Sunday, December 22, 2019

Lucky

I Feel so lucky, with everything I am.

Hari ini sepanjang perjalanan pulang, aku merasa menjadi orang yang beruntung.
Aku beruntung masih memiliki waktu yang dapat ku habiskan bersama dengan orang-orang yang kucinta.
Aku beruntung memiliki tubuh yang cukup sehat dan lengkap.
Aku beruntung masih memiliki penghasilan yang mencukupi.
Aku beruntung masih memiliki sahabat-sahabat yang selalu ada di waktu susah maupun senang, sakit maupun sehat.

Tulisan ini adalah tentang sahabat-sahabatku dimana mereka berada.

Sepanjang perjalanan hidup setiap orang pasti pernah menemukan kawan-kawan palsu. Aku pun pernah. Apalagi dengan jaman social media seperti sekarang, dimana mudah sekali mendapatkan ratusan atau bahkan ribuan kawan. Bohong kalau ratusan atau ribuan kawan itu semuanya adalah orang yang pantas disebut “Kawan”.

Aku adalah seseorang yang tumbuh pada generasi awal dimana Internet dan Social media tumbuh subur. Aku pun sempat mengalami nikmatnya hidup di dunia maya, dengan sosok Alter. Kalau sekarang mungkin sebutannya Anonym. Aku yang aslinya pendiam dan cupu, bisa sangat popular di dunia maya. Aku pun sempat menikmati masa-masa dimana, semakin banyak follower, semakin aku merasa “Hidup”.
Hingga di suatu titik, aku merasa bahwa semua yang aku miliki di dunia maya adalah ilusi.

Akhirnya aku pun mulai menutup beberapa social media yang aku punya, dan hanya menyisakan seperlunya saja. Privacy Account yang dulu aku buka bebas, mulai aku Private. Aku yang dulu hobby posting apapun, mulai tidak pernah posting, khususnya foto-foto.

Ketika aku memutuskan tidak main lagi social media, aku bilang ke temanku yang bertanya “Real Friends will always knew a way to found you”. Dan benar saja, sejak saat itu teman-temanku pun mulai semakin tersaring. Orang-orang yang sungguh menganggap aku teman, sampai sekarang kami masih saling berhubungan. Kami masih saling bercerita, saling berbagi keluh kesah. Teman-teman baikku tidak perlu mengetahui kabarku via social media.

Dan aku semakin yakin dan merasa nyaman dengan teman-temanku yang semakin terbatas, tapi nyata saat tidak ada diantara kami yang saling menjelekan, saat kami selalu saling dukung satu sama lainnya, dan kami saling mengingatkan satu sama lain. Mungkin secara fisik kami tidak bisa selalu bersama, tapi secara spirit aku yakin kami selalu bersama. Sejauh apapun kami terpisah, kami akan selalu saling mendukung.

Partnerku pernah bilang “Teman-temanmu itu semua unik-unik yah, tapi aku bisa merasakan mereka orang-orang yang tulus.” Aku bilang “Iya. Aku bersyukur dengan hal itu. Aku sangat beruntung Tuhan menjauhkanku dari kawan-kawan palsu.”

No comments: