"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1 : 51)
Meskipun kita ini adalah orang-orang Katolik, seringkali kita masih dipengaruhi oleh budaya lokal tempat kita berasal atau tempat kita tinggal. Antara lain, kita percaya akan adanya macam-macam hantu dengan pelbagai bentuknya yang ada di sekeliling kita, yang kita percaya merupakan bagian dari dunia yang tak kelihatan.
Jika kita percaya akan adanya roh-roh jahat itu, maka
seharusnya kita percaya akan adanya malaikat. Dalam Syahadat panjang yang juga
disebut Syahadat Nicea-Konstantinopel kita berkata:
"Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak
kelihatan….”
Kita, manusia, dengan tubuh kita, termasuk dalam dunia yang
kelihatan. Yang tak kelihatan, adalah makhluk lain, murni roh, dan karena itu
tidak termasuk dalam dunia yang kelihatan meskipun ada dan bekerja di dalamnya.
Katekismus mengajarkan bahwa para malaikat termasuk dalam lingkungan seperti
itu.
Katekismus Gereja Katolik berkata :
“Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya
malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa
permohonan ‘Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung
dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan’ (Basilius, Eun. 3, 1).
Sejak di dunia ini, dalam iman, kehidupan Kristen mengambil bagian di dalam
kebahagiaan persekutuan para malaikat dan manusia yang bersatu dalam Allah.”
(KGK. 336).
Kata “malaikat” sendiri berasal dari kata “malakh” dan
dalam Bahasa Yunani "angelos”,, yang berarti “pembawa pesan”. Ini
menunjuk suatu fungsi atau peran. Malaikat oleh karena itu digambarkan dalam
Kitab Suci terutama sebagai utusan Tuhan. Dalam Perjanjian lama Tuhan itu
digambarkan sebagai yang transenden, sehingga orang-orang takut kepada-Nya dan
tak seorangpun yang bisa melihat Dia dan hidup. Ialah Raja alam semesta, Dia
memiliki malaikat-malaikat-Nya untuk melayani Dia dan untuk melaksanakan
kehendak-Nya. Oleh sebab itu perlu perantara yang menjadi jembatan antara
manusia dengan Tuhan. Ini menjelaskan penampakan dan penampilan malaikat yang
tak terhitung jumlahnya dalam Perjanjian Lama dan pada awal Gereja. Peran perantaraan
para malaikat ini ditangkap dalam Injil hari ini ketika Yesus berkata kepada
Natanael, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit
terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yoh 1:
51).
Mikhael dalam bahasa Ibrani "mi-ke-el” berarti “Siapa yang seperti Allah?” atau “Siapa yang menyamai Allah?”. Santo Mikhael sudah digambarkan sejak zaman permulaan agama Kristen sebagai panglima bala tentara surgawi, dengan tangan kanan menggenggam sebatang tombak yang ia gunakan untuk menyerang Lusifer/Setan, dan tangan kiri menggenggam sepelepah daun palem. Pada pangkal mata tombaknya terikat sehelai panji-panji dari kain lenan bergambar salib merah. Malaikat Agung Mikhael secara khusus dianggap sebagai Penjaga Iman dan pejuang melawan bidah. Secara tradisional Mikhael menjadi pelindung para pedagang, pelaut, polisi, ahli radiologi dan orang sakit.
Kata Gabriel berasal dari kata dasar Ibrani “geber” yang berarti “manusia”. "El” adalah
singkatan dari kata “Elohim” yang berarti “Allah”. Jadi
Gabriel berarti “manusia dari Allah”. Tetapi kata dasar yang sama juga
membentuk kata “gibbor” yang berarti “perkasa”. Dengan demikian
Gabriel juga berarti “Allah kekuatanku” atau “Keperkasaan
Allah.” Ia adalah pewarta misteri-misteri Allah,
teristimewa Inkarnasi Allah dan seluruh misteri lain yang terkait dengannya.
Ia digambarkan sebagai sebagai berikut: Tangan kanannya menggenggam sebuah
lentera dengan sebatang lilin bernyala di dalamnya, dan tangan kirinya
menggenggam sebuah cermin dari jasper hijau. Cermin melambangkan
hikmat Allah sebagai sebuah misteri yang tersembunyi. Gabriel menjadi pelindung
para utusan, pegawai pos, para pewarta radio dan televisi.
Kata “Rafael” berasal dari kata kerja Ibrani “rāphà“,
yang berarti: “menyembuhkan.” Digabung dengan kata “El” yang
berarti “Allah”, maka Rafael berarti “Allah yang
menyembuhkan” atau “Allah menyembuhkan” (Tobit 3 : 17, Tobit 12
: 15). Rafael digambarkan sedang menuntun Tobia (yang sedang menjinjing seekor
ikan yang ia tangkap di Sungai Tigris) dengan tangan kanannya, dan membawa
sebuah cawan obat yang terbuat dari alabaster dengan tangan
kirinya. Rafael adalah pelindung orang buta, perawat, dokter dan
pelancong.
Meskipun Allah tak kelihatan, namun melalui ketiga Maliakat
Agung ini Ia menyatakan Kuasa dan kehadiran-Nya.
Sungguh, siapakah yang dapat seperti Allah, yang mengasihi
kita hingga memberikan Anak-Nya yang tunggal, yang mengampuni dan menyembuhkan
kita? Kita hanya mampu bersyukur kepada-Nya. Seperti Mikael melawan kuasa
jahat, Gabriel mewartakan kabar baik keselamatan, dan Rafael membawa
kesembuhan, kita pun dipanggil untuk melawan kejahatan dalam segala bentuknya,
mewartakan kabar baik dan membawa penyembuhan di manapun kita berada.
Jadilah malaikat-malaikat bagi sesama!
Bacaan hari ini :
Dan. 7 : 9 - 10, 13 - 14 atau Why. 12 : 7 - 12a;
Mzm. 138 : 1 - 2a, 2bc - 3, 4 - 5;
Yoh. 1 : 47 - 51
Sumber : https://heypasjon.com/malaikat-malaikat-agung
(Renungan Harian dari :
RP Sulvisius Joni Astanto MSC)