Saat ini aku sedang mengikuti sebuah
retret Latihan Rohani Pemula St Ignasius Loyola yang cukup popular dengan pembelajaran
tentang Pembedaan Roh-nya. Dimana dalam Latihan Rohani ini, seluruh peserta
diajak untuk belajar membedakan mana Roh Baik dan mana roh jahat lewat renungan-renungan
yang harus dilakukan setiap hari. Pedoman sederhananya, Roh Baik akan selalu
membawa manusia mendekat kepada Tuhan, dan roh jahat akan selalu melakukan
sebaliknya.
2 minggu pertama saat memulai retret
Latihan Rohani, aku tidak mengalami terlalu banyak kendala dalam perenungan-perenunganku.
Aku hanya sedikit merasakan desolasi[1]
ringan di 2 hari pertama, namun selanjutnya aku sudah dapat menikmati retret
ini atau istilahnya aku dapat merasakan kontemplasi[2]
dan mengalami konsolasi[3].
Tema renungan minggu ke-3 adalah “Cinta
Yang Dilaksanakan” dimana sub tema untuk hari senin adalah “Aku Mengingat Anugerah
yang Telah Kuterima”.
Pada saat harus merenungkan
anugerah-anugerah yang telah aku terima dalam hidupku, tiba-tiba saja aku
merasa roh jahat berusaha menguasai pikiran dan hawa nafsuku. Pada saat aku berhasil
mengingat dengan jelas apa saja anugerah-anugerah yang telah aku terima, di
saat yang sama aku juga mendengar dengan jelas suara yang berbisik:
“tapi itu kan bukan yang kamu mau.
Tuhan itu jahat karena Ia tidak pernah mengabulkan apa pun yang kamu mau.”
“lihat orang-orang yang Tuhan
kirim ke sekitarmu, semua bermasalah, dan tidak ada yang bisa membuat kamu
bahagia.”
Bisikan itu terus berulang-ulang,
sampai malam itu aku malah sempat merasa marah kepada Tuhan.
Namun persis seperti yang dituliskan
dalam catatan Pedoman Pembedaan Roh, di saat aku tetap berusaha berbicara
kepada Tuhan, meski dengan perasaan marah, secara perlahan aku juga diberi
kesadaran oleh Roh Baik bahwa aku sedang dalam pengaruh roh jahat.
Setelah sadar sepenuhnya, aku jadi
ketakutan sendiri, dan mulai berdoa memohon pengampunan dan dilanjutkan dengan membaca
Alkitab. Luar biasanya, seakan-akan Tuhan ingin berbicara denganku, ayat emas
yang aku dapat malam itu adalah:
“Tetapi percabulan dan
rupa-rupa kecemaran atau KESERAKAHAN disebut saja pun jangan diantara
kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.” – Efesus 5: 3
Tanpa disadari aku hampir saja
dikuasai roh keserakahan. Tuhan selalu memenuhi kebutuhanku, aku tidak pernah
kekurangan sedikit pun. Bahkan disaat pandemic dan krisis ekonomi seperti ini, aku
tetap tidak pernah kekurangan. Aku masih bisa makan tiap hari, aku masih bisa
tidur di kasur yang hangat, di rumah yang nyaman dan aman. Tapi roh
keserakahan, membuatku menginginkan lebih dari yang aku butuhkan.
Terima kasih Tuhan atas semua
anugerah yang Kau beri. Maafkan aku yang tidak pernah puas ini. Terima kasih
Roh Baik sudah memberikanku kesadaran atas kebaikan-kebaikan Tuhan yang telah
aku terima. Amen.
[1]
Desolasi = Kesepian Rohani, merasa jauh dari Tuhan dan tidak layak untuk
mendekat
[2] Kontemplasi = Renungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau
perhatian penuh;
[3] Konsolasi = Penghiburan; Hiburan
Rohani; merasakan kedekatan dengan Tuhan
No comments:
Post a Comment