Wednesday, August 5, 2020

Cinta pada pandangan pertama

Buat banyak orang cinta pada pandangan pertama adalah sebuah omong kosong besar. Dulu sekali aku pun pernah berpikir sama. Mana bisa sih orang bisa mencintai dalam hitungan detik? Sampai akhirnya 10 tahun yang lalu aku harus menjilat ludah sendiri. Aku jatuh cinta pada seseorang mulai dari pandangan pertama.

Meski akhirnya kisah cinta pada pandangan pertamaku tidak bisa berjalan mulus seperti di FTV-FTV, setidaknya Huang, seseorang yang berhasil membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, ia juga berhasil membuatku belajar tentang Cinta yang membebaskan, Cinta yang tidak mengharapkan apapun.

Btw, aku baru menyadari, ternyata cinta pada pandangan pertama yang aku alami, yang membawa perubahan besar dalam hidupku, bukan hanya sekali terjadi dan yang pertama juga bukan pada Huang, wanita yang kutemui 10 tahun lalu. Ternyata Cinta pada pandanganku yang pertama terjadi ketika usiaku masih sekitar 9 tahunan.



*** 


Sejak kecil aku jauh lebih kutu buku dari pada sekarang, ketertarikanku pada literasi mungkin diturunkan dari mami, yang ketika muda juga kutu buku. Dari aku baru mulai bisa membaca, mami sangat mendukung hobby membacaku dengan membelikan banyak buku, majalah anak-anak, hingga Ensiklopedia. Mulai dari majalah Bobo, serial karya Enid Bylton, hingga serial karya Hilman Hariwijaya.

Pada suatu hari, saat usiaku sekitar 9 tahunan, kami sekeluarga pergi ke toko buku di sebuah Mall yang pertama berdiri di kawasan Jakarta Barat. Disana aku menemukan sebuah buku cerita-cerita pendek yang sangat menarik hatiku. Membaca buku contohnya sudah membuatku masuk ke dalam duniaku sendiri.

Mami yang melihat hal itu, lalu meminta ikut melihat isi buku yang sedang aku baca saat itu. Setelah mami membaca sekilas, mami cuma mengatakan “Ini buku bagus. Kamu mau beli?” dan aku langsung meng-iya-kan dengan sangat gembira.

Buku itu berjudul “Burung Berkicau” karya Anthony de Mello.

Dan dari buku itulah pelan-pelan aku mengenal karya-karya lain dari Anthony de Mello.

Dan dari tulisan-tulisan Anthony de Mello, aku belajar banyak tentang pemikiran-pemikirannya tentang Kesadaran, tentang Cinta, dan tentang Tuhan.

Buku beliau yang berjudul “Dipanggil untuk Mencinta” lah yang berhasil membuatku bebas dari keterikatan akan cinta duniawi. Yang menampar semua ego-ku dalam memandang tentang arti Cinta. Yang memandu jalanku untuk tetap mencintai orang-orang di sekelilingku, dengan cara yang mereka inginkan, bukan dengan cara yang aku inginkan.

 

***


Cinta pada pandangan pertama.

Aku coba membayangkan bila dulu aku tidak pernah merasakan cinta pada pandangan pertama pada buku tulisan Anthony de Mello atau pada Huang 10 tahun yang lalu, mungkin saat ini tidak akan ada aku yang sekarang. Mungkin aku sudah hancur karena kelekatanku pada cinta duniawi. Mungkin saat ini aku sudah mati dalam keterpurukanku. Mungkin…. Ah sudahlah…

Dua pengalaman cinta pada pandangan pertama, namun keduanya mengarahkanku ke satu jalan yang sama, jalan menuju cinta yang paling abadi, cinta yang paling tulus, cinta yang paling besar, yaitu Cinta Tuhan kepada umatnya.


Grey_S

No comments: