Suzhou : Kota air dan Sutra
Setelah perjalanan yang melelahkan selama + 10 jam, akhirnya pagi ini kami (aku & rombongan sekolah) tiba di Suzhou, kota pertama dalam Study Trip kami selama beberapa hari ke depan. Dari station kereta Suzhou, kami langsung ke hotel untuk sekedar cuci muka, sikat gigi, breakfast dan menyimpan barang-barang.
Setelah selesai breakfast kami langsung diajak ke Wang shi yuan (Master of the Fishing Net Classical Garden) adalah taman yang dibangun pada jaman Dynasty Song (960 – 1279) ini sejak tahun 1997 di masukan ke daftar situs UNESCO World Heritage dan dibuat tiruannya di Ming Hall Garden of the Metropolitan Museum of Art in New York. Meski dari luar terkesan kumuh dan terletak di jalan kecil, tapi ternyata dalamnya cukup bagus dan kesan kuno-nya tidak hilang. Disitu juga ada beberapa benda-benda bersejarah, sayangnya karena melihat taman yang bagus, kami jadi lebih tertarik foto-foto dari pada mendengarkan cerita Guide yang tidak terlalu kami mengerti.
Setelah dari Wang Shi Yuan, kami diajak makan siang di daerah Silk Factory. Sehingga setelah selesai makan siang, kami hanya perlu berjalan kaki sebentar untuk menuju ke Silk Factory. Suzhou sendiri sejak jaman Dinasti Song (960-1279) sudah terkenal dengan Silk Factory-nya.
Dalam Silk Factory ini kami di jelaskan sedikit proses pembuatan sutra. Dari masih berupa ulat, kepompong, sampai cara penenunan hingga menjadi kain. Disitu juga diadakan fashion show busana-busana dari sutra. Sayang aku telat masuk sehingga hanya melihat saat penutupan. Dibagian lain terdapat 1 area tempat mereka menjual semua hasil produksi. Ada seprai, baju, selendang, dan lain-lain. Karena harganya yang tergolong tidak terlalu mahal untuk ukuran sutra asli, akhirnya aku membeli 2 buah baju khas Shanghai untuk mamiku.
Setelah puas belanja, kami diantar untuk mengelilingi kota Suzhou dengan boat. Suzhou memang terkenal sebagai kota air, dikarenakan sebagian dari sungai YangTze mengaliri kota Suzhou. Dari sungai ini, kami melewati jembatan yang paling terkenal di Suzhou yaitu Maple Brigde.
Seorang pujangga di jaman dinasti Tang (618-907), Zhang Ji, pernah membuat puisi yang terkenal hingga saat ini. Bahkan sampai di buat sebagai lagu dan sympony oleh beberapa composer. Judulnya Feng Qiao Ye Bo atau dalam bahasa Inggris “Anchoring at night at the Maple Bridge. Di bawah ini aku tuliskan potongan kalimatnya yang paling terkenal.
枫 桥 夜 泊
feng qiao ye bo
(Anchoring at night at the Maple Bridge)
By : Zhang Ji
月 落 呜 啼, 霜 满 天
yue lao wu ti , shuang man tian
The moon goes down, a raven cries, frost fills the sky.
江 枫 渔 火, 对 愁 眼
jiang feng yu huo , dui chou yan
River maple, fishing fires, facing sadness lie.
故 苏 城 外, 寒 山 寺
gu su cheng wai, han shan si
Outside Suzhou city, the sound of Cold Mountain Temple’s midnight bell.
夜 半 钟 声, 到 客 船
ye ban zhong sheng, dao ke chuan
Reaches the visiting boat.
Hangzhou : Romantic City
Perjalanan menuju Shanghai, bila melalui Suzhou tidak akan lengkap tanpa singgah sebentar di Hangzhou. Banyak orang menyebut Hangzhou sebagai Romantic City atau Paradise in World. Bahkan seorang penjelajah Italia, Marco Polo, pernah menyebut Hanzhou sebagai "the most splendid heavenly city in the world". Karena disini banyak taman dan tempat rekreasi yang bisa dikunjungi oleh pasangan atau keluarga yang ingin menghabiskan waktu di akhir pekan. Dan lagi 2 legenda cinta sepanjang masa, Legenda Ular Putih dan SamPek EngTay, berasal dari kota ini.
Selama 1 hari 1 malam kami di HangZhou, kami di ajak ke Xihu (West Lake). Konon danau ini terbentuk karena mutiara Mahadewa Langit jatuh ke bumi dan dalam Legenda Ular Putih, danau ini adalah tempat pertemuan pertama Bai Su Xhen dan Xu Xian.
Ditepi West Lake juga terdapat sebuah Pagoda yang disebut Lei Feng Pagoda. Konon pagoda tersebut adalah pagoda yang di gunakan untuk memenjarakan Bai Su Zhen. Pagoda Lei sendiri Feng dibangun pada tahun 975. Penyair-penyair China dimasa lalu sering membuat puisi yang terinspirasi dari West Lake dan Pagoda Lei Feng ini. Salah seorang penyair yang terinspirasi dari keindahan danau ini adalah Su Dong Po, seorang penyair ternama di masa Dynasty Song (960-1127).
Disekitar West Lake terdapat sebuah gunung yang disebut Gunung LongJing. Gunung LongJing ini terkenal dengan perkebunan Teh Hijau-nya. Daun the hijau LongJing sungguh lembut dan datar. Sehingga saat kita merebus daun teh tersebut di suhu 80’ C, daun teh tersebut akan mengembang. Sari tehnya akan berwarna kuning kegelapan, akan mengeluarkan aroma yang manis, dan mellow. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa XiHu LongJing Tea terkenal akan 4 keajaibannya, yaitu green color, sweet smell, mellow taste dan beautiful shape. Namun kalau kita ingin menikmati XiHu LongJing Tea ini, kita harus berani merogoh kocek sekitar 150 – 300 RMB untuk 1 paket teh.
Disisi lain kota Hangzhou terdapat sebuah kota tua yang dijadikan objek wisata dan museum. Wen Zhou nama daerah itu. Berkunjung ke Wen Zhou seakan-akan sedang berada di Venesia karena Wen Zhou dibangun di pinggiran sungai Yang Tse. Kita bisa naik perahu untuk mengelilingi tempat tersebut. Dan biasanya saat kita naik tukang perahu akan menyanyikan lagu-lagu daerah. Biaya untuk menyewa perahu tergolong murah 80 RMB sekali jalan. Sedangkan perahu tersebut bisa dimuati 7-8 orang. Sebagian rumah di Wenzhou masih dihuni dan sebagian lagi di jadikan Museum. Daerah ini juga sering di jadikan background dalam film-film China kuno atau film-film kungfu.
Shanghai : Kota modern
Dari Hangzhou ke Shanghai tidak membutuhkan waktu perjalanan yang panjang. Hanya 2 jam menggunakan bus. Sayangnya di Shanghai ini aku tidak terlalu mempunyai kesan yang dalam, selain gedung-gedungnya yang Futuristik dan Xiao Long Bao-nya yang benar-benar enak (aku belum pernah makan Xiao Long Bao seenak di ShangHai). Selebihnya Shanghai tidak berbeda dengan kota-kota besar lainnya. macet dan semrawut. Apalagi selama disana kami diberikan waktu bebas, sehingga aku dan teman-teman hanya pergi dari 1 pub ke pub lainnya.
Namun ada 1 tempat perbelanjaan, aku lupa menanyakan namanya, tempat itu pusat perbelanjaan seperti Pasar Baru yang dibangun dengan gaya Istana Kaisar jaman dahulu. Bahkan Starbuck café-nya juga berbentuk Istana kekaisaran. Di belakang pusat perbelanjaan tersebut juga ada taman yang sangat indah dengan arsitektur kuno.
GreyS.
Setelah perjalanan yang melelahkan selama + 10 jam, akhirnya pagi ini kami (aku & rombongan sekolah) tiba di Suzhou, kota pertama dalam Study Trip kami selama beberapa hari ke depan. Dari station kereta Suzhou, kami langsung ke hotel untuk sekedar cuci muka, sikat gigi, breakfast dan menyimpan barang-barang.
Setelah selesai breakfast kami langsung diajak ke Wang shi yuan (Master of the Fishing Net Classical Garden) adalah taman yang dibangun pada jaman Dynasty Song (960 – 1279) ini sejak tahun 1997 di masukan ke daftar situs UNESCO World Heritage dan dibuat tiruannya di Ming Hall Garden of the Metropolitan Museum of Art in New York. Meski dari luar terkesan kumuh dan terletak di jalan kecil, tapi ternyata dalamnya cukup bagus dan kesan kuno-nya tidak hilang. Disitu juga ada beberapa benda-benda bersejarah, sayangnya karena melihat taman yang bagus, kami jadi lebih tertarik foto-foto dari pada mendengarkan cerita Guide yang tidak terlalu kami mengerti.
Setelah dari Wang Shi Yuan, kami diajak makan siang di daerah Silk Factory. Sehingga setelah selesai makan siang, kami hanya perlu berjalan kaki sebentar untuk menuju ke Silk Factory. Suzhou sendiri sejak jaman Dinasti Song (960-1279) sudah terkenal dengan Silk Factory-nya.
Dalam Silk Factory ini kami di jelaskan sedikit proses pembuatan sutra. Dari masih berupa ulat, kepompong, sampai cara penenunan hingga menjadi kain. Disitu juga diadakan fashion show busana-busana dari sutra. Sayang aku telat masuk sehingga hanya melihat saat penutupan. Dibagian lain terdapat 1 area tempat mereka menjual semua hasil produksi. Ada seprai, baju, selendang, dan lain-lain. Karena harganya yang tergolong tidak terlalu mahal untuk ukuran sutra asli, akhirnya aku membeli 2 buah baju khas Shanghai untuk mamiku.
Setelah puas belanja, kami diantar untuk mengelilingi kota Suzhou dengan boat. Suzhou memang terkenal sebagai kota air, dikarenakan sebagian dari sungai YangTze mengaliri kota Suzhou. Dari sungai ini, kami melewati jembatan yang paling terkenal di Suzhou yaitu Maple Brigde.
Seorang pujangga di jaman dinasti Tang (618-907), Zhang Ji, pernah membuat puisi yang terkenal hingga saat ini. Bahkan sampai di buat sebagai lagu dan sympony oleh beberapa composer. Judulnya Feng Qiao Ye Bo atau dalam bahasa Inggris “Anchoring at night at the Maple Bridge. Di bawah ini aku tuliskan potongan kalimatnya yang paling terkenal.
枫 桥 夜 泊
feng qiao ye bo
(Anchoring at night at the Maple Bridge)
By : Zhang Ji
月 落 呜 啼, 霜 满 天
yue lao wu ti , shuang man tian
The moon goes down, a raven cries, frost fills the sky.
江 枫 渔 火, 对 愁 眼
jiang feng yu huo , dui chou yan
River maple, fishing fires, facing sadness lie.
故 苏 城 外, 寒 山 寺
gu su cheng wai, han shan si
Outside Suzhou city, the sound of Cold Mountain Temple’s midnight bell.
夜 半 钟 声, 到 客 船
ye ban zhong sheng, dao ke chuan
Reaches the visiting boat.
Hangzhou : Romantic City
Perjalanan menuju Shanghai, bila melalui Suzhou tidak akan lengkap tanpa singgah sebentar di Hangzhou. Banyak orang menyebut Hangzhou sebagai Romantic City atau Paradise in World. Bahkan seorang penjelajah Italia, Marco Polo, pernah menyebut Hanzhou sebagai "the most splendid heavenly city in the world". Karena disini banyak taman dan tempat rekreasi yang bisa dikunjungi oleh pasangan atau keluarga yang ingin menghabiskan waktu di akhir pekan. Dan lagi 2 legenda cinta sepanjang masa, Legenda Ular Putih dan SamPek EngTay, berasal dari kota ini.
Selama 1 hari 1 malam kami di HangZhou, kami di ajak ke Xihu (West Lake). Konon danau ini terbentuk karena mutiara Mahadewa Langit jatuh ke bumi dan dalam Legenda Ular Putih, danau ini adalah tempat pertemuan pertama Bai Su Xhen dan Xu Xian.
Ditepi West Lake juga terdapat sebuah Pagoda yang disebut Lei Feng Pagoda. Konon pagoda tersebut adalah pagoda yang di gunakan untuk memenjarakan Bai Su Zhen. Pagoda Lei sendiri Feng dibangun pada tahun 975. Penyair-penyair China dimasa lalu sering membuat puisi yang terinspirasi dari West Lake dan Pagoda Lei Feng ini. Salah seorang penyair yang terinspirasi dari keindahan danau ini adalah Su Dong Po, seorang penyair ternama di masa Dynasty Song (960-1127).
Disekitar West Lake terdapat sebuah gunung yang disebut Gunung LongJing. Gunung LongJing ini terkenal dengan perkebunan Teh Hijau-nya. Daun the hijau LongJing sungguh lembut dan datar. Sehingga saat kita merebus daun teh tersebut di suhu 80’ C, daun teh tersebut akan mengembang. Sari tehnya akan berwarna kuning kegelapan, akan mengeluarkan aroma yang manis, dan mellow. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa XiHu LongJing Tea terkenal akan 4 keajaibannya, yaitu green color, sweet smell, mellow taste dan beautiful shape. Namun kalau kita ingin menikmati XiHu LongJing Tea ini, kita harus berani merogoh kocek sekitar 150 – 300 RMB untuk 1 paket teh.
Disisi lain kota Hangzhou terdapat sebuah kota tua yang dijadikan objek wisata dan museum. Wen Zhou nama daerah itu. Berkunjung ke Wen Zhou seakan-akan sedang berada di Venesia karena Wen Zhou dibangun di pinggiran sungai Yang Tse. Kita bisa naik perahu untuk mengelilingi tempat tersebut. Dan biasanya saat kita naik tukang perahu akan menyanyikan lagu-lagu daerah. Biaya untuk menyewa perahu tergolong murah 80 RMB sekali jalan. Sedangkan perahu tersebut bisa dimuati 7-8 orang. Sebagian rumah di Wenzhou masih dihuni dan sebagian lagi di jadikan Museum. Daerah ini juga sering di jadikan background dalam film-film China kuno atau film-film kungfu.
Shanghai : Kota modern
Dari Hangzhou ke Shanghai tidak membutuhkan waktu perjalanan yang panjang. Hanya 2 jam menggunakan bus. Sayangnya di Shanghai ini aku tidak terlalu mempunyai kesan yang dalam, selain gedung-gedungnya yang Futuristik dan Xiao Long Bao-nya yang benar-benar enak (aku belum pernah makan Xiao Long Bao seenak di ShangHai). Selebihnya Shanghai tidak berbeda dengan kota-kota besar lainnya. macet dan semrawut. Apalagi selama disana kami diberikan waktu bebas, sehingga aku dan teman-teman hanya pergi dari 1 pub ke pub lainnya.
Namun ada 1 tempat perbelanjaan, aku lupa menanyakan namanya, tempat itu pusat perbelanjaan seperti Pasar Baru yang dibangun dengan gaya Istana Kaisar jaman dahulu. Bahkan Starbuck café-nya juga berbentuk Istana kekaisaran. Di belakang pusat perbelanjaan tersebut juga ada taman yang sangat indah dengan arsitektur kuno.
GreyS.
3 comments:
terobati tuh kayaknya kebosan-an 10 jam perjalanan :D btw, itu fashion show ada terus tiap hari?
ditunggu puisi tentang duo pacar & kekasihnya heheheh
sorry abt your broken camera
jadi pengen minum teh hijaunya :)
Hallo...
Mana artikel lainnya yang terkait dengan perjalanan ini? Mau tahu dong...
Post a Comment