Untuk menciptakan sebuah karya,
apalagi bila karya tersebut diharapkan bisa menjadi Masterpiece, biasanya sang
pencipta pasti akan membuat sebuah rancangan terlebih dahulu dari apa yang ada
di dalam pemikirannya.
Seorang penulis pasti akan membuat
kerangka tulisan terlebih dahulu hal-hal yang ingin ia tuliskan. Seorang
perancang pasti akan membuat coret-coretan design seperti apa yang ia inginkan.
Seorang pembuat film juga pasti akan membuat konsep tentang film yang ia ingin
buat. Seorang kontraktor juga harus membuat rancangan bangunan seperti apa yang
ingin ia buat. Seorang wirausaha juga harus membuat rencana bisnis untuk
mewujudkan bisnis impiannya. Bahkan seorang pekerja biasa pun harus membuat
rencana kerja untuk menyelesaikan setiap pekerjaannya.
Rancangan-rancangan tersebut
biasanya yah hanya dapat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya oleh si pencipta
itu sendiri. Namun bila rancangan tersebut sudah membentuk sebuah “POLA” yang
sudah terbaca atau terlihat kira-kiranya seperti apa, bukankah itu berarti
hasil karya tersebut sudah hampir selesai? Tinggal apakah si pencipta karya
tersebut ingin membuat karyanya sebagai karya yang sederhana saja, atau ia
ingin membuat sebuah karya yang sangat detail dan complicated.
Karya yang sederhana, tentu akan
membuat si pencipta memiliki waktu yang singkat untuk menyelesaikannya.
Sedangkan karya yang detail, akan membuat si pencipta membutuhkan waktu lebih
lama untuk menyelesaikannya. Tapi bagaimana pun juga karya yang sederhana maupun
karya yang detail, semuanya tetap adalah hasil karya yang sempurna dan memiliki
nilai tinggi. Tinggal bagaimana orang menilai hasil karya tersebut kan?
Pemikiran tentang “Pola Rancangan”
ini tiba-tiba muncul setelah beberapa hari yang lalu aku menuliskan tentang
pencerahan yang aku terima untuk bisa melihat “Pola” yang terjadi dalam
hidupku. Sebuah babak baru yang selalu terjadi genap setiap 12 tahun, di tahun
Shio kelahiranku, jelas sekali sudah membentuk sebuah Pola yang kira-kira sudah
bisa terbaca olehku. Tinggal yang menjadi misteri, apakah Tuhan sebagai
penciptaku ingin membuat sebuah karya yang sederhana dalam hidupku, ataukah
sebuah karya yang mendetail dalam hidupku?
Bila Tuhan menghendaki hidupku
sebagai karya yang sederhana saja, maka mungkin waktuku untuk menyelesaikan
tugasku tidak akan terlalu lama. Aku pun tidak perlu melakukan hal-hal yang
bombastis, yang menghebohkan dunia, cukup karya-karya sederhana juga di dunia
ini. Karya-karya sederhana yang akan tetap mewarnai dunia dengan warna kehidupanku.
Namun bila Tuhan memang menghendaki
hidupku sebagai karya yang detail atau bahkan sangat kompleks, yah mungkin aku
akan dipercaya untuk melakukan hal-hal besar, dan juga akan membutuhkan waktu
penyelesaian yang jauh lebih lama.
Nah.. bila ternyata memang waktuku
tidak akan lama lagi. Artinya aku sudah tidak punya cukup waktu untuk sekedar
marah-marah, membenci orang, dan melakukan hal-hal negative lainnya. Aku hanya
punya sedikit waktu untuk aku habiskan bersama orang-orang tercinta. Aku hanya
punya sedikit waktu untuk bisa melakukan hal-hal baik. Aku hanya punya sedikit
waktu untuk mewartakan kabar baik tentang Kerajaan Allah, dan Cinta Tuhan yang
abadi untuk selamanya. Karena itu aku
ingin menggunakan waktuku sebaik-baiknya, karena aku tidak tau, apakah esok masih
akan ada untukku.
Grey_S
No comments:
Post a Comment