Wednesday, September 3, 2008

Wang Fu Jing



Hari ke-2 aku dan teman-teman tiba di Beijing, kami diantar ke Wang Fu Jing. Wang Fu Jing adalah salah satu pusat perbelanjaan paling terkenal di Beijing. Dan juga tempat berkumpulnya orang-orang saat liburan tiba. Kalau di Jakarta Wang Fu Jing itu seperti Pasar Baru.

Di Wang Fu Jing terdapat sebuah gereja Katedral yang cukup megah, meski dari luar tidak semegah gereja Katedral di Jakarta. Saya sendiri belum berkesempatan untuk melihat bagaimana bagian dalamnya. Dan sayangnya lagi, orang-orang di deaah ini tidak menghargai gereja sebagaimana mestinya. Terbukti dari halaman gereja yang digunakan oleh anak-anak muda untuk latihan skateboard, roller skate, pacaran, atau sekedar foto-foto.

Di Wang Fu jing ada sebuah blok, dimana sepanjang jalan di blok itu menjual aneka makanan yang aneh-aneh. Ada sate scorpion, sate kempompong, sate kecoa, daging ular, daging gurita, tiram bakar dan lain lain. Disini aku mencoba sate scorpion dan tiram bakar. Pertama melihat memang menjijikan, tapi ternyata rasanya memang enak, gurih dan garing. Minuman yang dijual pun sedikit unik, karena es yang mereka gunakan bukan es biasa tapi menggunakan biang es.

Selain makanan dan minuman yang unik tersebut, di sepanjang jalan itu juga banyak yang menjual manisan khas China, yang sering aku lihat di film-film jaman dahulu. Manisan itu mulanya hanya terbuat dari sejenis buah berry yang dilapisi oleh gula. Tapi dengan berkembangnya jaman, mereka tidak hanya membuat manisan buah berry, ada juga buah-buahan lain yang dimaniskan seperti melon, strawberry, anggur, apel dan lain lain.

Di Wang Fu Jing ini juga ada sebuah jalan, yang dibuat seperti outdoor museum. Dimana ada patung-patung yang menggambarkan kehidupan masyarakat China jaman dahulu. Salah satu patung yang saya ingat adalah patung orang yang sedang menarik becak. Becaknya itu dapat kita duduki untuk berfoto.



GreyS

1 comment:

Blue_Sky said...

Pernah aku kabur dari hotel malam2 (sedang ada acara) bareng bbrp temen, nekad menjelaskan mau ke daerah ini pada sopir taxi yang nga bisa berkomunikasi dengan bahasa kami yang pas2an, untung kok ya masih sampe.

Nice place anyway.

*Blue mampir ya Grey