Lagi-lagi late post yah. Karena aku ngga sanggup juga kalau ketemu renungan yang mengena langsung posting panjang, apalagi yang mau aku tuliskan adalah sharing iman pribadi, jadi yah butuh waktu khusus untuk menulis sambil mengingat-ingat.
Tuhan sungguh luar biasa sih, minggu
lalu aku memang sedang memiliki pergumulan, dan bisa-bisanya Ia seperti
mengingatkanku 3 hari berturut-turut. Latihan Rohani Pemula yang sedang aku
lakukan, plus renungan kitab suci, plus renungan pas misa harian, semua temanya
bisa nyambung dengan pergumulanku.
Kalau kemarin-kemarin yang mengena
di aku kata-kata dari bacaan Kitab Suci, maka yang kali ini dari kata-kata Mazmur.
Mazmur ada di kitab suci juga sih, tapi kalau di Gereja Katolik Mazmur lebih
sering dinyanyikan dibanding dibacakan, kecuali kayak kondisi sekarang ngga ada
yang nyanyiin, ya udah deh dibacain.
Nah di Mazmur tanggal 5 Maret 2021,
kata-katanya seperti ini:
“Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib
yang dilakukan Tuhan.”
Lalu bacaan-bacaan pada hari itu,
kalau direnungkan, 2-2nya juga mengenai perbuatan ajaib Tuhan yang Ia lakukan
untuk misi penyelamatan manusia, meski semua berawal dari perbuatan dosa manusia.
Di bacaan pertama, itu tentang Yusuf
yang dijual oleh saudara-saudaranya karena mereka iri hati dan dengki, tapi
karena perbuatan tersebut, justru bangsa mereka diselamatkan dari bencana
kelaparan yang terjadi belasan tahun kemudian.
Di bacaan kedua, itu juga tentang
nubuat akan penyaliban Yesus, yang juga didasari oleh iri hati dan dengki para
pemuka agama saat itu. Namun seperti yang dipercaya oleh seluruh umat
Kristiani, bahwa penyaliban tersebut malah menjadi penebusan dosa umat manusia.
Nah berdasarkan kedua bacaan plus Mazmur dalam misa harian tanggal 5 Maret 2021, aku mau membagikan pengalaman iman pribadiku. Semoga berguna bagi yang menemukan tulisan ini yes.
Aku bahkan tidak bisa menuliskan
satu per satu perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan dalam hidupku, karena terlalu
banyak dan sambung menyambung. Jadi sebenarnya untuk yang berhasil menemukan
tulisan ini, sebaiknya sekalian saja telusuri blog yang aku tulis dari tahun
2008 ini.
Kejadian yang paling dekat yang bisa
aku ceritakan, karena baru saja kejadian dalam 2 minggu terakhir ini adalah
ketika aku merasa lelah dan tidak sabar lagi dalam menghadapi seorang teman
yang memang membutuhkan perhatian khusus, sayangnya anak ini juga memiliki ego
yang cukup tinggi dan kesenangan yang aneh, yaitu mencari perhatian lewat keributan.
Aku kenal anak ini saat aku mengikuti
sebuah pengajaran di Gereja-ku. Dia tidak memiliki teman dekat karena semua
orang dibuat tidak nyaman dengan kesenangannya mencari perhatian lewat
keributan tersebut. Dia juga di black list hampir di semua komunitas yang ia
ikuti. Namun saat mengenal anak ini, dan mencoba lebih memperhatikannya, aku
malah menjadi iba. Sehingga pada saat semua teman-teman menyerah untuk menemani
anak ini, aku memutuskan untuk tidak ikutan menyerah.
Dan sudah setahun terakhir aku
berusaha sabar dalam menghadapi anak ini, berusaha berbicara baik-baik, meski
dia juga selalu berusaha membuatku kesal dan marah. Sampai akhirnya 2 minggu
lalu, dia berhasil membuatku kehilangan kesabaran. Akhirnya aku berbicara cukup
ketus dan secara terang-terangan aku mengatakan aku bosan dan lelah mendengarkan
semua keluhan dia tentang semua orang di dunia ini, yang menurut dia tidak ada
yang bersikap baik padanya. Tapi setelah puas marah-marah sama anak itu, aku merasa
menyesal sendiri.
Sekitar semingguan aku berpikir
bagaimana untuk menjadi teman bagi anak ini, kalau dia tidak berubah, aku juga
lelah dan tidak sanggup menemani terus menerus, tapi kalau dia tidak ditemani,
aku juga kasihan. Disaat aku sudah tidak sanggup berpikir sendirian lagi,
akhirnya hari senin lalu aku meminta waktu untuk konseling ke Pembina kami.
Luar biasanya, si ibu Pembina ini cerita,
di minggu yang sama saat aku jadi bermasalah dan jadi kepikiran dengan anak
itu, si ibu juga sedang memikirkan anak itu. Apalagi ia melihat anak itu sedang
luntang-lantung di jalan. Jadi si ibu pun berdoa supaya Tuhan memberikan ia
jalan untuk berkomunikasi dengan anak itu dan agar anak itu mau konseling dan
bisa diajak berdamai dengan keadaan.
Mendengar cerita dari Ibu Pembina,
aku jadi merasa bahwa aku dibiarkan untuk kehilangan kesabaran oleh Tuhan agar
aku meminta tolong ke orang yang lebih berpengalaman, dan lebih mampu untuk
menolong anak tersebut. Dan karena aku memutuskan bercerita kepada Ibu Pembina,
kami jadi punya jalan keluar untuk membantu anak itu, plus aku juga jadi menemukan
jalan keluar untuk membantu masalah yang sedang dihadapi oleh saudara sepupuku
sendiri. 2 masalah menemukan jalan keluar, karena 1 emosi yang meledak yang memberikan
rasa penyesalan.
Luar biasanya Tuhan, saat akhirnya
aku mencoba menghubungi lagi anak itu, untuk membujuk dia ikut konseling,
tiba-tiba dia menyatakan bersedia. Padahal aku sudah takut anak ini akan
menolak dan aku akan mengalami kesulitan saat membujuk dia.
Yah sebelum berbicara lagi dengan
anak ini, aku juga berdoa sih supaya aku bisa berbicara dengan lebih tenang dan
bisa mengutarakan maksudku lebih mudah, dan juga supaya anak ini bersedia. Ehh beneran.
Baru 1x diomongin, anak ini langsung bersedia. Aku langsung merasa sukacita
luar biasa.
Aku merasa sedikit berbangga hati,
tugas evangelisasi pertamaku berhasil aku jalani dengan baik. Setidaknya meski
secara karir di dunia aku tidak bagus-bagus banget, yah kali secara tugas pewartaan
aku bisa lebih baik. Sekarang aku tinggal harus mendoakan agar anak ini
benar-benar bisa menemukan kedamaian dan akhirnya bisa memiliki teman-teman lain
sehingga tidak melulu bergantung kepadaku.
Cerita diatas baru salah satu dari
banyak kejadian ajaib yang aku rasakan dalam hidup. Masih banyak lagi yang
sebenarnya bisa aku ceritakan. Tapi yah itu bisa ngga abis-abis ceritanya.
Grey_S
No comments:
Post a Comment