Percayakan cinta…
Yang tak..harus memiliki…
Pernah ku paksakan…
Walau tak sejalan…
Meski..ku tau ku salah…
Dan ku..coba melupakanmu…
Karna ku tau kau bukan milikku…
Dan ku..berhenti berharap…
Akan cintamu yang dulu…
Ada di hati…
Dan ku..coba tuk bertahan…
Walau..berat…
Kini ku berhenti berharap…
Kini ku akui…
Hatiku..tak bisa…
Slalu..miliki dirimu…
Dan ku..berhenti berharap…
Akan cintamu yang dulu…
Ada di hati…
Dan ku..coba tuk bertahan…
Walau..berat…
Kini ku berhenti berharap…berharap…
Akhir-akhir ini banyak sekali lagu-lagu indonesia yang sepertinya sedang menggambarkan suasana hatiku. Meski kadang aku tidak terlalu suka pada iramanya, yang biasa banget. Tapi berhubung lyric-nya aku banget mau tidak mau lagu itu pasti ada dalam list program iTunes-ku dan iPod-ku.
Seperti lagu “Berhenti berharap” yang dinyanyikan Marcell, iramanya seh agak mirip-mirip dengan lagu yang dinyanyikan Delon saat Grand Final Indonesian Idol pertama (aku lupa judulnya ;P). Tapi lyric lagu ini seperti menamparku. Mengingatkanku agar aku juga berhenti berharap. Berhenti berharap dia akan berpaling kepadaku. Berhenti berharap dia akan membalas cintaku. Berhenti berharap dia akan menjadi milikku selamanya.
Saat mendengarkan lagu ini, seperti ada yang mengatakan kepadaku “Grey, berhentilah menjadi punguk yang merindukan bulan. Dia tidak yang tercipta untukmu. Cukup sudah kau menantinya. Cukup sudah kau mengharapkannya.”
Yah… mungkin dia memang tidak tercipta untukku. Mungkin aku memang sia-sia mengharapkan cintanya. Tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku. Sampai detik ini, saat aku menulis blog ini, aku masih mencintainya. Sangat mencintainya.
Aku masih sering merasa “kosong” saat aku sadar dia tidak di sisiku lagi. Bagaikan ada lubang besar yang menganga di relung hatiku. Meski aku akui, aku juga mulai terbiasa tanpa kehadirannya di sisiku.
Setelah berbulan-bulan aku mencintainya hanya dalam hati, kini sudah tiba saatnya aku berhenti berharap… .
GreyS
Seperti lagu “Berhenti berharap” yang dinyanyikan Marcell, iramanya seh agak mirip-mirip dengan lagu yang dinyanyikan Delon saat Grand Final Indonesian Idol pertama (aku lupa judulnya ;P). Tapi lyric lagu ini seperti menamparku. Mengingatkanku agar aku juga berhenti berharap. Berhenti berharap dia akan berpaling kepadaku. Berhenti berharap dia akan membalas cintaku. Berhenti berharap dia akan menjadi milikku selamanya.
Saat mendengarkan lagu ini, seperti ada yang mengatakan kepadaku “Grey, berhentilah menjadi punguk yang merindukan bulan. Dia tidak yang tercipta untukmu. Cukup sudah kau menantinya. Cukup sudah kau mengharapkannya.”
Yah… mungkin dia memang tidak tercipta untukku. Mungkin aku memang sia-sia mengharapkan cintanya. Tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku. Sampai detik ini, saat aku menulis blog ini, aku masih mencintainya. Sangat mencintainya.
Aku masih sering merasa “kosong” saat aku sadar dia tidak di sisiku lagi. Bagaikan ada lubang besar yang menganga di relung hatiku. Meski aku akui, aku juga mulai terbiasa tanpa kehadirannya di sisiku.
Setelah berbulan-bulan aku mencintainya hanya dalam hati, kini sudah tiba saatnya aku berhenti berharap… .
GreyS
1 comment:
begitulah cinta, bisa sangat menyentuh kalbu, menghiasi kosongnya hati, tapi tetap berpijak pada bumi Grey, carilah yang juga mencintaimu, sulit memang tapi mungkin.. teruslah berharap for that special someone.. good luck ya ;)
Post a Comment