Semalam ketika aku terbangun dari tidurku secara tiba-tiba, secara tiba-tiba pula aku teringat, bahwa sebentar lagi aku harus pergi jauh. Pergi jauh meninggalkan keluarga dan orang-orang yang aku sayangi. Selama hidupku, sampai saat ini, aku belum pernah jauh dari keluargaku lebih dari 1 minggu. Kepergianku yang paling lama hanya 6 hari 5 malam. Kepergianku yang paling jauh hanya ke Singapura. Tapi kali ini aku akan meninggalkan keluarga dan orang-orang yang aku sayangi selama 11 bulan lamanya.
Aku pribadi sudah menyiapkan mental untuk menyambut hari H, meski aku akui semakin dekat hari H, aku juga semakin berat untuk berpisah. Tapi yang paling “norak” malah keluargaku, mami, papi, dan omaku. Mami dan Papi-ku bahkan sampai selalu mendampingiku untuk setiap proses persiapannya. Seperti briefing hari minggu kemarin, mungkin aku satu-satunya murid yang di usiaku ini masih datang di dampingi oleh orang tua.
Belum lagi oma-ku, hampir setiap hari dia mengingatkanku untuk selalu jaga diri, padahal aku pergi saja belum. Memang oma-ku itu sangat over protektif terhadapku. Sejak kecil sampai sekarang dia tidak pernah rela aku jauh darinya. Aku bangga dan terharu dengan kasih sayangnya, tapi kadang aku juga merasa terkekang oleh sikapnya.
Sering aku diajak jalan sampai malam, tapi jam 9 saja aku sudah di teleponin. Teman-temanku bahkan sering berkata “Grey, malu atuh sama umur. Masa dah umur segini masih punya jam malam.” Tapi mau gimana lagi, Oma-ku tidak akan tidur sebelum aku tiba di rumah. Semalam atau sepagi apapun aku pulang.
Sebelumnya aku belum pernah terpikir hal ini, tapi beberapa waktu yang lalu, ketika sedang membuka-buka foto masa kecilku, aku baru teringat tentang tanteku. Adik bungsu Mami-ku.
Kurang lebih 36 tahun yang lalu, terjadi sebuah kecelakaan di dekat rumahku sekarang. Kecelakaan itu menyebabkan tewasnya seorang gadis kecil berusia kurang lebih 7 tahun. Gadis kecil itu adalah adik bungsu Mamiku. 12 tahun setelah kejadian itu aku lahir ke dunia.
Ketika aku lahir banyak yang bilang wajahku mirip sekali dengan almarhumah adik bungsu Mami-ku itu. Aku akui sampai aku berusia 7 tahun, wajahku sangat mirip dengannya. Mungkin itu sebabnya sejak kecil, aku diambil oleh Opa dan Oma-ku. Dan mungkin juga itu sebabnya sejak kecil mereka sangat over protektif terhadapku. Pastinya mereka tidak ingin kehilangan putri kecilnya untuk yang kedua kali.
Aku masih ingat masa kecilku, dimana aku bahkan tidak boleh main keluar rumah. Tapi kali ini aku tidak hanya akan main keluar rumah, tapi aku akan keluar negeri. Meski tidak pernah terucap sekali pun dari mulut Oma-ku, tapi aku tahu, dia yang pernah kehilangan putri kecilnya, sebenarnya ingin mengatakan “Jangan pernah pergi lagi….”
GreyS
Aku pribadi sudah menyiapkan mental untuk menyambut hari H, meski aku akui semakin dekat hari H, aku juga semakin berat untuk berpisah. Tapi yang paling “norak” malah keluargaku, mami, papi, dan omaku. Mami dan Papi-ku bahkan sampai selalu mendampingiku untuk setiap proses persiapannya. Seperti briefing hari minggu kemarin, mungkin aku satu-satunya murid yang di usiaku ini masih datang di dampingi oleh orang tua.
Belum lagi oma-ku, hampir setiap hari dia mengingatkanku untuk selalu jaga diri, padahal aku pergi saja belum. Memang oma-ku itu sangat over protektif terhadapku. Sejak kecil sampai sekarang dia tidak pernah rela aku jauh darinya. Aku bangga dan terharu dengan kasih sayangnya, tapi kadang aku juga merasa terkekang oleh sikapnya.
Sering aku diajak jalan sampai malam, tapi jam 9 saja aku sudah di teleponin. Teman-temanku bahkan sering berkata “Grey, malu atuh sama umur. Masa dah umur segini masih punya jam malam.” Tapi mau gimana lagi, Oma-ku tidak akan tidur sebelum aku tiba di rumah. Semalam atau sepagi apapun aku pulang.
Sebelumnya aku belum pernah terpikir hal ini, tapi beberapa waktu yang lalu, ketika sedang membuka-buka foto masa kecilku, aku baru teringat tentang tanteku. Adik bungsu Mami-ku.
Kurang lebih 36 tahun yang lalu, terjadi sebuah kecelakaan di dekat rumahku sekarang. Kecelakaan itu menyebabkan tewasnya seorang gadis kecil berusia kurang lebih 7 tahun. Gadis kecil itu adalah adik bungsu Mamiku. 12 tahun setelah kejadian itu aku lahir ke dunia.
Ketika aku lahir banyak yang bilang wajahku mirip sekali dengan almarhumah adik bungsu Mami-ku itu. Aku akui sampai aku berusia 7 tahun, wajahku sangat mirip dengannya. Mungkin itu sebabnya sejak kecil, aku diambil oleh Opa dan Oma-ku. Dan mungkin juga itu sebabnya sejak kecil mereka sangat over protektif terhadapku. Pastinya mereka tidak ingin kehilangan putri kecilnya untuk yang kedua kali.
Aku masih ingat masa kecilku, dimana aku bahkan tidak boleh main keluar rumah. Tapi kali ini aku tidak hanya akan main keluar rumah, tapi aku akan keluar negeri. Meski tidak pernah terucap sekali pun dari mulut Oma-ku, tapi aku tahu, dia yang pernah kehilangan putri kecilnya, sebenarnya ingin mengatakan “Jangan pernah pergi lagi….”
GreyS
No comments:
Post a Comment