Monday, October 19, 2020

Pola Rancangan (Tuhan)

Untuk menciptakan sebuah karya, apalagi bila karya tersebut diharapkan bisa menjadi Masterpiece, biasanya sang pencipta pasti akan membuat sebuah rancangan terlebih dahulu dari apa yang ada di dalam pemikirannya.

Seorang penulis pasti akan membuat kerangka tulisan terlebih dahulu hal-hal yang ingin ia tuliskan. Seorang perancang pasti akan membuat coret-coretan design seperti apa yang ia inginkan. Seorang pembuat film juga pasti akan membuat konsep tentang film yang ia ingin buat. Seorang kontraktor juga harus membuat rancangan bangunan seperti apa yang ingin ia buat. Seorang wirausaha juga harus membuat rencana bisnis untuk mewujudkan bisnis impiannya. Bahkan seorang pekerja biasa pun harus membuat rencana kerja untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya.

Rancangan-rancangan tersebut biasanya yah hanya dapat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya oleh si pencipta itu sendiri. Namun bila rancangan tersebut sudah membentuk sebuah “POLA” yang sudah terbaca atau terlihat kira-kiranya seperti apa, bukankah itu berarti hasil karya tersebut sudah hampir selesai? Tinggal apakah si pencipta karya tersebut ingin membuat karyanya sebagai karya yang sederhana saja, atau ia ingin membuat sebuah karya yang sangat detail dan complicated.

Karya yang sederhana, tentu akan membuat si pencipta memiliki waktu yang singkat untuk menyelesaikannya. Sedangkan karya yang detail, akan membuat si pencipta membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Tapi bagaimana pun juga karya yang sederhana maupun karya yang detail, semuanya tetap adalah hasil karya yang sempurna dan memiliki nilai tinggi. Tinggal bagaimana orang menilai hasil karya tersebut kan?

Pemikiran tentang “Pola Rancangan” ini tiba-tiba muncul setelah beberapa hari yang lalu aku menuliskan tentang pencerahan yang aku terima untuk bisa melihat “Pola” yang terjadi dalam hidupku. Sebuah babak baru yang selalu terjadi genap setiap 12 tahun, di tahun Shio kelahiranku, jelas sekali sudah membentuk sebuah Pola yang kira-kira sudah bisa terbaca olehku. Tinggal yang menjadi misteri, apakah Tuhan sebagai penciptaku ingin membuat sebuah karya yang sederhana dalam hidupku, ataukah sebuah karya yang mendetail dalam hidupku?

Bila Tuhan menghendaki hidupku sebagai karya yang sederhana saja, maka mungkin waktuku untuk menyelesaikan tugasku tidak akan terlalu lama. Aku pun tidak perlu melakukan hal-hal yang bombastis, yang menghebohkan dunia, cukup karya-karya sederhana juga di dunia ini. Karya-karya sederhana yang akan tetap mewarnai dunia dengan warna kehidupanku.

Namun bila Tuhan memang menghendaki hidupku sebagai karya yang detail atau bahkan sangat kompleks, yah mungkin aku akan dipercaya untuk melakukan hal-hal besar, dan juga akan membutuhkan waktu penyelesaian yang jauh lebih lama.

Nah.. bila ternyata memang waktuku tidak akan lama lagi. Artinya aku sudah tidak punya cukup waktu untuk sekedar marah-marah, membenci orang, dan melakukan hal-hal negative lainnya. Aku hanya punya sedikit waktu untuk aku habiskan bersama orang-orang tercinta. Aku hanya punya sedikit waktu untuk bisa melakukan hal-hal baik. Aku hanya punya sedikit waktu untuk mewartakan kabar baik tentang Kerajaan Allah, dan Cinta Tuhan yang abadi untuk selamanya.  Karena itu aku ingin menggunakan waktuku sebaik-baiknya, karena aku tidak tau, apakah esok masih akan ada untukku. 


Grey_S

No comments: