Wednesday, October 14, 2020

Putaran Shio

Dalam kebudayaan Tionghoa, kami juga memiliki perhitungan astrologi China yang disebut Shio (zodiac China). Namun berbeda dengan astrologi barat yang berdasarkan pada peredaran planet-planet dalam tata surya, astrologi China tergantung pada tanggal jatuhnya bulan baru, hari, dan jam pada awal musim semi. Makanya tahun baru Imlek (waktu pergantian Shio) sebenarnya dirayakan untuk menyambut musim semi.

Shio atau Zodiac China ini diwakili oleh 12 hewan yang dipercaya melambangkan karakter orang-orang yang dilahirkan pada tahun tersebut. Secara tradisi, Shio dimulai dari lambang hewan TIKUS.


Sekedar mengingatkan bahwa tahun 2020 ini adalah tahun shio TIKUS, dan aku adalah salah seorang yang terlahir dengan shio TIKUS, artinya tahun ini adalah waktunya aku untuk kembali memulai sebuah periode baru dalam hidupku.


***

Tahun ini karena kejenuhanku akan karirku yang sedang stagnan di kantor, diperkuat dengan kondisi Oma-ku yang memburuk sejak MALAM TAHUN BARU IMLEK 2020, membuatku akhirnya memberanikan diri untuk mengambil sebuah keputusan besar (lagi) yaitu mengundurkan diri dari kantor dan memilih untuk mengurus Oma-ku di rumah. 

Entah ini suatu kebetulan atau memang sudah jalan-Nya Tuhan, namun waktu aku memutuskan mengundurkan diri, di sekitaran awal Maret 2020, bertepatan dengan Indonesia mengumumkan bahwa sudah ada warga Indonesia yang terjangkit COVID-19, sehingga mau tidak mau Jakarta harus menjalani Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang artinya semua orang yang tidak memiliki kepentingan dianjurkan tinggal dirumah saja. Bahkan banyak kantor-kantor yang dipaksa harus bisa bekerja dari rumah maupun bisnis yang terpaksa harus ditutup.

Nah karena sedang tidak terlalu disibukkan dengan pekerjaan maupun kegiatan-kegiatan lain, otomatis aku memiliki banyak waktu luang untuk mendekatkan diri dengan Tuhan lagi. Yang waktu kerja setiap hari pergi pagi pulang malam, sehingga jarang punya waktu untuk baca Alkitab, sekarang jadi punya waktu lagi untuk baca Alkitab. Yang dulu tidak ada waktu untuk berdoa Tesera / Rosario, sekarang jadi punya waktu untuk itu. Yang dulu tidak pernah bisa bangun subuh untuk misa pagi, sekarang jadi bisa bangun subuh untuk misa pagi setiap hari. Yang dulu doa selalu ala kadarnya, bahkan doa pagi cuma sempat sambil nyetir ke kantor, sekarang aku punya 2 waktu khusus untuk berdoa pagi dan malam.

Dan Puji Tuhan, karena kegiatan positif yang aku lakukan setiap hari, setidaknya aku bisa melewati hari-hariku tanpa kekhawatiran yang berlebih. Padahal sebelum aku memutuskan mengundurkan diri dari kantor, ada perasaan takut, kalau depresiku mungkin akan kambuh kalau aku tidak memiliki kesibukan. Apalagi menemani Oma-oma, artinya kegiatanku akan banyak diisi dengan duduk-duduk diam dan merenung, yang bisa jadi malah membuat aku lebih over thinking.

Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba aku kembali mengenang waktu-waktu aku di Beijing. Waktu itu pun aku memutuskan mengundurkan diri dari kantor, dan memilih pergi ke Beijing karena memang sedang ada kejenuhan dalam hidupku, ditambah dengan krisis identitas yang sudah memuncak dalam diriku. Sehingga saat itu aku merasa perlu untuk mengambil waktu mundur sesaat dari rutinitasku untuk merenungkan “apa maksud Tuhan saat menciptakan diriku seperti ini?

Nah karena memang kebutuhanku pergi ke Beijing adalah untuk merenung, maka sekolah Bahasa yang waktu itu aku jalani yah sebenarnya hanyalah kamuflase. Kegiatanku disana lebih banyak main, makan, dan merenung dari pada belajar bahasanya.

Merenung yang aku maksud disini tentu saja adalah dengan tetap pergi ke gereja, banyak berdoa, dan membaca Alkitab. Intinya yah membangun komunikasi dan relasi yang baik dengan Tuhan. Kurang lebih mirip-mirip lah dengan yang saat ini aku lakukan. Dan setelah aku ingat-ingat, waktu aku pergi ke Beijing itu kan tahun 2008, artinya itu adalah 12 tahun yang lalu, artinya lagi saat itu juga adalah tahun shio TIKUS.

Ketika menyadari “kebetulan” ini, aku jadi mencoba merenungkan lagi seluruh perjalanan hidupku, khususnya di tahun-tahun sebelum tahun 2008.


***

Aku terlahir di shio tikus tahun 1984. Hidupku sangat bahagia, tanpa ada kesulitan apapun baik secara akademis di sekolah maupun di keluarga. Sebagai anak pertama sekaligus cucu pertama dan keponakan pertama, maka aku adalah cucu kesayangan oma-opa, anak kesayangan papi, sekaligus keponakan kesayangan om tante. Seingatku saat itu semua begitu indah, sampai aku lulus SD di tahun 1996. Artinya 12 tahun pertama kelahiranku atau 1 putaran shio pertama, aku lalui dengan sangat indah.

Setelah berulang tahun yang ke-12 di tahun 1996 yang juga bertepatan dengan aku masuk SMP, di periode inilah perjalanan hidupku sekaligus perjalanan imanku di mulai.

Di sekitaran tahun 1996-1997 itu ada masalah keluarga yang membuatku bertengkar hebat dengan papi. Aku yang sebelumnya lebih dekat dengan papi dibanding dengan mami, tiba-tiba mengalami luka batin hebat dengan papi, yang membuatku tidak bicara dengan beliau sama sekali selama sekitar 13 tahun. Dan luka batin itu pula yang membuatku memutuskan untuk memilih menjadi seorang Katolik, dibanding mengikuti agama yang papi peluk. Pokoknya saat itu, prinsipku adalah apa pun yang papi minta, maka aku akan melakukan sebaliknya.

Sejak masuk SMP dan sejak masalahku dengan papi itu, hidupku berubah 180 derajat. Aku yang waktu SD tidak terlalu kesulitan dalam mengikuti pelajaran sekolah, sejak masuk SMP sampai lulus S1, selalu harus berjuang mati-matian untuk sekedar LULUS. Itu pun sudah diwarnai dengan insiden tidak naik kelas, percobaan bunuh diri, dianggap anak nakal di sekolah, dikhianati oleh guru dan teman, sampai akhirnya harus pindah sekolah untuk bisa lulus SMU.

Makanya sampai saat ini, aku hampir tidak bisa mengingat masa-masa remajaku. Karena sepertinya alam bawah sadarku mencoba menghapus masa-masa suram tersebut. Sehingga bisa dibilang pada periode putaran ke-2 shio Tikus aku lalui dengan sangat suram. Sampai pada puncaknya di ulang tahunku di tahun 2008, dimana karena sudah terlalu jenuh dan lelah dengan kehidupanku saat itu, akhirnya aku membulatkan tekad untuk pergi ke Beijing.


***

Setelah merenungkan perjalanan hidup dan perjalanan imanku sepanjang 3 periode putaran shio ini, aku jadi semakin percaya bahwa dalam Tuhan tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua yang terjadi sebenarnya sedang membentuk sebuah rancangan.

Rancangan yang seperti apa? Aku hanya bisa meyakini bahwa itu adalah sebuah rancangan yang indah. Bentuknya seperti apa? hal inilah yang harus aku tanyakan kepada Tuhan saat ini.

“Apa yang Tuhan kehendaki dalam hidupku?

Apa yang harus aku lakukan untuk Kemuliaan Tuhan?”

Mencari jawabnya adalah PR-ku di tahun shio Tikus 2020 ini. Dan semoga setelah menemukan jawabannya, aku bisa menjalani kehendak Tuhan itu dengan sebaik-baiknya, demi kemuliaan nama Tuhan. Amen.




Ringkasan Perjalanan Grey : 

1984 – 1996       Terlahir di dunia dan hidup dalam kebahagiaan

1996 – 2008       Jatuh ke dalam pencobaan dan kegelapan.

2008 – 2020       Bangkit dari kegelapan dan berdamai dengan keadaan

2020 - ……        Mencoba berjalan di jalan Tuhan dan mencari tau apa yang Tuhan kehendaki

 


Grey_S

No comments: