Dalam kebudayaan Tionghoa, kami juga memiliki
perhitungan astrologi China yang disebut Shio (zodiac China). Namun berbeda
dengan astrologi barat yang berdasarkan pada peredaran planet-planet dalam tata
surya, astrologi China tergantung pada tanggal jatuhnya bulan baru, hari, dan
jam pada awal musim semi. Makanya tahun baru Imlek (waktu pergantian Shio)
sebenarnya dirayakan untuk menyambut musim semi.
Shio atau Zodiac China ini diwakili oleh 12 hewan yang
dipercaya melambangkan karakter orang-orang yang dilahirkan pada tahun
tersebut. Secara tradisi, Shio dimulai dari lambang hewan TIKUS.
Sekedar mengingatkan bahwa tahun 2020 ini adalah tahun
shio TIKUS, dan aku adalah salah seorang yang terlahir dengan shio TIKUS,
artinya tahun ini adalah waktunya aku untuk kembali memulai sebuah periode baru
dalam hidupku.
***
Tahun ini karena kejenuhanku akan karirku yang sedang
stagnan di kantor, diperkuat dengan kondisi Oma-ku yang memburuk sejak MALAM
TAHUN BARU IMLEK 2020, membuatku akhirnya memberanikan diri untuk mengambil
sebuah keputusan besar (lagi) yaitu mengundurkan diri dari kantor dan memilih
untuk mengurus Oma-ku di rumah.
Entah ini suatu kebetulan atau memang sudah jalan-Nya
Tuhan, namun waktu aku memutuskan mengundurkan diri, di sekitaran awal Maret 2020,
bertepatan dengan Indonesia mengumumkan bahwa sudah ada warga Indonesia yang
terjangkit COVID-19, sehingga mau tidak mau Jakarta harus menjalani Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB), yang artinya semua orang yang tidak memiliki kepentingan
dianjurkan tinggal dirumah saja. Bahkan banyak kantor-kantor yang dipaksa harus
bisa bekerja dari rumah maupun bisnis yang terpaksa harus ditutup.
Nah karena sedang tidak terlalu disibukkan dengan
pekerjaan maupun kegiatan-kegiatan lain, otomatis aku memiliki banyak waktu
luang untuk mendekatkan diri dengan Tuhan lagi. Yang waktu kerja setiap hari
pergi pagi pulang malam, sehingga jarang punya waktu untuk baca Alkitab,
sekarang jadi punya waktu lagi untuk baca Alkitab. Yang dulu tidak ada waktu
untuk berdoa Tesera / Rosario, sekarang jadi punya waktu untuk itu. Yang dulu tidak
pernah bisa bangun subuh untuk misa pagi, sekarang jadi bisa bangun subuh untuk
misa pagi setiap hari. Yang dulu doa selalu ala kadarnya, bahkan doa pagi cuma
sempat sambil nyetir ke kantor, sekarang aku punya 2 waktu khusus untuk berdoa
pagi dan malam.
Dan Puji Tuhan, karena kegiatan positif yang aku
lakukan setiap hari, setidaknya aku bisa melewati hari-hariku tanpa
kekhawatiran yang berlebih. Padahal sebelum aku memutuskan mengundurkan diri
dari kantor, ada perasaan takut, kalau depresiku mungkin akan kambuh kalau aku
tidak memiliki kesibukan. Apalagi menemani Oma-oma, artinya kegiatanku akan banyak
diisi dengan duduk-duduk diam dan merenung, yang bisa jadi malah membuat aku
lebih over thinking.
Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba aku kembali mengenang
waktu-waktu aku di Beijing. Waktu itu pun aku memutuskan mengundurkan diri dari
kantor, dan memilih pergi ke Beijing karena memang sedang ada kejenuhan dalam
hidupku, ditambah dengan krisis identitas yang sudah memuncak dalam diriku. Sehingga
saat itu aku merasa perlu untuk mengambil waktu mundur sesaat dari rutinitasku untuk
merenungkan “apa maksud Tuhan saat menciptakan diriku seperti ini?”
Nah karena memang kebutuhanku pergi ke Beijing adalah
untuk merenung, maka sekolah Bahasa yang waktu itu aku jalani yah sebenarnya
hanyalah kamuflase. Kegiatanku disana lebih banyak main, makan, dan merenung
dari pada belajar bahasanya.
Merenung yang aku maksud disini tentu saja adalah dengan
tetap pergi ke gereja, banyak berdoa, dan membaca Alkitab. Intinya yah
membangun komunikasi dan relasi yang baik dengan Tuhan. Kurang lebih mirip-mirip
lah dengan yang saat ini aku lakukan. Dan setelah aku ingat-ingat, waktu aku
pergi ke Beijing itu kan tahun 2008, artinya itu adalah 12 tahun yang lalu,
artinya lagi saat itu juga adalah tahun shio TIKUS.
Ketika menyadari “kebetulan” ini, aku jadi mencoba merenungkan
lagi seluruh perjalanan hidupku, khususnya di tahun-tahun sebelum tahun 2008.
***
Aku terlahir di shio tikus tahun 1984. Hidupku sangat bahagia,
tanpa ada kesulitan apapun baik secara akademis di sekolah maupun di keluarga. Sebagai
anak pertama sekaligus cucu pertama dan keponakan pertama, maka aku adalah cucu
kesayangan oma-opa, anak kesayangan papi, sekaligus keponakan kesayangan om
tante. Seingatku saat itu semua begitu indah, sampai aku lulus SD di tahun 1996.
Artinya 12 tahun pertama kelahiranku atau 1 putaran shio pertama, aku lalui dengan
sangat indah.
Setelah berulang tahun yang ke-12 di tahun 1996 yang
juga bertepatan dengan aku masuk SMP, di periode inilah perjalanan hidupku
sekaligus perjalanan imanku di mulai.
Di sekitaran tahun 1996-1997 itu ada masalah keluarga
yang membuatku bertengkar hebat dengan papi. Aku yang sebelumnya lebih dekat
dengan papi dibanding dengan mami, tiba-tiba mengalami luka batin hebat dengan
papi, yang membuatku tidak bicara dengan beliau sama sekali selama sekitar 13
tahun. Dan luka batin itu pula yang membuatku memutuskan untuk memilih menjadi seorang
Katolik, dibanding mengikuti agama yang papi peluk. Pokoknya saat itu, prinsipku
adalah apa pun yang papi minta, maka aku akan melakukan sebaliknya.
Sejak masuk SMP dan sejak masalahku dengan papi itu,
hidupku berubah 180 derajat. Aku yang waktu SD tidak terlalu kesulitan dalam
mengikuti pelajaran sekolah, sejak masuk SMP sampai lulus S1, selalu harus
berjuang mati-matian untuk sekedar LULUS. Itu pun sudah diwarnai dengan insiden
tidak naik kelas, percobaan bunuh diri, dianggap anak nakal di sekolah, dikhianati
oleh guru dan teman, sampai akhirnya harus pindah sekolah untuk bisa lulus SMU.
Makanya sampai saat ini, aku hampir tidak bisa mengingat
masa-masa remajaku. Karena sepertinya alam bawah sadarku mencoba menghapus masa-masa
suram tersebut. Sehingga bisa dibilang pada periode putaran ke-2 shio Tikus aku
lalui dengan sangat suram. Sampai pada puncaknya di ulang tahunku di tahun 2008,
dimana karena sudah terlalu jenuh dan lelah dengan kehidupanku saat itu,
akhirnya aku membulatkan tekad untuk pergi ke Beijing.
***
Setelah merenungkan perjalanan hidup dan perjalanan
imanku sepanjang 3 periode putaran shio ini, aku jadi semakin percaya bahwa
dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua yang terjadi sebenarnya
sedang membentuk sebuah rancangan.
Rancangan yang seperti apa? Aku hanya bisa meyakini
bahwa itu adalah sebuah rancangan yang indah. Bentuknya seperti apa? hal inilah
yang harus aku tanyakan kepada Tuhan saat ini.
“Apa yang Tuhan kehendaki dalam hidupku?
Apa yang harus aku lakukan untuk Kemuliaan Tuhan?”
Mencari jawabnya adalah PR-ku di tahun shio Tikus 2020
ini. Dan semoga setelah menemukan jawabannya, aku bisa menjalani kehendak Tuhan
itu dengan sebaik-baiknya, demi kemuliaan nama Tuhan. Amen.
Ringkasan Perjalanan Grey :
1984 – 1996 Terlahir
di dunia dan hidup dalam kebahagiaan
1996 – 2008 Jatuh
ke dalam pencobaan dan kegelapan.
2008 – 2020 Bangkit
dari kegelapan dan berdamai dengan keadaan
2020 - …… Mencoba
berjalan di jalan Tuhan dan mencari tau apa yang Tuhan kehendaki
Grey_S