku.


GreyS











Tuesday, October 21, 2008

Pencuri Hati

Itu ungkapan yang dia gunakan saat aku menggambarkan tentang gadis yang sedang aku sukai. Tanpa dia sadari bahwa yang aku maksud adalah dirinya sendiri.

Saat ini dia memang sedang mencuri hatiku perlahan-lahan, entah disadarinya atau tidak. Tapi dari hari ke hari aku semakin suka padanya. Aku suka senyum nakalnya. Aku suka candaannya. Aku suka ceplas-ceplosnya. Aku suka kepolosannya. Aku suka keriangannya.

Aku yang tidak pernah jatuh hati dengan orang yang jarang kutemui. Aku yang selalu bilang tidak mungkin jatuh hati dengan teman Chat. Aku yang selalu mencari pasangan yang se-agama. Aku yang selalu mencari orang yang jauh lebih dewasa. Tapi kali ini dia berhasil mematahkan semua prinsipku dalam mencari pasangan. Kali ini aku jatuh hati dengan teman Chat-ku. Orang yang baru 3x aku temui sebelum aku berangkat kemari. Orang yang umurnya sedikit lebih tua, tapi kepolosannya menyamai anak kecil.



Dia berhasil mencuri hatiku….
Dan aku jatuh hati padanya…
Pada Malaikatku…

Dia memang bukan bidadari yang turun dari khayangan,
Tapi dia Malaikat yang dikirim Tuhan.

Dia memang bukan bintang di langit malamku,
Tapi dia cahaya lilin yang menerangi gelapku saat ini.

Aku memang belum melihat masa depanku bersamanya,
Tapi bersamanya aku menemukan hidupku saat ini.

Dengannya aku bisa menggunakan logika bahwa kami belum tentu bisa bersama,
Tapi dengannya aku tidak perlu berbohong betapa aku suka dia.

Dengannya aku tidak berharap bisa menjadi pendamping selamanya,
Aku hanya berharap bisa menemaninya di kala suka dan duka.


Terima kasih Malaikatku…
Terima kasih atas semua yang kau lakukan untukku.
Terima kasih atas kepercayaan yang kau berikan padaku saat pertemuan pertama kita.
Terima kasih atas semangat yang kau berikan selama ini.
Terima kasih atas senyum yang kau kembalikan kepadaku.


GreyS

Saturday, October 18, 2008

The Drama Queen

Sewaktu di Jakarta saya pernah terluka karena teman yang bermuka dua. Itu sebabnya saya sempat menulis tentang orang-orang yang suka "makan" teman sendiri. Teman-teman saya juga sampai mengatakan saya naif sekali. Mungkin benar kata mereka, saya naif sekali, bahkan sampai sekarang pun saya ternyata masih terlalu naif. Saya masih dengan mudahnya mempercayai orang yang belum saya kenal sepenuhnya. Hanya karena akhir-akhir ini sering chatting sama dia atau berasal dari community yang sama.

Satu hal yang saya lupa. Di dunia ini banyak sekali "the Drama Queen", orang-orang yang benar-benar pandai menbuat cerita fiksi menjadi seakan-akan benar terjadi,atau membuat kisah yang biasa saja menjadi mengharu biru. Padahal saya juga pernah di sindir sebagai Drama Queen sewaktu saya sedang putus asa dan depresi berat karena cinta. Bahkan kisah cinta saya sendiri pun pernah di permainkan bagaikan tarik-ulur cerita sinetron.

Tapi itu lha saya. Karena saya pada dasarnya tidak pernah menaruh pikiran jahat ke orang. Saya bisa dengan mudah tertipu. Untungnya Tuhan selalu mengirimkan seseorang atau apapun untuk memperingati saya. Seperti semalam, kalau tidak karena peringatan dari salah seorang teman, saya pasti sudah ikut serta ke dalam "permainan" yang dimainkan teman chatting saya.

Sebenarnya saya ingin sekali mempunyai orang yang bisa saya percayai. Saya percaya sebagai sahabat, sebagai tempat berbagi suka dan duka. Tapi sepertinya saya akan benar-benar naif sekali kalau mengharapkan hal itu. Apalagi di dunia Maya seperti ini.

Teman saya pernah berkata "What ever you feel, what ever you see, and what ever you hear, it just illussion." Dalam dunia maya tidak pernah ada yang asli. Dan sekarang saya mengerti maksud teman saya itu. Di dunia nyata saja sudah banyak kepalsuan dan sandiwara, bagaimana di dunia maya.

GreyS

Sunday, October 5, 2008

Takdir Tuhan....

Malam ini atau besok pagi-pagi sekali gw harus pulang ke Jakarta” kata temanku
Oma gw meninggal tadi pagi. Sekarang gw harus secepatnya cari tiket pesawat.” Lanjutnya lagi.
Temanku yang biasanya selalu ceria, hari ini tampak benar-benar tegang. Wajahnya pucat terlihat jelas habis menangis.

Kematian, jodoh, dan rejeki adalah takdir Tuhan. Itu pepatah yang sering kudengar. Dan akhir-akhir ini sering aku gunakan untuk berdalih kalau-kalau ada yang menanyakan kenapa aku belum punya pacar di usiaku yang sudah menuju seperempat abad ini.

Kita memang tidak pernah tahu kapan seseorang meninggal, dengan siapa seseorang berjodoh, dan bagaimana rejekinya kelak. Banyak orang yang karena ingin mendului maksud Tuhan akhirnya pergi ke Tukang ramal, memakai jimat dan sebagainya. Tapi meski begitu apakah benar-benar ada yang bisa membaca Takdir Tuhan???

***

Satu hari setelah aku pulang dari perjalananku ke Inner Mongolia, aku juga baru tahu kalau Papiku mengalami kecelakaan yang mengharuskan beliau di opname selama 5 hari di rumah sakit. Itu pun aku diberi tahu karena aku yang inisiatif menelepon, kalau tidak aku pasti tidak akan diberitahu dengan alasan agar aku tidak cemas. Memang aku tidak begitu dekat dengan Papiku setelah pertengkaran hebat 12 tahun yang lalu, tapi aku juga bukan orang yang tega melihat dia tidak berdaya di rumah sakit.

Setelah aku mendengar kabar tentang Oma temanku, aku juga tambah cemas dengan keadaan keluarga di Jakarta. Apalagi sejak aku disini, Omaku hanya tinggal berdua dengan pembantu. Sejak kecil aku juga tidak pernah jauh dari Omaku lebih dari 1 minggu. Dan ini pertama kalinya dalam hidupku, aku jauh dari dia untuk jangka waktu yang lama.

Selama ini memang cuma aku yang paling dekat dengan beliau. Maklum sejak usia 2 bulan, karena Mami dan Papiku sibuk bekerja, aku sudah berada dalam asuhan beliau. Adik sepupuku cerita dalam percakapan lewat YM beberapa waktu yang lalu. Sampai saat ini pun Omaku kekeuh tidak mau ditemani oleh orang lain atau cucu yang lain. “Risih” itu alasan yang selalu dia katakan tiap kali aku menganjurkan agar kedua sepupu lelaki-ku bergantian menginap, untuk menemani beliau.

Mungkin keputusanku untuk belajar jauh dari rumah dan keluargaku adalah keputusan yang tepat. Karena setelah aku berada disini, aku baru mengerti arti kata “RINDU”, aku juga baru menyadari arti kehadiran keluargaku. Apalagi sebaik-baiknya dan sedekat-dekatnya teman disini, tetap saja tidak bisa dijadikan tempat untuk bermanja-manja dan berkeluh kesah. Baru kali ini dalam hidupku, aku takut jatuh sakit. Padahal di Jakarta, aku adalah orang yang tidak pernah takut mati.

Sejak aku berada jauh dari mereka, tiba-tiba saja orang tuaku jadi romantis. Seumur-umur mereka tidak pernah mengatakan “sayang” kepadaku, tapi setelah aku disini, setiap kali mereka telepon pasti mereka mengatakan “sayang”. Seumur-umur kemanapun aku pergi traveling, mereka tidak pernah menanyakan foto-fotoku, tapi setelah aku disini hampir setiap aku mengirim e-mail, mereka meminta aku mengirimkan foto-fotoku.

***

Kematian, jodoh, dan rejeki adalah takdir Tuhan. Aku tidak pernah tau apa yang akan terjadi dengan diriku dan juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Aku tidak pernah tahu dengan siapa aku akan berjodoh kelak. Dengan perempuan kah?? Atau dengan lelaki kah?? Aku juga tidak tahu sepulangnya dari Beijing ini, aku akan bekerja dimana atau akan berbisnis apa??

Dan ketika aku dan temanku datang ke kota ini, tentunya kami tidak berharap kami harus pulang mendadak ke Jakarta karena kondisi yang menyedihkan dan memaksa kami pulang sesegera mungkin.



Tuhan,
Aku berdoa untuk seluruh anggota keluargaku,
Saudara-saudaraku,
Juga teman-temanku,
Dimanapun mereka berada,
Jauhkanlah dan lindungilah mereka,
dari segala marabahaya dan sakit berat.
Aku mohon dengarkanlah doaku ya Tuhan.
Amin.



GreyS

Friday, October 3, 2008

Inner Mongolia



Cape.....

Cuma itu kesan dari tour 3 hari 2 malam ke Inner Mongolia kemarin. Habisnya mau di bilang asik tapi aku sedikit sengsara di jalan, tapi di bilang tidak enak pun buktinya aku enjoy. Memang seh aku enjoy karena disana ketemu Vicky Zhao versi Jepang dan selama perjalanan aku bareng dia terus. Terakhir dapat alamat e-mail dia lagi.

Di Inner Mongolia sendiri sebenarnya tidak ada objek wisata yang benar-benar menarik (atau aku yang kurang berkeliling, aku tidak tahu juga). Yang bisa mereka jual hanyalah pemandangan di padang rumput, langit cerah yang bertaburkan bintang di malam hari, rumah tenda khas Mongol yang sudah ada sejak jaman dulu dan gurun pasir buatan dimana kita bisa naik unta disitu.

Salah satu Kuil yang terkenal di situ, yang disebut Hohhot Five Pagoda, juga terlalu biasa saja. Bahkan suasana sakralnya bisa dibilang sangat kurang. Karena di halaman depannya digunakan sebagai taman bermain dan disekelilingnya ruko-ruko tempat berjualan cinderamata dan minuman.

Aku baru mengerti kenapa orang-orang China sangat pelit dengan air dan listrik. Dan bisa dibilang sangat amat jorok dalam hal Sanitasi. Air disini ternyata memang sangat sangat susah didapat. Sepanjang perjalanan ke Inner Mongolia, pemandangan yang bisa aku lihat hanyalah pemandangan gunung-gunung kapur. Meski banyak rumput di sekelilingnya, tapi pepohonan besar yang memungkinkan untuk menahan air sangat jarang.

Aku juga baru tahu kenapa teman-temanku, yang pernah tinggal disini atau sudah lebih lama tinggal disini, selalu bilang “Kalau kita mau bergaul dengan penduduk local, setiap harinya pasti akan ada pelajaran baru yang kita dapat.” Dan temanku yang lain bilang “China adalah tempat bersatunya budaya modern dan kuno.”
Selama 24 tahun lebih aku hidup baru selama 3 hari kemarin aku melihat Toilet umum tanpa pintu. Dan orang-orang sini cuek saja menggunakan Toilet tersebut tanpa ada perasaan risih sedikit pun. Bahkan di salah satu restaurant mewah, toiletnya benar-benar tanpa sekat sedikit pun.

Dan karena banyak yang bilang, “pergi ke Mongol tidak menginap di rumah tenda, sama saja belum pernah pergi.” Maka malam pertama aku menginap di rumah tenda. Rumah tenda seperti ini masih banyak di dapati di pedalaman Mongolia. Kurang lebih 4 jam dari kota terdekat. Pemandangan padang rumput dan taburan bintang di langit malamnya juga sangat indah.

Karena pemandangan ini yang di jual, maka saat menjelang malam disini sangat minim listrik. Cahaya listrik yang ada hanya dari tenda ke tenda. Itu pun kalau tenda tersebut ada yang menginap atau penggunanya tidak mematikan lampu. Saking gelapnya dan semua tenda di bikin hampir sama persis, sampai-sampai aku 2 kali tersesat ketika pergi ke toilet.

Tapi semua pengalaman selama 3 hari itu benar-benar tidak akan terlupakan. Sampai saat aku menulis ini pun, sakit pinggang karena belasan jam duduk di Bus masih aku rasakan.



GreyS

Monday, September 29, 2008

I'm a Big Girl in the Big City and in the Big World... part II

"Kemenangan dan keberuntungan tidak selalu datang berturut-turut."

Bila kemarin aku pulang ke asrama dengan perasaan senang, seperti membawa piala kemenangan. Hari ini aku pulang ke asrama dengan hati dongkol, seperti prajurit yang kalah perang. Aku hanya bisa pasrah tapi masih ada perasaan tidak rela di hatiku. Mau tau alasannya????

Begini ceritanya....

Hari ini adalah hari pertama dari liburan panjang perayaan hari kemerdekaan bagi orang-orang di negeri China ini. Berhubung besok aku akan berangkat berpetualang ke Inner Mongolia dan keperluan musim dingin belum beli sama sekali, maka aku dan 3 temanku memutuskan untuk membeli keperluan musim dingin hari ini. Agar baju dinginnya bisa dipakai sekalian di Inner Mongolia yang memang terkenal cukup dingin.

Pagi-pagi kami ber-4 sudah berangkat naik Ditie (istilah untuk Subway disini). Karena hari pertama liburan, Ditie ramainya bukan main. Hari kerja saja kalah ramai. Kami sampai harus ikut berdesakan seperti pindang, karena tidak mungkin untuk menunggu Ditie sepi. Tujuan pertama sebenarnya ke XiDan, Mangga dua-nya Beijing, tapi entah mengapa tujuan berubah ke YongAnLi, pusat perdangangan barang-barang bermerek yang AsPal alias asli tapi palsu.

Di YongAnLi barang-barang palsunya cukup bagus dan dibuat dengan sangat rapi. Sehingga aku bisa jamin mata orang awam seperti aku, apalagi yang memang bukan pengguna barang-barang bermerek, tidak akan bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Mungkin karena itu pula harga barang-barang disini sangat amat mahal.

Dari kemarin-kemarin aku kan memang ingin sekali beli kaos oblong yang ada tulisan "I love Beijing" karena itu sebenarnya salah satu slogan Olimpiade 2008. Dan di YongAnLi, kaos itu (yang palsu tentunya) dijual hampir setiap kios yang menjual T-shirt. Karena naksir aku coba menanyakan harganya sambil meminta memegang bahannya. Harga awal yang mereka buka adalah 135RMB/piece. Meski sablonannya cukup bagus tapi karena bahannya terlalu tipis tadinya aku sudah tidak ingin beli. Tapi penjualnya benar-benar menahan aku dan tetap memaksa aku untuk beli kaos tersebut. Menyesal aku karena iseng-iseng nanya harga.

Karena kesal, aku tawar saja 100RMB untuk 2 kaos, hitam dan putih. Aku pikir dengan harga yang turun jauh tersebut pelayan itu akan berhenti untuk memaksa aku beli, tapi ternyata aku yang harus menyerah karena akhirnya dikasih 100RMB untuk 2 kaos. Aku benar-benar menyesal untuk yang kedua kalinya, kenapa aku tidak bilang 50RMB untuk 2 kaos.

Karena barang-barang yang kami cari sebenarnya tidak ada yang cocok di YongAnLi, akhirnya kami memutuskan pindah ke tujuan awal yaitu XiDan. Dari YongAnLi ke Xidan, Ditie-nya penuh lebih parah lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk berpencar sementara. Karena kalau kami memaksa menggunakan Ditie yang sama ber-4, tidak akan bisa masuk ke dalam Ditie. Sesampainya di XiDan, karena banyaknya pengunjung, kami sempat terpencar lagi menjadi 2 group. Aku menemani temanku melihat-lihat aksesoris, dua orang lainnya melihat-lihat syal.

Ketika melihat-lihat aksesoris itu, aku menemukan cincin yang cocok untuk diukirkan nama Chineseku. Cuma harga yang dibuka terlalu mahal. Karena temanku yang lain sudah menelepon, mengabarkan baju yang kami cari ada di lantai atas, aku tidak sempat lagi menawar. Akhirnya aku pergi begitu saja. Tapi dalam pikiranku, seselesainya membeli baju hangat, aku pasti akan membeli cincin tersebut. Di lantai atas, aku memang dengan mudah menemukan baju yang aku cari. Pertama penjualnya membuka harga 45RMB. Aku dan temanku mencoba menawar 30RMB, kata orangnya tidak bisa, harga pas-nya 40RMB. Dan karena merek yang sama di supermarket 50RMB, aku pun setuju dengan harga 40RMB itu.

Setelah selesai membeli baju hangat, aku mencari temanku yang lain. Temanku itu ternyata juga ingin membeli baju yang sama. Akhirnya kami kembali ke daerah toko tadi, tapi temanku masuk ke toko sebelahnya. Dan dia berhasil membeli baju hangat yang sama dengan punyaku dengan harga 30RMB. Itu adalah penyesalan yang ke-3 hari ini. Kenapa aku tidak lebih gigih menawar.
Argh....... KESAL.....

"Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Untung baru beli satu baju." ucapku dalam hati, mencoba menghibur diri. Dan setelah semua temanku selesai belanja, aku kembali ke penjual cincin yang tadi. Aku minta bantuan temanku untuk menawarkan harga cincin yang aku taksir. Aku sudah bilang sebelumnya ke temanku kalau dapat 20RMB + ukir nama, aku ambil. Karena di Jakarta ukir namanya saja sudah Rp. 35,000 dan di Jakarta tidak bisa mengukir huruf Hanzhi. Oleh temanku itu ditawar 15RMB + ukir, awalnya penjualnya bilang OK, tapi diukirnya di tempat lain. Kami deal dengan harga tersebut. Eh.... ternyata setelah diantar ke tempat pengukir, dia dengan santainya bilang harga 15RMB itu belum termasuk biaya ukir. Meski kami sudah marah-marah, dia tetap tidak perduli dan pergi meninggalkan kami begitu saja. Damn.... umpatku dalam hati. Penyesalan yang ke-4 hari ini.

Karena sudah terlanjur membeli cincin, tidak mungkin juga aku batal ukir cuma karena harus bayar. Akhirnya kami mencoba menawar 10RMB untuk ukir 2 cincin masing-masing 3 huruf. Tidak dikasih. Temanku mencoba menawar 12 RMB, orangnya masih belum OK. Aku yang sudah kesal, keceplosan ngomong 15RMB untuk ukir 2 cincin. Langsung deal. Tapi temanku bilang harusnya aku jangan kasih harga tinggi dulu. Ya sudah lha... balik lagi "yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Yang sudah terucap tidak mungkin ditarik kembali."


GreyS






Sunday, September 28, 2008

I'm a Big Girl in the Big City and in the Big World

Hari ini aku bener-bener merasa jadi pemenang. Sepanjang sore tadi aku hampir tidak bisa berhenti tersenyum. Bahkan kalo membayangkan ulang aku jadi terharu sendiri. Padahal semua itu cuma karena aku berhasil mengambil kiriman Indomie dari Jakarta SENDIRIAN.... Sederhana yah?? Tapi keberhasilan hari ini punya arti yang mendalam buat aku.

Jujur saja semakin hari, aku semakin kelimpungan dengan pelajaran di kelas. Aku merasa tertinggal jauh dari teman-temanku yang baru sama-sama belajar. Dan itu semua malah membuat aku semakin stress. Apalagi teman sekamarku juga sibuk pamer kemampuan bahasa dia. Itu semua malah semakin membuat aku tidak percaya diri disini. Dan malah membuat aku semakin tidak bisa belajar dengan baik.

Belum lagi sebagian teman-teman satu agent yang sibuk dengan gank masing-masing, sibuk shopping, dan sibuk bermain. Persis seperti anak-anak SMU. Dan seperti biasa, karena aku tidak suka shopping, dan tidak terlalu suka memerhatikan fashion. Aku tidak bisa nyambung dengan teman-teman lain. Itu semakin membuat aku merasa kesepian dan merasa sungkan untuk minta bantuan mereka.

Aku sebenarnya takut untuk pergi sendirian. Hotel tempat saudara jauhku itu menginap bisa dikatakan benar-benar jauh dari distrik tempat aku tinggal. Dari ujung ke ujung. Kurang lebih 1 jam naik kereta. Sedangkan aku masih belum bisa bicara dengan benar. Dan tabiat orang-orang disini yang tidak sabaran dan kurang pengertian, semakin membuat aku tadinya ragu pergi sendirian. Tapi hari ini sebenarnya ada Make Up Class, tidak mungkin kan aku minta temanku ikutan bolos cuma karena mau mengambil titipan sekardus Indomie. Makanya aku akhirnya memberanikan diri pergi sendirian.

Sejak semalam aku sudah mempersiapkan diri untuk petualangan hari ini. Aku juga sudah berdoa agar tidak tersesat terlalu jauh. Dan benar saja siang tadi aku benar-benar jadi seperti anak hilang, di kota yang begini luas. Jalan kaki sendirian, mencari hotel yang nama dan alamatnya kurang jelas, hanya dengan bermodalkan peta. Aku mencoba bertanya ke setiap orang atau polisi yang aku temui, tapi hampir semuanya tidak ada yang mengerti ucapanku. Sempat aku diomelin karena ucapanku yang kurang jelas. Ada juga yang kegirangan bisa berbicara sama aku karena aku bukan orang lokal. Lucunya orang itu sampai telepon ke temannya cuma untuk bilang ada orang asing butuh bantuan. Dan meminta temannya untuk berbicara dalam bahasa Inggris denganku.

Tapi thanks God akhirnya semua berhasil aku lalui dengan gemilang. Aku berhasil menemukan hotel tersebut. Meski akhirnya aku harus minta bantuan sopir taksi. Karena ternyata aku sudah tersesat terlalu jauh. Sopir taksi tersebut sampai mentertawakan aku. Karena ternyata hotel yang aku cari terletak tidak jauh dari station kereta tempat pertama aku turun. Tapi semua itu tidak mengapa karena yang terpenting, aku berhasil mendapatkan kiriman itu dan aku juga berhasil mengalahkan ketakutan aku sendiri. Dan tidak menjadi anak manja yang hanya mengandalkan teman.

Tuhan,
Aku benar-benar berterima kasih untuk pelajaran penting hari ini.
Hari ini aku baru belajar berjuang dan mandiri di kota sebesar Beijing,
tapi masa depanku kan masih seluas dunia yang Kau ciptakan.
Bantulah aku sekali lagi ya Tuhan
untuk berjuang dan bertahan menghadapi kerasnya dunia kelak.
Kuatkanlah aku agar aku tidak terjatuh kedalam keterpurukan dan keputus asaan.
Amen


GreyS






Saturday, September 27, 2008

Kosong....

Entah sudah keberapa kalinya, dalam hidupku, aku merasakan perasaan ini...

Kosong...

Yah.... hari ini aku tiba-tiba merasakannya sekali lagi...
Perasaan hampa dan sepi yang aku benci...
Aku bingung, di tempat yang begini ramainya, begini hiruk pikuknya,
kok bisa aku masih merasa sendirian??

Aku rindu keluargaku...
Aku rindu saudara-saudaraku...
Aku rindu teman-temanku...
Aku rindu kekasih hatiku....
Aku rindu orang-orang yang bisa mengerti aku...

Apa aku egois jika aku ingin di mengerti??
Apa aku egois jika aku ingin di cintai??

Aku rindu hangatnya pelukan...
Aku rindu panasnya percintaan...

Apa aku berdosa jika aku ingin merasakan pelukan hangat??
Apa aku berdosa jika aku ingin merasakan panasnya api cinta??

Tapi saat ini semua yang kurasakan begitu kosong...

Entah siapa dan apa yang akan memenuhi semua kekosongan ini...
Aku hanya berharap kekosongan ini akan segera terpenuhi...



GreyS

Wednesday, September 17, 2008

Rindu yang menggila

Sudah sering kali aku selalu mengatakan ke teman-temanku bahwa aku tidak ingin lagi mengenang tentang "dia'. Aku kesini, ke dunia baru ini untuk benar-benar melupakannya. Tapi semakin ingin aku melupakannya, semakin sering bayangnya menghantui diriku dan mimpi-mimpiku. Seperti malam-malam terakhir ini. Apalagi kemarin aku di kenalkan ke seorang wanita yang sesusia dengan dia.

Meski setiap mengenang dia, hanyalah rasa sakit yang aku rasakan.....
Tapi cinta pasti bisa mengalahkan semua kemarahan yang pernah ada....
Semoga aku bisa menghapuskan semua rasa sakit yang pernah ia torehkan...
Karena membencinya sama saja seperti aku membenci diriku sendiri....


Kenangan tentangmu


Disetiap langkahku, bayangmu selalu menghantuiku…
Kenangan akan dirimu, terukir abadi dalam hidupku…
Haruskah ku buang semua kenangan akan dirimu…
Meski ku sadari, aku dan nafasku selalu merindukanmu…

Kau yang pernah menjadi matahari pagiku…
Kau yang pernah menjadi bintang dalam malamku….
Kau yang selalu menjadi cahaya dalam gelapku…

Kau pernah membuatku tidak takut akan gelapnya malam…
Karena ku yakin bintangku akan selalu menyertaiku
Kau pernah membuatku tidak sabar menanti pagi…
Karena ku yakin, aku akan bertemu matahariku…

Kini matahariku telah pergi…
Membawa pergi separuh nafasku...

Bintangku enggan menemuiku lagi…
Meninggalkanku sendiri disini…

Kutatap langit malam kearah bintang…
Berharap kau menungguku di suatu bintang…




GreyS


Monday, September 15, 2008

Queer as Folk Beijing

Sejak aku belum tiba di Beijing, aku memang sudah mencari-cari LGBT Community seperti yang aku ikuti di Jakarta. Akhirnya aku menemukan satu community yang disebut BGLAD. Aku join di milist mereka. Dan 2 hari yang lalu aku mendapat undangan untuk datang ke acara kongkow mereka, di The Boat, sebuah Bar di daerah Sanlitun.

Tadinya aku ragu untuk datang. Dari asramaku ke daerah Sanlitun sangat jauh sekali. Dan di undangan ditulis acaranya akan dimulai pukul 21.00. Aku tidak mungkin mengajak teman-temanku, yang tidak tahu apa-apa tentang aku, ke acara itu. Tapi untuk datang sendiri aku juga malas. Temanku yang satu community di Jakarta, tadinya belum tentu ikut. Tapi kemarin sore, temanku itu tertarik juga untuk datang. Jadilah kami berdua-duaan mencari dimana The Boat itu berada, dengan hanya mengandalkan secarik alamat yang bertuliskan huruf-huruf dalam aksara China dan peta kecil dari Starbuck Café.

Setelah berjalan cukup jauh dari station kereta terakhir, akhirnya kami tiba di daerah Sanlitun. Ternyata dia daerah itu sepanjang jalan café semua. Dan di dekat situ ada sungai kecil yang cukup indah dan terlihat sekali kalau sungai itu dirawat dengan baik. Di sungai itulah Bar The Boat terletak. The Boat itu sendiri bukan hanya sekedar nama tapi memang Bar kecil yang dibuat di dalam Boat.

Awalnya kami sempat ragu untuk masuk ke dalam. Karena The Boat itu sangat sepi sekali. Seperti tidak tampak akan adanya pertemuan Queer as Folk. Beberapa bule yang terlihat masuk ke dalam The Boat juga berpasang-pasangan, lelaki – perempuan.
Karena kami merasa salah acara, tadinya kami memutuskan akan pulang tapi sepertinya Tuhan ingin menghapuskan rasa penasaran kami. Tepat saat kami ingin pulang tiba-tiba turun hujan lebat dan kami tidak ada yang membawa payung. Jadilah kami masuk ke The Boat untuk menunggu hujan reda. Masuk ke dalam Bar yang Free Entry tidak mungkin kami bisa duduk-duduk tanpa memesan minuman. Dan Whisky Cola menjadi pilihan untuk menemani malam kami yang melelahkan karena berjalan jauh.

Tapi tidak lama setelah kami memesan minum. Ada seorang wanita berdiri dan berbicara dalam bahasa Inggris kepada semua pengunjung untuk memperhatikan Slide yang akan diputar. Dan slide itu ternyata tentang Queer as Folk Beijing. Berarti semua pengunjung Bar itu memang anggota dari BGLAD. Itu juga berarti kami tidak salah tempat dan tidak salah acara. Bule-bule yang masuk berpasangan tadi juga ternyata sama-sama gay dan lesbian.

Sayang semalam kami gagal bertemu dengan ketua dari BGLAD tersebut. Sehingga kami tidak berkenalan dengan para anggota yang lain. Tapi itu tidak membuat kami kecewa. Kami yakin akan ada kesempatan lain untuk berkenalan dengan para LGBT di Beijing ini.



GreyS

Friday, September 12, 2008

Homesick

Hari ini tepat 2 minggu aku meninggalkan rumah dan keluargaku untuk “mengembara” di negara lain. Sepertinya aku sudah mulai merasakan yang namanya “homesick”, rasa rindu rumah yang biasa dialami oleh orang-orang yang sedang mengadu nasib di luar kota / luar negeri. Salah seorang temanku bahkan sampai menangis setiap kali ingat keluarga di Jakarta.

Beberapa hari terakhir ini, sejak kelasku dimulai, hampir setiap pagi aku terbangun karena seperti mendengar suara oma-ku membangunkan aku seperti biasanya. Alhasil, sampai hari ini meski tiba di kelas mepet-mepet, tapi tidak pernah sampai telat datang. Padahal biasanya aku paling susah bangun pagi sendiri.

Aku juga mulai rindu makanan-makanan rumah. Khusunya masakan oma-ku. Apalagi disini kalau sudah malam susah sekali untuk mencari tukang makanan yang dekat dengan asrama dan murah meriah. Yang paling dekat cuma kantin asrama yang makanannya semua tanpa rasa. Murah she, tapi setiap kali makan disana aku harus minta garam di piring kecil. Sampai-sampai sempat pelayannya tersinggung tapi apa mau di kata, makanannya memang tawar sekali. Ada satu lagi kedai sate dan rebus-rebusan yang lumayan enak di belakang asrama, yang biasa kami sebut “MALATANG”. Karena semua makanan di situ dibakar atau di rebus dalam kuah asin. Kalau setiap malam makan “malatang” bisa-bisa dalam beberapa hari aku bisa panas dalam.

Tempat makan lainnya selain mahal juga jauh. Aku harus naik sepeda atau jalan kaki sejauh 1-2 km untuk sampai ke rumah makan itu. Ada juga seh yang bisa pesen delivery tapi akunya belum bisa bicara jelas. Mau masak disini adanya kompor listrik. Sedangkan aku paling ga suka masak dengan listrik karena tidak mudah mengatur panasnya. Aku jadi kangen masak-masak di rumah.

Sebenernya aku juga sebel kalau akhir minggu tiba. Itu artinya waktunya cuci baju. Karena baju yang aku bawa dari Jakarta persis cuma untuk 1 minggu. Makanya aku harus nyuci baju untuk di pakai hari Senin berikutnya. Memang seh cuci baju disini bisa menggunakan mesin cuci, tapi buat jemur pakaian dan setrika yang ribet. Akhirnya 2 minggu ini bajuku tidak satupun yang di setrika. Alhasil agak lecek-lecek gitu waktu dipakai. Waktu aku cuci kaos kaki, tangan aku sampai berdarah karena lecet. Aku jadi kebayang susah dan repotnya kerjaan si Mbak di rumah.

Beberapa temanku menawarkan untuk ikut mereka mencari pekerjaan disini. Kata mereka gaji untuk orang asing disini jauh lebih besar daripada gaji penduduk local. Tapi aku berpikir lagi, kalau aku harus bekerja sama dengan orang-orang yang masih punya kebiasaan buruk tentang kebersihan sanitasi dan hampir tidak punya sopan santun dalam bersosialisasi, bisa –bisa aku makan hati setiap hari. Jadi mending ga usah terlalu lama lha disini. Cukup 1 tahun saja. Seandainya masih betah pun, paling aku tambah ½ tahun.

Rasanya bener-bener kangen sama rumah, keluarga dan teman-teman. Tapi ini satu-satunya cara untuk aku belajar mandiri dan lebih dewasa.


GreyS

Sunday, September 7, 2008

I LOVE U MOM , I LOVE U DAD..!!!

Semalam, ketika aku hampir tertidur, tiba-tiba aku di kagetkan oleh suara orang sedang bertengkar. Aku kira hanya sedang bercanda, tapi setelah aku dengarkan baik-baik ternyata teman sebelah kamarku sedang bertengkar dengan orang tuanya lewat telepon. Yang bikin aku kaget sekali, tiba-tiba dari mulut temanku terucap kata-kata tidak sopan, yang aku tidak tahu di tujukan untuk siapa. Seandainya benar kata-kata itu ditujukan pada orang tuanya, sungguh dia seorang anak yang menyedihkan.

Mungkin karena sejak kecil aku tidak tinggal dengan kedua orangtuaku, sehingga aku bisa merasakan perihnya jauh dari orangtua. Sejak remaja aku juga pernah dibawa ke panti asuhan, sekedar untuk melihat bagaimana kehidupan anak-anak yang terbuang. Itu sebabnya, tidak pernah sampai hati aku melukai hati orang tuaku. Bahkan saat aku sadar, suatu saat nanti orientasi sex-ku bisa melukai hati orang tuaku, sebenarnya hatiku sangat perih.

Sebagai seorang anak, aku juga bisa merasakan bagaimana ke-egoisan orang tua. Aku juga pernah bertengkar hebat dengan Papiku. Tidak jarang juga aku beda pendapat dengan mereka. Tapi tidak pernah sampai hati aku mengucapkan kata-kata tidak sopan terhadap mereka. Karena aku tahu bagaimana pengorbanan mereka untuk kami, anak-anaknya.

Untuk kepergian aku ke China saja, mereka sampai harus menjual mobil keluarga. Sebenarnya aku tidak tega, tapi kalau aku tetap di Jakarta dan Depresi aku tidak segera di sembuhkan, itu akan lebih melukai mereka. Itu sebabnya meski aku merasa tidak enak, aku harus tetap pergi untuk sementara waktu sampai keadaan psikologisku membaik.

Kejadian semalam membuat aku teringat cerita yang aku dapat dari Internet beberapa waktu yang lalu :


Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu .... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan… sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang.. sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah.. sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ...!"

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola .... sebagai balasannya… kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya... kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu... sebagai balasannya... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya .... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya... kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan.. sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ... sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama ... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu .. sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya



dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .. BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORA NG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU


To : Mami & Papi
Fr : Puteri kalian

Meski aku tidak pernah bisa bersikap romantis terhadap kalian.
Meski aku tidak pernah bisa ngucapkannya secara langsung.
Meski aku selalu bersikap bandel.
Meski aku mungkin selalu menyakiti kalian.
Tapi dalam hatiku yang terdalam, aku selalu sayang kalian.

I LOVE U MOM, I LOVE U DAD.


GreyS