Baru beberapa hari aku mengganti profile blog-ku dari “seorang Trans” menjadi “seorang Androgyne”, sudah ada beberapa orang yang menanyakan kenapa diganti. Agak sulit memang menjawab pertanyaan mereka. Makanya aku memilih memberi penjelasan langsung lewat Blog.
Aku mengakui diriku Androgyne, bukan secara tiba-tiba tapi melalui sebuah perjalanan panjang. Dari kecil aku kan memang sudah merasa berbeda dari anak-anak lainnya, seperti yang pernah aku ceritakan dulu. Aku memang merasa diriku adalah pria yang terjebak di tubuh wanita, tapi aku juga bukan seperti para Transgender lainya yang memiliki fisik & psikis yang benar-benar seperti pria hanya minus “Mr. P”. Aku masih memiliki sisi feminine, sehingga dalam diriku ada perpaduan sifat antara feminin dan maskulin.
Tubuhku masih seperti layaknya wanita, dengan suara yang “Sopran”. Tidak tanggung-tanggung lagi, suaraku itu Sopran 1 (nada tertinggi di Choir). Aku masih suka dandan, meski cuma alakadarnya saja. Bisa dibilang aku orang yang sangat menjaga penampilan, terutama rambut. Aku paling tidak suka kalo rambut sampai acak-acakan parah. Makanya sampai sekarang kalau urusan rambut, aku sampai punya hair stylist langganan. Selain sama dia, jangan harap aku mau potong rambut. Aku juga masih suka menghabiskan waktu di Spa. Meski tidak bisa sering-sering.
Aku juga tidak suka kalo sampai mengalami bau badan. Makanya di lemari aku, ada beberapa jenis parfum. Ada yang for men, ada yang for women. Yang for women seh biasanya cuma buat disemprot di bantal, agar aku bisa tidur dengan tenang. Selain itu semua, aku juga masih hobi masak, mengurus anak kecil, dan mengatur rumah.
Meski aku juga punya sifat maskulin dari seorang pria. Aku egois dan cuek layaknya seorang pria. Aku selalu tidak nyaman dengan baju-baju wanita. Aku tidak suka shopping baju, aku sukanya berlama-lama di toko electronic. Aku tidak pernah mengerti fashion terbaru, tapi aku selalu rajin mencari tahu tentang gadget terbaru. Aku tidak suka berlama-lama ke mall, kecuali ada café murah yang memberikan Free WiFi. Aku lebih suka berlama-lama di bengkel, memoles mobilku dari pada ke salon memoles diri.
Sebelum aku mengerti istilah Androgyne, aku selalu berpikir, seandainya aku seorang pria, pastilah aku ini tipe “pria Metrosexual”. Pria yang selalu menjaga penampilan. Dan sebagai seorang wanita, aku tidak terlalu membutuhkan pria, karena aku juga memiliki sisi seorang pria dalam diriku. Bahkan mantan gebetanku dulu pernah bilang "Sebagai wanita, kamu terlalu macho. Tapi sebagai pria, kamu terlalu lembut."
Sebelumnya juga semua teman-teman aku mengatakan, aku ini bukan masuk ke dalam kelompok Transgender, aku adalah androgyne. Tapi sebelumnya aku tidak pernah percaya. Mind set-ku masih percaya bahwa di dunia cuma ada 2 jenis gender, pria dan wanita. Aku lupa bahwa di dunia akan selalu ada pihak ke-3 atau pihak yang abu-abu, dalam hal ini Androgyne. Yang disebut juga the third gender.
Aku browsing tentang androgyne, karena ada seseorang yang tidak mengerti istilah Androgyne, dan aku juga tidak bisa menjelaskannya. Makanya aku sengaja cari tahu tentang Androgyne. Dan hasil browsingan itu sudah aku posting dan bisa dibaca di halaman sebelumnya.
Sekarang bila ada yang bertanya aku lesbian tipe apa, aku akan bilang "I'm no label" . Tapi kalau ada yang bertanya " Kamu sebenernya cewe atau cowo seh??" aku pasti akan menjawab "I'm an Androgyne."
GreyS
Aku mengakui diriku Androgyne, bukan secara tiba-tiba tapi melalui sebuah perjalanan panjang. Dari kecil aku kan memang sudah merasa berbeda dari anak-anak lainnya, seperti yang pernah aku ceritakan dulu. Aku memang merasa diriku adalah pria yang terjebak di tubuh wanita, tapi aku juga bukan seperti para Transgender lainya yang memiliki fisik & psikis yang benar-benar seperti pria hanya minus “Mr. P”. Aku masih memiliki sisi feminine, sehingga dalam diriku ada perpaduan sifat antara feminin dan maskulin.
Tubuhku masih seperti layaknya wanita, dengan suara yang “Sopran”. Tidak tanggung-tanggung lagi, suaraku itu Sopran 1 (nada tertinggi di Choir). Aku masih suka dandan, meski cuma alakadarnya saja. Bisa dibilang aku orang yang sangat menjaga penampilan, terutama rambut. Aku paling tidak suka kalo rambut sampai acak-acakan parah. Makanya sampai sekarang kalau urusan rambut, aku sampai punya hair stylist langganan. Selain sama dia, jangan harap aku mau potong rambut. Aku juga masih suka menghabiskan waktu di Spa. Meski tidak bisa sering-sering.
Aku juga tidak suka kalo sampai mengalami bau badan. Makanya di lemari aku, ada beberapa jenis parfum. Ada yang for men, ada yang for women. Yang for women seh biasanya cuma buat disemprot di bantal, agar aku bisa tidur dengan tenang. Selain itu semua, aku juga masih hobi masak, mengurus anak kecil, dan mengatur rumah.
Meski aku juga punya sifat maskulin dari seorang pria. Aku egois dan cuek layaknya seorang pria. Aku selalu tidak nyaman dengan baju-baju wanita. Aku tidak suka shopping baju, aku sukanya berlama-lama di toko electronic. Aku tidak pernah mengerti fashion terbaru, tapi aku selalu rajin mencari tahu tentang gadget terbaru. Aku tidak suka berlama-lama ke mall, kecuali ada café murah yang memberikan Free WiFi. Aku lebih suka berlama-lama di bengkel, memoles mobilku dari pada ke salon memoles diri.
Sebelum aku mengerti istilah Androgyne, aku selalu berpikir, seandainya aku seorang pria, pastilah aku ini tipe “pria Metrosexual”. Pria yang selalu menjaga penampilan. Dan sebagai seorang wanita, aku tidak terlalu membutuhkan pria, karena aku juga memiliki sisi seorang pria dalam diriku. Bahkan mantan gebetanku dulu pernah bilang "Sebagai wanita, kamu terlalu macho. Tapi sebagai pria, kamu terlalu lembut."
Sebelumnya juga semua teman-teman aku mengatakan, aku ini bukan masuk ke dalam kelompok Transgender, aku adalah androgyne. Tapi sebelumnya aku tidak pernah percaya. Mind set-ku masih percaya bahwa di dunia cuma ada 2 jenis gender, pria dan wanita. Aku lupa bahwa di dunia akan selalu ada pihak ke-3 atau pihak yang abu-abu, dalam hal ini Androgyne. Yang disebut juga the third gender.
Aku browsing tentang androgyne, karena ada seseorang yang tidak mengerti istilah Androgyne, dan aku juga tidak bisa menjelaskannya. Makanya aku sengaja cari tahu tentang Androgyne. Dan hasil browsingan itu sudah aku posting dan bisa dibaca di halaman sebelumnya.
Sekarang bila ada yang bertanya aku lesbian tipe apa, aku akan bilang "I'm no label" . Tapi kalau ada yang bertanya " Kamu sebenernya cewe atau cowo seh??" aku pasti akan menjawab "I'm an Androgyne."
GreyS