Sunday, August 9, 2020

Cinta yang paling…..

Sudah 2 minggu terakhir ini aku sedang mengikuti sebuah Pelatihan Rohani Pemula yang diadakan oleh Kelompok Magis – Kelompok orang muda yang mendalami Spiritualitas Ignasian dari ordo Jesuit. Meski awalnya aku mendaftarkan diri tanpa tahu apapun tentang Pelatihan Rohani ini, namun setelah tahu bahwa kelompok yang mengadakan bagian dari ordo Jesuit, ordo dari Pastor penulis buku rohani idolaku, Anthony de Mello, aku jadi semakin bersemangat.

Dalam Latihan Rohani ini kami diminta untuk berdoa setiap hari, dan merefleksikan doa tersebut, melakukan percakapan rohani yang sudah dibuatkan panduannya, serta belajar membedakan mana Roh Baik dan mana Roh Jahat yang sedang mempengaruhiku. Latihan ini akan berlangsung kurang lebih 4 minggu, dan setiap minggu akan ada topik-topik yang berbeda.

Tema pelatihan minggu pertama adalah Mengingat Kembali Pengalaman Cinta. Di minggu pertama ini, karena hanya diminta untuk mengingat tentang semua pengalaman dicintai, bersyukur, caraku menanggapi cinta, dan persahabatan penuh cinta, semua ini tidak terlalu sulit untukku. Oh ya, CINTA yang dimaksud dalam pelatihan ini tentu saja Cinta Tuhan yah, bukan cinta-cintaan model di cerita drama begitu.

Nah masuk ke minggu kedua, dimana minggu ini merupakan minggu tenang dan kontemplatif. Tema pelatihan Tinggal Dalam Cinta (Tuhan). Kami diminta untuk membayangkan bila kami menjadi salah satu dari murid Yesus yang diundang ke dalam perjamuan malam terakhir, dimana pada saat itu kami bisa berinteraksi secara personal dengan Yesus. Kami diminta untuk mulai bergerak dari kesadaran akan pengalaman cinta menuju kesadaran bahwa Tuhan mendambakan diri kami. Di minggu inilah aku mulai mengalami banyak cobaan, yang mungkin berasal dari Roh Jahat yang tidak menginginkan aku untuk menyadari “sesuatu”.

Dimulai dari hari pertama pada hari senin, dimana tiba-tiba saja mood-ku menjadi sangat buruk dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, pertengkaran rumah tangga antara anggota keluargaku yang membuat kepalaku tambah pusing, sehingga hari itu membuat aku gagal masuk dalam situasi kontemplasi.

Hari berikutnya meski kurang lebih situasi sudah sedikit membaik, dan mood-ku juga sudah jauh lebih baik, tapi tetap saja ada beberapa hal yang membuatku sulit masuk ke situasi yang tenang dan kontemplatif. Mulai dari kesibukan pekerjaan, hingga obrolanku dengan seorang sahabat tentang teman kami lainnya, yang sangat mengganggu pikiranku seharian itu.

***

“Sebenarnya ada apa sih antara kamu dan dia? Dari ceritamu, dulu kan padahal kalian pernah berhubungan cukup baik? Tapi kenapa sekarang kalian jadi saling sungkan begini?” – tanya sahabatku.

“Ngga tau yah. Tiba-tiba saja dia tidak pernah menjawab lagi bila aku menyapa secara pribadi.” – ceritaku

“Coba deh kamu contact dia lagi, tanya nomor contact-nya lagi. Ajak ketemuan lagi. Kalau sekarang dia tidak keberatan, artinya selama ini kamu cuma over thinking doang kan? Kalau dia keberatan untuk kasih nomor contact-nya lagi atau ketemuan lagi, yah toh kamu sudah siap juga dengan reaksi tersebut.”—saran sahabatku.

“Hmm… I’ll try. Tapi sejujurnya aku masih bingung bagaimana untuk memulai lagi.” – jawabku saat itu 

Yah aku pernah memutuskan menghilang saat aku merasa diabaikan oleh teman-teman yang kuharapkan bisa menjadi teman baikku. Sehingga ketika kami berkumpul kembali meski hanya dalam social media, hal itu membuatku sangat canggung dalam menghadapi mereka. Karena masih ada ego manusiaku yang merasa “ditolak”.

Mengharapkan. Merasakan “ditolak”. Merasakan “tidak dihargai”. Merasakan “tidak dicintai”. Di hal-hal tersebutlah ternyata Roh Jahat bekerja dalam mempengaruhi hati dan jiwaku selama ini. Membuat diriku terpuruk. Membuatku melupakan “sesuatu”.

***

Hari sabtu kemarin, setelah beberapa hari gagal masuk dalam situasi yang kontemplatif, akhirnya aku berhasil bangun jam 5 pagi dan mendapatkan situasi kontemplatif di pagi itu.

Pagi hari yang masih terasa dingin, hening, dan hanya ada cahaya lilin yang temaram, membuatku berhasil memiliki waktu untuk tenang sesaat. Dengan panduan yang diberikan dan menggunakan imajinasi, aku membayangkan sedang berada dalam suatu ruangan dimana hanya ada aku dan Yesus saat itu.

Yesus mengatakan sesuatu yang menurutku sangat romantis “Tak akan ada yang dapat memisahkan kamu dari cinta-Ku. Aku mencintaimu.”

Tepat disaat inilah tiba-tiba aku menyadari 1 hal yang sangat penting. 1 hal yang membuatku menangis sejadi-jadinya.

Aku sudah dicintai Tuhan dengan sedemikian rupa, kenapa aku masih terluka karena mengharapkan cinta dari manusia biasa. Cinta Tuhan adalah cinta yang paling abadi dari yang semua cinta abadi yang pernah ada. Cinta Tuhan adalah yang paling tulus dari semua ketulusan cinta yang pernah ada. 

Bila cinta manusia bisa berubah suatu saat, maka cinta Tuhan selamanya tidak akan pernah berubah. Dari sebelum aku terbentuk di rahim ibuku, sampai nanti aku dijemput ajal, cinta Tuhan kepadaku tidak akan berubah sedikitpun.

Bahkan bila cinta manusia biasa dibagikan, maka perhatiannya akan terbagi dan semakin berkurang, sehingga manusia biasa akan membuat prioritas untuk pembagian cintanya, tapi bila cinta Tuhan yang dibagikan, maka cinta itu akan kembali berkali-kali lipat banyaknya.

Ya Tuhan, kenapa hal sepenting ini baru aku sadari sekarang.

Ya Tuhan, terima kasih atas cinta-Mu.

 

Grey_S

No comments: