Hari ini (Rabu 15 April 2009) aku membaca berita yang cukup lucu, di salah satu tabloid Online yang cukup popular di Indonesia. Judulnya “Stres, Caleg Tak Pahami Konsekuensi Kekalahan”. Tentu saja karena judulnya yang sangat menarik, berita tersebut menjadi pilihan pertama untuk aku baca.
Di paragraf pertama artikel tersebut tertulis seperti ini “Pasca pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April lalu, banyak calon anggota legislatif (caleg) yang kini mengalami stres hingga depresi karena kalah bersaing.” Aku langsung tertawa saat membacanya. Dan poin inilah yang sangat amat menarik untukku.
Saat aku dan adikku masih kecil, setiap kali kami memainkan sebuah permainan, maka permainan itu akan berakhir dengan pertengkaran kami. Salah satu dari kami pasti ada yang tidak terima dengan kekalahan. Tapi orang tua dan para pendidik kami, tidak bosan-bosannya mengajarkan bahwa dalam setiap permainan atau pertandingan, yang namanya menang atau kalah adalah hal yang biasa.
Saat aku mulai beranjak dewasa aku baru sungguh mengerti bahwa menang dan kalah dalam setiap pertandingan, persaingan, ataupun permainan adalah hal yang biasa. Yang luar biasa adalah PROSES pembelajaran yang akan aku dapatkan setiap kali aku berani untuk bertanding atau bersaing. Karena proses yang disebut “belajar dari kesalahan” itu tidak akan pernah didapatkan di sekolah atau kelas manapun kecuali kalian berani mencoba. Berani “mencoba” menjadi pihak yang menang, juga berani “mencoba” menjadi pihak yang kalah.
Menjalankan sebuah PROSES memang tidak mudah. Namanya saja sudah PROSES, pasti membutuhkan waktu yang panjang dan mungkin harus melewati cara yang berliku-liku. Lihat saja proses produksi sebuah barang di rumah produksi. Pasti ribet dan membutuhkan waktu produksi yang tidak sebentar. Sayangnya saat ini kebanyakan orang lebih menyukai segala sesuatu yang berbau Instant, sehingga akhirnya kebanyakan orang-orang ini jadi kurang memahami tentang pentingnya sebuah PROSES.
Pada akhirnya aku berpendapat bahwa di dunia ini ada 4 jenis orang. Yaitu orang takut kalah dan takut menang, orang yang berani kalah, orang yang berani menang, dan orang yang berani menang juga berani kalah.
Orang yang takut kalah juga takut menang adalah tipe orang-orang yang tidak berani mencoba apapun. Dia selalu berpikir untuk apa mencoba ikut dalam persaingan kalau pada akhirnya pasti kalah juga. Dan seandainya ia memenangkan persaingan tersebut, ia takut menjadi sombong dan segala alasan lainnya yang membuat mereka memutuskan tidak pernah ambil bagian dalam sebuah persaingan.
Orang yang berani kalah adalah tipe orang-orang yang sudah mencoba ikut dalam persaingan, tapi selalu berpikir bahwa mereka hanyalah penggembira suasana, yang tidak mungkin memenangkan persaingan. Sehingga mereka selalu mengalah dan tidak pernah berusaha untuk menang. Bagi mereka kemenangan hanyalah sebuah keberuntungan yang tidak perlu diusahakan.
Orang yang berani menang adalah tipe orang-orang ambisius yang selalu ikut dalam persaingan, tapi selalu berpikir bahwa hasil dari pertandingan itu adalah hal mutlak yang harus mereka capai. Sehingga akhirnya mereka mungkin saja akan menghalalkan berbagai cara untuk memenangkan persaingan tersebut. Dan ketika mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka kalah, mereka akan mencari-cari pihak yang bisa mereka persalahkan atas kekalahan tersebut.
Yang terakhir adalah orang yang berani menang juga berani kalah. Orang-orang tipe ini adalah orang-orang berhati besar yang sejak awal memang sudah memahami arti dari sebuah persaingan dan proses pembelajaran di dalamnya. Biasanya orang-orang ini mengikuti persaingan karena memang memiliki tujuan mulia dalam kemenangannya. Sehingga mereka akan berusaha sebaik-baiknya untuk menang, tapi ketika kalahpun mereka akan tetap menghormati hasil yang ada.
Tipe orang seperti apa caleg-caleg kita yang akan duduk di bangku parlemen, bukan hak saya untuk menilai mereka. Dan tipe orang-orang seperti apa diri anda, andalah yang menilai sendiri.
Link : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/229835/38/
Grey_S
Di paragraf pertama artikel tersebut tertulis seperti ini “Pasca pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April lalu, banyak calon anggota legislatif (caleg) yang kini mengalami stres hingga depresi karena kalah bersaing.” Aku langsung tertawa saat membacanya. Dan poin inilah yang sangat amat menarik untukku.
***
Saat aku dan adikku masih kecil, setiap kali kami memainkan sebuah permainan, maka permainan itu akan berakhir dengan pertengkaran kami. Salah satu dari kami pasti ada yang tidak terima dengan kekalahan. Tapi orang tua dan para pendidik kami, tidak bosan-bosannya mengajarkan bahwa dalam setiap permainan atau pertandingan, yang namanya menang atau kalah adalah hal yang biasa.
Saat aku mulai beranjak dewasa aku baru sungguh mengerti bahwa menang dan kalah dalam setiap pertandingan, persaingan, ataupun permainan adalah hal yang biasa. Yang luar biasa adalah PROSES pembelajaran yang akan aku dapatkan setiap kali aku berani untuk bertanding atau bersaing. Karena proses yang disebut “belajar dari kesalahan” itu tidak akan pernah didapatkan di sekolah atau kelas manapun kecuali kalian berani mencoba. Berani “mencoba” menjadi pihak yang menang, juga berani “mencoba” menjadi pihak yang kalah.
Menjalankan sebuah PROSES memang tidak mudah. Namanya saja sudah PROSES, pasti membutuhkan waktu yang panjang dan mungkin harus melewati cara yang berliku-liku. Lihat saja proses produksi sebuah barang di rumah produksi. Pasti ribet dan membutuhkan waktu produksi yang tidak sebentar. Sayangnya saat ini kebanyakan orang lebih menyukai segala sesuatu yang berbau Instant, sehingga akhirnya kebanyakan orang-orang ini jadi kurang memahami tentang pentingnya sebuah PROSES.
Pada akhirnya aku berpendapat bahwa di dunia ini ada 4 jenis orang. Yaitu orang takut kalah dan takut menang, orang yang berani kalah, orang yang berani menang, dan orang yang berani menang juga berani kalah.
Orang yang takut kalah juga takut menang adalah tipe orang-orang yang tidak berani mencoba apapun. Dia selalu berpikir untuk apa mencoba ikut dalam persaingan kalau pada akhirnya pasti kalah juga. Dan seandainya ia memenangkan persaingan tersebut, ia takut menjadi sombong dan segala alasan lainnya yang membuat mereka memutuskan tidak pernah ambil bagian dalam sebuah persaingan.
Orang yang berani kalah adalah tipe orang-orang yang sudah mencoba ikut dalam persaingan, tapi selalu berpikir bahwa mereka hanyalah penggembira suasana, yang tidak mungkin memenangkan persaingan. Sehingga mereka selalu mengalah dan tidak pernah berusaha untuk menang. Bagi mereka kemenangan hanyalah sebuah keberuntungan yang tidak perlu diusahakan.
Orang yang berani menang adalah tipe orang-orang ambisius yang selalu ikut dalam persaingan, tapi selalu berpikir bahwa hasil dari pertandingan itu adalah hal mutlak yang harus mereka capai. Sehingga akhirnya mereka mungkin saja akan menghalalkan berbagai cara untuk memenangkan persaingan tersebut. Dan ketika mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka kalah, mereka akan mencari-cari pihak yang bisa mereka persalahkan atas kekalahan tersebut.
Yang terakhir adalah orang yang berani menang juga berani kalah. Orang-orang tipe ini adalah orang-orang berhati besar yang sejak awal memang sudah memahami arti dari sebuah persaingan dan proses pembelajaran di dalamnya. Biasanya orang-orang ini mengikuti persaingan karena memang memiliki tujuan mulia dalam kemenangannya. Sehingga mereka akan berusaha sebaik-baiknya untuk menang, tapi ketika kalahpun mereka akan tetap menghormati hasil yang ada.
Tipe orang seperti apa caleg-caleg kita yang akan duduk di bangku parlemen, bukan hak saya untuk menilai mereka. Dan tipe orang-orang seperti apa diri anda, andalah yang menilai sendiri.
Link : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/229835/38/
Grey_S
2 comments:
grey... udah baca juga belum... ?banyak cerita lucu (tapi ironis banget)... ada Caleg yang bunuh diri (padahal lagi hamillll!!), ada yang masuk RS gara2 dapet suara banyak, ada yang dateng ke RSJ karena ngerasa stress (tapi ditolak!!!), ada yang minta "sumbangan" dia ke masyarakat pas kampanye minta dibalikin (gara-gara di TPS itu dia cuma dapet 1 suara) hahahah ya ampunnnn... aya-aya wae
NAh itu zee, Luthu sekali bukan??
AKu bingung aja, mereka tuh lagi main2 ato beneran lagi mewakili rakyat.
Post a Comment