Friday, December 25, 2020

Natal 2020

Natal tahun 2020 menjadi sangat amat berbeda dari biasanya.  Selain karena Pandemi COVID-19 yang membuat semua orang harus tetap di rumah, tahun ini Oma-ku pun sudah tidak ada.

Tahun ini untuk pertama kalinya, tidak ada tugas gereja, tidak ada lomba-lomba, tidak ada makan-makan dan tuker kado bersama teman-teman Choir, tidak ada lagi mengantar oma ke misa lansia. Aku pun masih tidak tahu akan bagaimana suasana Natal tahun 2021 nanti.

Tahun ini aku (dan seluruh dunia) merayakan Natal dalam senyap, meski pastinya masih tidak sesenyap malam kelahiran Yesus 2020 tahun yang lalu, tapi aku jadi bisa menghayati secara lebih khusuk perayaan Natal kali ini.

Kemarin sore pada waktu mendapat kesempatan misa offline pun, dari menginjakan kaki di gereja, aku sudah berusaha menahan air mata. Betapa aku merasa beruntung masih bisa mengikuti misa offline, yang protocolnya sangat ketat, mengingat banyak orang lain di luar sana yang juga merindukan untuk dapat mengikuti misa offline lagi namun tidak bisa karena tidak memenuhi persyaratan untuk bisa ikut misa offline.

Lalu pas misa dimulai, lagi-lagi aku hampir menangis, karena misa Natal yang biasanya dirayakan sangat megah, kali ini dibuat sesederhana mungkin. Tidak ada doa perwakilan dari anak dan orang tua, tidak ada lilin Natal, tidak ada lagu-lagu paduan suara.

Dan air mataku pun menjadi tidak bisa dibendung saat penerimaan komuni. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatan yang masih Tuhan berikan kepadaku, atas kekuatan dan pendampingan yang Tuhan berikan padaku di masa-masa sulit yang harus aku lalui, atas semua berkat yang masih boleh aku terima, atas kelahirannya ke dunia untuk memberitakan secara langsung kabar gembira tentang Kasih dan Kerajaan Allah.  

Aku juga mengucapkan syukur atas masuknya festival film yang aku dan teman-teman kerjakan dengan susah payah ke dalam nominasi Festival Film Independent Terkeren versi Kompasiana. Betapa penghargaan tersebut, semakin membuat aku (dan teman-teman) termotivasi untuk tetap berkarya untuk memanusiakan manusia, untuk tetap mengabarkan Kasih Allah kepada seluruh manusia lewat karya seni, tidak peduli apapun Suku, Ras, Agama, Gender, pilihan Gender, orientasi sexualnya, perbedaan fisiknya, ataupun perbedaan psikisnya, semua orang adalah 100% Manusia dan semua berhak merasakan Kasih Allah.

Selamat Natal 2020, untuk orang-orang yang kebetulan membaca tulisan ini. Tuhan memberkati dan mengasihi anda. 


Grey_S