Monday, March 8, 2021

Perbuatan Ajaib Tuhan

Lagi-lagi late post yah. Karena aku ngga sanggup juga kalau ketemu renungan yang mengena langsung posting panjang, apalagi yang mau aku tuliskan adalah sharing iman pribadi, jadi yah butuh waktu khusus untuk menulis sambil mengingat-ingat.

Tuhan sungguh luar biasa sih, minggu lalu aku memang sedang memiliki pergumulan, dan bisa-bisanya Ia seperti mengingatkanku 3 hari berturut-turut. Latihan Rohani Pemula yang sedang aku lakukan, plus renungan kitab suci, plus renungan pas misa harian, semua temanya bisa nyambung dengan pergumulanku.

Kalau kemarin-kemarin yang mengena di aku kata-kata dari bacaan Kitab Suci, maka yang kali ini dari kata-kata Mazmur. Mazmur ada di kitab suci juga sih, tapi kalau di Gereja Katolik Mazmur lebih sering dinyanyikan dibanding dibacakan, kecuali kayak kondisi sekarang ngga ada yang nyanyiin, ya udah deh dibacain.

Nah di Mazmur tanggal 5 Maret 2021, kata-katanya seperti ini:

“Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.”

Lalu bacaan-bacaan pada hari itu, kalau direnungkan, 2-2nya juga mengenai perbuatan ajaib Tuhan yang Ia lakukan untuk misi penyelamatan manusia, meski semua berawal dari perbuatan dosa manusia.

Di bacaan pertama, itu tentang Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya karena mereka iri hati dan dengki, tapi karena perbuatan tersebut, justru bangsa mereka diselamatkan dari bencana kelaparan yang terjadi belasan tahun kemudian.

Di bacaan kedua, itu juga tentang nubuat akan penyaliban Yesus, yang juga didasari oleh iri hati dan dengki para pemuka agama saat itu. Namun seperti yang dipercaya oleh seluruh umat Kristiani, bahwa penyaliban tersebut malah menjadi penebusan dosa umat manusia.

Nah berdasarkan kedua bacaan plus Mazmur dalam misa harian tanggal 5 Maret 2021, aku mau membagikan pengalaman iman pribadiku. Semoga berguna bagi yang menemukan tulisan ini yes.

Aku bahkan tidak bisa menuliskan satu per satu perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan dalam hidupku, karena terlalu banyak dan sambung menyambung. Jadi sebenarnya untuk yang berhasil menemukan tulisan ini, sebaiknya sekalian saja telusuri blog yang aku tulis dari tahun 2008 ini.

Kejadian yang paling dekat yang bisa aku ceritakan, karena baru saja kejadian dalam 2 minggu terakhir ini adalah ketika aku merasa lelah dan tidak sabar lagi dalam menghadapi seorang teman yang memang membutuhkan perhatian khusus, sayangnya anak ini juga memiliki ego yang cukup tinggi dan kesenangan yang aneh, yaitu mencari perhatian lewat keributan.

Aku kenal anak ini saat aku mengikuti sebuah pengajaran di Gereja-ku. Dia tidak memiliki teman dekat karena semua orang dibuat tidak nyaman dengan kesenangannya mencari perhatian lewat keributan tersebut. Dia juga di black list hampir di semua komunitas yang ia ikuti. Namun saat mengenal anak ini, dan mencoba lebih memperhatikannya, aku malah menjadi iba. Sehingga pada saat semua teman-teman menyerah untuk menemani anak ini, aku memutuskan untuk tidak ikutan menyerah.

Dan sudah setahun terakhir aku berusaha sabar dalam menghadapi anak ini, berusaha berbicara baik-baik, meski dia juga selalu berusaha membuatku kesal dan marah. Sampai akhirnya 2 minggu lalu, dia berhasil membuatku kehilangan kesabaran. Akhirnya aku berbicara cukup ketus dan secara terang-terangan aku mengatakan aku bosan dan lelah mendengarkan semua keluhan dia tentang semua orang di dunia ini, yang menurut dia tidak ada yang bersikap baik padanya. Tapi setelah puas marah-marah sama anak itu, aku merasa menyesal sendiri.

Sekitar semingguan aku berpikir bagaimana untuk menjadi teman bagi anak ini, kalau dia tidak berubah, aku juga lelah dan tidak sanggup menemani terus menerus, tapi kalau dia tidak ditemani, aku juga kasihan. Disaat aku sudah tidak sanggup berpikir sendirian lagi, akhirnya hari senin lalu aku meminta waktu untuk konseling ke Pembina kami.

Luar biasanya, si ibu Pembina ini cerita, di minggu yang sama saat aku jadi bermasalah dan jadi kepikiran dengan anak itu, si ibu juga sedang memikirkan anak itu. Apalagi ia melihat anak itu sedang luntang-lantung di jalan. Jadi si ibu pun berdoa supaya Tuhan memberikan ia jalan untuk berkomunikasi dengan anak itu dan agar anak itu mau konseling dan bisa diajak berdamai dengan keadaan.

Mendengar cerita dari Ibu Pembina, aku jadi merasa bahwa aku dibiarkan untuk kehilangan kesabaran oleh Tuhan agar aku meminta tolong ke orang yang lebih berpengalaman, dan lebih mampu untuk menolong anak tersebut. Dan karena aku memutuskan bercerita kepada Ibu Pembina, kami jadi punya jalan keluar untuk membantu anak itu, plus aku juga jadi menemukan jalan keluar untuk membantu masalah yang sedang dihadapi oleh saudara sepupuku sendiri. 2 masalah menemukan jalan keluar, karena 1 emosi yang meledak yang memberikan rasa penyesalan.

Luar biasanya Tuhan, saat akhirnya aku mencoba menghubungi lagi anak itu, untuk membujuk dia ikut konseling, tiba-tiba dia menyatakan bersedia. Padahal aku sudah takut anak ini akan menolak dan aku akan mengalami kesulitan saat membujuk dia.

Yah sebelum berbicara lagi dengan anak ini, aku juga berdoa sih supaya aku bisa berbicara dengan lebih tenang dan bisa mengutarakan maksudku lebih mudah, dan juga supaya anak ini bersedia. Ehh beneran. Baru 1x diomongin, anak ini langsung bersedia. Aku langsung merasa sukacita luar biasa.

Aku merasa sedikit berbangga hati, tugas evangelisasi pertamaku berhasil aku jalani dengan baik. Setidaknya meski secara karir di dunia aku tidak bagus-bagus banget, yah kali secara tugas pewartaan aku bisa lebih baik. Sekarang aku tinggal harus mendoakan agar anak ini benar-benar bisa menemukan kedamaian dan akhirnya bisa memiliki teman-teman lain sehingga tidak melulu bergantung kepadaku.

Cerita diatas baru salah satu dari banyak kejadian ajaib yang aku rasakan dalam hidup. Masih banyak lagi yang sebenarnya bisa aku ceritakan. Tapi yah itu bisa ngga abis-abis ceritanya.  



Grey_S

No comments: