"Kemenangan dan keberuntungan tidak selalu datang berturut-turut."
Bila kemarin aku pulang ke asrama dengan perasaan senang, seperti membawa piala kemenangan. Hari ini aku pulang ke asrama dengan hati dongkol, seperti prajurit yang kalah perang. Aku hanya bisa pasrah tapi masih ada perasaan tidak rela di hatiku. Mau tau alasannya????
Begini ceritanya....
Hari ini adalah hari pertama dari liburan panjang perayaan hari kemerdekaan bagi orang-orang di negeri China ini. Berhubung besok aku akan berangkat berpetualang ke Inner Mongolia dan keperluan musim dingin belum beli sama sekali, maka aku dan 3 temanku memutuskan untuk membeli keperluan musim dingin hari ini. Agar baju dinginnya bisa dipakai sekalian di Inner Mongolia yang memang terkenal cukup dingin.
Pagi-pagi kami ber-4 sudah berangkat naik Ditie (istilah untuk Subway disini). Karena hari pertama liburan, Ditie ramainya bukan main. Hari kerja saja kalah ramai. Kami sampai harus ikut berdesakan seperti pindang, karena tidak mungkin untuk menunggu Ditie sepi. Tujuan pertama sebenarnya ke XiDan, Mangga dua-nya Beijing, tapi entah mengapa tujuan berubah ke YongAnLi, pusat perdangangan barang-barang bermerek yang AsPal alias asli tapi palsu.
Di YongAnLi barang-barang palsunya cukup bagus dan dibuat dengan sangat rapi. Sehingga aku bisa jamin mata orang awam seperti aku, apalagi yang memang bukan pengguna barang-barang bermerek, tidak akan bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Mungkin karena itu pula harga barang-barang disini sangat amat mahal.
Dari kemarin-kemarin aku kan memang ingin sekali beli kaos oblong yang ada tulisan "I love Beijing" karena itu sebenarnya salah satu slogan Olimpiade 2008. Dan di YongAnLi, kaos itu (yang palsu tentunya) dijual hampir setiap kios yang menjual T-shirt. Karena naksir aku coba menanyakan harganya sambil meminta memegang bahannya. Harga awal yang mereka buka adalah 135RMB/piece. Meski sablonannya cukup bagus tapi karena bahannya terlalu tipis tadinya aku sudah tidak ingin beli. Tapi penjualnya benar-benar menahan aku dan tetap memaksa aku untuk beli kaos tersebut. Menyesal aku karena iseng-iseng nanya harga.
Karena kesal, aku tawar saja 100RMB untuk 2 kaos, hitam dan putih. Aku pikir dengan harga yang turun jauh tersebut pelayan itu akan berhenti untuk memaksa aku beli, tapi ternyata aku yang harus menyerah karena akhirnya dikasih 100RMB untuk 2 kaos. Aku benar-benar menyesal untuk yang kedua kalinya, kenapa aku tidak bilang 50RMB untuk 2 kaos.
Karena barang-barang yang kami cari sebenarnya tidak ada yang cocok di YongAnLi, akhirnya kami memutuskan pindah ke tujuan awal yaitu XiDan. Dari YongAnLi ke Xidan, Ditie-nya penuh lebih parah lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk berpencar sementara. Karena kalau kami memaksa menggunakan Ditie yang sama ber-4, tidak akan bisa masuk ke dalam Ditie. Sesampainya di XiDan, karena banyaknya pengunjung, kami sempat terpencar lagi menjadi 2 group. Aku menemani temanku melihat-lihat aksesoris, dua orang lainnya melihat-lihat syal.
Ketika melihat-lihat aksesoris itu, aku menemukan cincin yang cocok untuk diukirkan nama Chineseku. Cuma harga yang dibuka terlalu mahal. Karena temanku yang lain sudah menelepon, mengabarkan baju yang kami cari ada di lantai atas, aku tidak sempat lagi menawar. Akhirnya aku pergi begitu saja. Tapi dalam pikiranku, seselesainya membeli baju hangat, aku pasti akan membeli cincin tersebut. Di lantai atas, aku memang dengan mudah menemukan baju yang aku cari. Pertama penjualnya membuka harga 45RMB. Aku dan temanku mencoba menawar 30RMB, kata orangnya tidak bisa, harga pas-nya 40RMB. Dan karena merek yang sama di supermarket 50RMB, aku pun setuju dengan harga 40RMB itu.
Setelah selesai membeli baju hangat, aku mencari temanku yang lain. Temanku itu ternyata juga ingin membeli baju yang sama. Akhirnya kami kembali ke daerah toko tadi, tapi temanku masuk ke toko sebelahnya. Dan dia berhasil membeli baju hangat yang sama dengan punyaku dengan harga 30RMB. Itu adalah penyesalan yang ke-3 hari ini. Kenapa aku tidak lebih gigih menawar.
Argh....... KESAL.....
"Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Untung baru beli satu baju." ucapku dalam hati, mencoba menghibur diri. Dan setelah semua temanku selesai belanja, aku kembali ke penjual cincin yang tadi. Aku minta bantuan temanku untuk menawarkan harga cincin yang aku taksir. Aku sudah bilang sebelumnya ke temanku kalau dapat 20RMB + ukir nama, aku ambil. Karena di Jakarta ukir namanya saja sudah Rp. 35,000 dan di Jakarta tidak bisa mengukir huruf Hanzhi. Oleh temanku itu ditawar 15RMB + ukir, awalnya penjualnya bilang OK, tapi diukirnya di tempat lain. Kami deal dengan harga tersebut. Eh.... ternyata setelah diantar ke tempat pengukir, dia dengan santainya bilang harga 15RMB itu belum termasuk biaya ukir. Meski kami sudah marah-marah, dia tetap tidak perduli dan pergi meninggalkan kami begitu saja. Damn.... umpatku dalam hati. Penyesalan yang ke-4 hari ini.
Karena sudah terlanjur membeli cincin, tidak mungkin juga aku batal ukir cuma karena harus bayar. Akhirnya kami mencoba menawar 10RMB untuk ukir 2 cincin masing-masing 3 huruf. Tidak dikasih. Temanku mencoba menawar 12 RMB, orangnya masih belum OK. Aku yang sudah kesal, keceplosan ngomong 15RMB untuk ukir 2 cincin. Langsung deal. Tapi temanku bilang harusnya aku jangan kasih harga tinggi dulu. Ya sudah lha... balik lagi "yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Yang sudah terucap tidak mungkin ditarik kembali."
GreyS
Bila kemarin aku pulang ke asrama dengan perasaan senang, seperti membawa piala kemenangan. Hari ini aku pulang ke asrama dengan hati dongkol, seperti prajurit yang kalah perang. Aku hanya bisa pasrah tapi masih ada perasaan tidak rela di hatiku. Mau tau alasannya????
Begini ceritanya....
Hari ini adalah hari pertama dari liburan panjang perayaan hari kemerdekaan bagi orang-orang di negeri China ini. Berhubung besok aku akan berangkat berpetualang ke Inner Mongolia dan keperluan musim dingin belum beli sama sekali, maka aku dan 3 temanku memutuskan untuk membeli keperluan musim dingin hari ini. Agar baju dinginnya bisa dipakai sekalian di Inner Mongolia yang memang terkenal cukup dingin.
Pagi-pagi kami ber-4 sudah berangkat naik Ditie (istilah untuk Subway disini). Karena hari pertama liburan, Ditie ramainya bukan main. Hari kerja saja kalah ramai. Kami sampai harus ikut berdesakan seperti pindang, karena tidak mungkin untuk menunggu Ditie sepi. Tujuan pertama sebenarnya ke XiDan, Mangga dua-nya Beijing, tapi entah mengapa tujuan berubah ke YongAnLi, pusat perdangangan barang-barang bermerek yang AsPal alias asli tapi palsu.
Di YongAnLi barang-barang palsunya cukup bagus dan dibuat dengan sangat rapi. Sehingga aku bisa jamin mata orang awam seperti aku, apalagi yang memang bukan pengguna barang-barang bermerek, tidak akan bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Mungkin karena itu pula harga barang-barang disini sangat amat mahal.
Dari kemarin-kemarin aku kan memang ingin sekali beli kaos oblong yang ada tulisan "I love Beijing" karena itu sebenarnya salah satu slogan Olimpiade 2008. Dan di YongAnLi, kaos itu (yang palsu tentunya) dijual hampir setiap kios yang menjual T-shirt. Karena naksir aku coba menanyakan harganya sambil meminta memegang bahannya. Harga awal yang mereka buka adalah 135RMB/piece. Meski sablonannya cukup bagus tapi karena bahannya terlalu tipis tadinya aku sudah tidak ingin beli. Tapi penjualnya benar-benar menahan aku dan tetap memaksa aku untuk beli kaos tersebut. Menyesal aku karena iseng-iseng nanya harga.
Karena kesal, aku tawar saja 100RMB untuk 2 kaos, hitam dan putih. Aku pikir dengan harga yang turun jauh tersebut pelayan itu akan berhenti untuk memaksa aku beli, tapi ternyata aku yang harus menyerah karena akhirnya dikasih 100RMB untuk 2 kaos. Aku benar-benar menyesal untuk yang kedua kalinya, kenapa aku tidak bilang 50RMB untuk 2 kaos.
Karena barang-barang yang kami cari sebenarnya tidak ada yang cocok di YongAnLi, akhirnya kami memutuskan pindah ke tujuan awal yaitu XiDan. Dari YongAnLi ke Xidan, Ditie-nya penuh lebih parah lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk berpencar sementara. Karena kalau kami memaksa menggunakan Ditie yang sama ber-4, tidak akan bisa masuk ke dalam Ditie. Sesampainya di XiDan, karena banyaknya pengunjung, kami sempat terpencar lagi menjadi 2 group. Aku menemani temanku melihat-lihat aksesoris, dua orang lainnya melihat-lihat syal.
Ketika melihat-lihat aksesoris itu, aku menemukan cincin yang cocok untuk diukirkan nama Chineseku. Cuma harga yang dibuka terlalu mahal. Karena temanku yang lain sudah menelepon, mengabarkan baju yang kami cari ada di lantai atas, aku tidak sempat lagi menawar. Akhirnya aku pergi begitu saja. Tapi dalam pikiranku, seselesainya membeli baju hangat, aku pasti akan membeli cincin tersebut. Di lantai atas, aku memang dengan mudah menemukan baju yang aku cari. Pertama penjualnya membuka harga 45RMB. Aku dan temanku mencoba menawar 30RMB, kata orangnya tidak bisa, harga pas-nya 40RMB. Dan karena merek yang sama di supermarket 50RMB, aku pun setuju dengan harga 40RMB itu.
Setelah selesai membeli baju hangat, aku mencari temanku yang lain. Temanku itu ternyata juga ingin membeli baju yang sama. Akhirnya kami kembali ke daerah toko tadi, tapi temanku masuk ke toko sebelahnya. Dan dia berhasil membeli baju hangat yang sama dengan punyaku dengan harga 30RMB. Itu adalah penyesalan yang ke-3 hari ini. Kenapa aku tidak lebih gigih menawar.
Argh....... KESAL.....
"Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Untung baru beli satu baju." ucapku dalam hati, mencoba menghibur diri. Dan setelah semua temanku selesai belanja, aku kembali ke penjual cincin yang tadi. Aku minta bantuan temanku untuk menawarkan harga cincin yang aku taksir. Aku sudah bilang sebelumnya ke temanku kalau dapat 20RMB + ukir nama, aku ambil. Karena di Jakarta ukir namanya saja sudah Rp. 35,000 dan di Jakarta tidak bisa mengukir huruf Hanzhi. Oleh temanku itu ditawar 15RMB + ukir, awalnya penjualnya bilang OK, tapi diukirnya di tempat lain. Kami deal dengan harga tersebut. Eh.... ternyata setelah diantar ke tempat pengukir, dia dengan santainya bilang harga 15RMB itu belum termasuk biaya ukir. Meski kami sudah marah-marah, dia tetap tidak perduli dan pergi meninggalkan kami begitu saja. Damn.... umpatku dalam hati. Penyesalan yang ke-4 hari ini.
Karena sudah terlanjur membeli cincin, tidak mungkin juga aku batal ukir cuma karena harus bayar. Akhirnya kami mencoba menawar 10RMB untuk ukir 2 cincin masing-masing 3 huruf. Tidak dikasih. Temanku mencoba menawar 12 RMB, orangnya masih belum OK. Aku yang sudah kesal, keceplosan ngomong 15RMB untuk ukir 2 cincin. Langsung deal. Tapi temanku bilang harusnya aku jangan kasih harga tinggi dulu. Ya sudah lha... balik lagi "yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Yang sudah terucap tidak mungkin ditarik kembali."
GreyS
3 comments:
hahahahahahaa....... hahahah pengalaman ya grey..keke makanya laen kali di indo sering2 tuh ke mangga dua. huahuaha....udah biasa lagi di china gitu.. pengalamaan... sabar pak..* sambil memabayangin mukai dikau yang lagi dongkol * heuheuheuehe
^gel
grey.. comment ku yang pertama masuk ga?? huahuahaa...kalo gak gua ulangin lagi deh.. aduhh jayus bener huahaua....
makanya pak... waktu disini sering2 atuh ke mangga dua..itu mah dah biasa dalam tawar menawar.. hohoh... pengalaman yaa.. pengalamannn... hehehehe...* sambil bayangin muka dikau yang dongkol itu * hueheuheuhe....
^gel
wah, ternyata disana juga sama ajah yah kalo nawar-nawar.... itung-itung pengalaman, Grey.... :) besok-besok pasti dah jago nawar deh... btw, skalian beli oleh2 buat temen-temn disini kan? ;;) hehehe
have a great time in mongol yaaaa
Post a Comment