Monday, April 27, 2009

Takut

Beberapa hari yang lalu (tepatnya hari apa aku lupa), aku chat sama DeNi. Di tengah-tengah chat DeNi nanya…

DeNi : Kamu sudah ada partner belum??
Grey : Belum
DeNi : Kenapa?? Bukan karena kamu takut kan??
Grey : Dia yang takut.

Lalu aku cerita sedikit tentang masa lalu aku, asal mula sampai aku terdampar disini. Malamnya aku merenungkan kembali pertanyaan DeNi, kenapa sampai sekarang aku masih still single fighter. Dan akhirnya aku menemukan jawaban. Dulu memang “dia” yang sepertinya takut jadian denganku, tapi sekarang memang aku yang TAKUT untuk jatuh cinta lagi.

***

Hari Sabtunya aku pergi clubbing atas ajakan temen plus undangan dari salah satu temen gay yang sangat socialite di BJ. Ada acara Queer Party malam itu. Para LGBT ngumpul semua di club yang sudah di booking khusus untuk acara tersebut.

Tapi…. Karena sebuah kesalahpahaman, teman-teman straight aku ikutan datang. Aku langsung lemes begitu melihat mereka muncul di club. Mana aku sudah dandan heboh untuk acara tersebut, karena memang sudah niatan mau tepe-tepe disitu.

Akhirnya aku terpaksa pura-pura bego mode on. Waktu salah seorang teman straight-ku bertanya apa aku tau malam itu ada acara Queer Party, aku terpaksa berbohong dengan mengatakan aku tidak tahu ada acara tersebut. Aku bilang aku datang karena undangan dari temanku, dan aku tidak tahu dia sudah datang apa belum. Padahal yang ngundang masuk ke club bareng denganku. Dan untungnya saat itu yang ngundang sedang menemui teman-temannya yang lain, sehingga dia tidak bertemu dengan teman-teman straight-ku.

Saat itu aku benar-benar TAKUT ketahuan sedang berbohong lagi.


***

Setelah teman-teman straight-ku pulang. Aku baru bertemu lagi dengan dengan si pengundang. Kami mengobrol banyak tentang pengalaman tinggal di BJ, perbedaan tinggal di BJ dan di Jakarta, sampai akhirnya pembicaraan memasuki masalah status. Aku bertanya apa dia sudah memilik partner, dia bilang bahwa dia tidak suka hidup terikat dan buat apa hidup terikat kalau di BJ banyak wanita yang bisa di ajak One Night Stand.

Lagi pula BJ bagaikan kota transit, semua orang easy come and easy go, jadi menurutnya untuk apa terlalu serius dalam menjalani hubungan. Bahkan malam itu dia menawarkanku kalau aku mau dikenalkan ke wanita-wanita yang mungkin bisa aku “pick-up” atau yang mungkin mau mem“pick-up”ku. Tapi… lagi-lagi aku takut.

Aku justru takut dengan hubungan cinta semalam. Aku masih TAKUT dosa dan TAKUT terkena penyakit menular sexual.

Akhirnya malam itu berakhir dengan biasa saja. Aku dan teman-temanku hanya minum dan mengobrol. Tidak ada tepe-tepe. Bahkan kami tidak turun ke dance floor.


***

Sore ini (Senin 27 April 2009), salah seorang teman baikku waktu di kantor mengirim message di YM mengabarkan teman kami sudah melahirkan. Aku bilang aku sudah tau. Dia bertanya lagi darimana aku tau. Lalu mendadak temanku menyebut “nama itu”. Temanku bertanya apa aku tau dari “dia”, aku jawab bukan. Karena memang tidak mungkin “dia” yang memberitahu aku.

Lalu dengan ragu-ragu, sedikit segan, dan rasa takut, aku mulai bertanya tentang kabar “dia”. Sayangnya temanku juga lost contact dengannya. Aku pun segera mengakhiri chatting kami.

Kalian tau, tadi aku tiba-tiba merasa sangat merindukannya. Tapi aku juga merasa sangat takut. Aku TAKUT mendengar kabar yang tidak pernah ingin aku dengar.

***

Saat ini aku tidak peduli apa pikiran semua orang tentangku. Aku tidak peduli bila aku disebut pengecut.

Karena memang aku masih TAKUT menerima kenyataan yang aku tidak suka. Aku masih TAKUT dengan kenyataan bahwa aku seorang lesbian. Yang harus menerima bahwa hubungan di dunia LGBT adalah hubungan yang rapuh. Hubungan yang masih tidak berujung.

Ada yang mengatakan “Bersikaplah gembira saat menikmati anugerah hari ini tanpa mengkhawatirkan masa depan yang belum pasti ” yah… aku sudah bahagia hari ini. Setiap hari aku have fun. Aku have fun dengan internetku, teman-teman chatting-ku, teman-teman mainku, orang-orang yang mengatakan suka dengan blog-ku, rutinitasku, dan lain-lainnya.

Tapi aku juga tidak bisa memungkiri kalau rasa TAKUT masih ada dan masih menghantuiku. Sehingga aku belum tau bagaimana cara merealisasikan nasehat temanku itu.

Kalau ada yang bisa membantuku merealisasikan kata-kata tersebut, aku mohon bantuannya yah…



Grey_S



5 comments:

Anonymous said...

takut itu sebagian dari iman...
takut itu (katanya) alarm alami terhadap hal-hal yang ga diinginkan...

jangan takut untuk takut...
pada saatnya nanti..
pada saat yang tepat,
pasti Grey bisa hadapi


* sabar ya Grey...

Tizzz said...

Everyone has Fear. In a way, we're alike. Siapa sih yg ga takut dikecewain. Mungkin belom ketemu aja the right one.

Someday, saat lu ketemu the right one, g yakin lu akan berani lagi, Grey. Karena Cinta pantas diperjuangkan.

vantaggio said...

Grey jia you ba.
Wo ye shi yi ding jia you...

Ms. Grey said...

@ Zee & Vantagio : thx yah atas nasehatnya...

@ Tizz : Tumben lo bijak. Biasanya gw yg ngomong gitu ke lo... hehehhehe

Anonymous said...

Hi grey,pa kbr??

aq sih salut ya sm km msh bsa "menahan"smua itu,menurut aq sih wjr aja perasaan tkt itu slalu ada krna memiliki rasa brbeda dr k'adaan sktr.

Memang dlm hubgn yg "seperti itu" ga pnya kekuatan,skrg kalo km memakskn memasuki k hdpn "itu" apa km dah siap dgn sgla hal yg akan t'jadi??

Dan yg perlu dpikirkn lg sampai kpn km akan menutupi smua y? Dan gmn dgn kbhgian klrg km??

Aq sndiri brpndpt hidup itu bkn pilihn tp s'suatu yg sdh ditetapkn tuhan.