Tuesday, April 28, 2009

Narsis mode on

Setelah minggu lalu, seminggu penuh aku BeTe. Setelah kemarin, seharian penuh aku bermelow-melow ria. Hari ini waktunya narsis mode on.

Gara-gara ada yang bilang pemandangan dari jendela kamarku bagus. Semalam jadi kepikiran buat foto diri dengan latar belakang jendela itu. Kalau di lihat-lihat memang keren seh bikin foto siluet di situ.

Akhirnya hari ini setelah makan siang (kebetulan ga ada kelas sore) langsung buru-buru nyiapin buat foto diri disitu. Ga ada yang fotoin, masih ada alat bantu. Ga punya tripod, akhirnya 2 selimut ditumpuk, ditambah bantal. Masih kurang tinggi juga, tumpukan tadi ditambah kamus yang super tebel dan kaleng susu. Jadi juga deh fotonya. Hhehehehe…..

Btw, kenapa ga ada yang fotoin. Satu, roommate masih ada kelas. Kalau ada dia malah jadi ga enak, nanti ketauan narsisnya. Dua, temen yang mau dimintain tolong lagi pada sibuk juga. Jadi malas maksa-maksa minta tolong fotoin. Lagipula foto sendiri juga tetep keren, meski dengan alat bantu seadanya.

Nih hasil fotonya….


Awas yah bilang ga keren!!!


Grey_S

Monday, April 27, 2009

Takut

Beberapa hari yang lalu (tepatnya hari apa aku lupa), aku chat sama DeNi. Di tengah-tengah chat DeNi nanya…

DeNi : Kamu sudah ada partner belum??
Grey : Belum
DeNi : Kenapa?? Bukan karena kamu takut kan??
Grey : Dia yang takut.

Lalu aku cerita sedikit tentang masa lalu aku, asal mula sampai aku terdampar disini. Malamnya aku merenungkan kembali pertanyaan DeNi, kenapa sampai sekarang aku masih still single fighter. Dan akhirnya aku menemukan jawaban. Dulu memang “dia” yang sepertinya takut jadian denganku, tapi sekarang memang aku yang TAKUT untuk jatuh cinta lagi.

***

Hari Sabtunya aku pergi clubbing atas ajakan temen plus undangan dari salah satu temen gay yang sangat socialite di BJ. Ada acara Queer Party malam itu. Para LGBT ngumpul semua di club yang sudah di booking khusus untuk acara tersebut.

Tapi…. Karena sebuah kesalahpahaman, teman-teman straight aku ikutan datang. Aku langsung lemes begitu melihat mereka muncul di club. Mana aku sudah dandan heboh untuk acara tersebut, karena memang sudah niatan mau tepe-tepe disitu.

Akhirnya aku terpaksa pura-pura bego mode on. Waktu salah seorang teman straight-ku bertanya apa aku tau malam itu ada acara Queer Party, aku terpaksa berbohong dengan mengatakan aku tidak tahu ada acara tersebut. Aku bilang aku datang karena undangan dari temanku, dan aku tidak tahu dia sudah datang apa belum. Padahal yang ngundang masuk ke club bareng denganku. Dan untungnya saat itu yang ngundang sedang menemui teman-temannya yang lain, sehingga dia tidak bertemu dengan teman-teman straight-ku.

Saat itu aku benar-benar TAKUT ketahuan sedang berbohong lagi.


***

Setelah teman-teman straight-ku pulang. Aku baru bertemu lagi dengan dengan si pengundang. Kami mengobrol banyak tentang pengalaman tinggal di BJ, perbedaan tinggal di BJ dan di Jakarta, sampai akhirnya pembicaraan memasuki masalah status. Aku bertanya apa dia sudah memilik partner, dia bilang bahwa dia tidak suka hidup terikat dan buat apa hidup terikat kalau di BJ banyak wanita yang bisa di ajak One Night Stand.

Lagi pula BJ bagaikan kota transit, semua orang easy come and easy go, jadi menurutnya untuk apa terlalu serius dalam menjalani hubungan. Bahkan malam itu dia menawarkanku kalau aku mau dikenalkan ke wanita-wanita yang mungkin bisa aku “pick-up” atau yang mungkin mau mem“pick-up”ku. Tapi… lagi-lagi aku takut.

Aku justru takut dengan hubungan cinta semalam. Aku masih TAKUT dosa dan TAKUT terkena penyakit menular sexual.

Akhirnya malam itu berakhir dengan biasa saja. Aku dan teman-temanku hanya minum dan mengobrol. Tidak ada tepe-tepe. Bahkan kami tidak turun ke dance floor.


***

Sore ini (Senin 27 April 2009), salah seorang teman baikku waktu di kantor mengirim message di YM mengabarkan teman kami sudah melahirkan. Aku bilang aku sudah tau. Dia bertanya lagi darimana aku tau. Lalu mendadak temanku menyebut “nama itu”. Temanku bertanya apa aku tau dari “dia”, aku jawab bukan. Karena memang tidak mungkin “dia” yang memberitahu aku.

Lalu dengan ragu-ragu, sedikit segan, dan rasa takut, aku mulai bertanya tentang kabar “dia”. Sayangnya temanku juga lost contact dengannya. Aku pun segera mengakhiri chatting kami.

Kalian tau, tadi aku tiba-tiba merasa sangat merindukannya. Tapi aku juga merasa sangat takut. Aku TAKUT mendengar kabar yang tidak pernah ingin aku dengar.

***

Saat ini aku tidak peduli apa pikiran semua orang tentangku. Aku tidak peduli bila aku disebut pengecut.

Karena memang aku masih TAKUT menerima kenyataan yang aku tidak suka. Aku masih TAKUT dengan kenyataan bahwa aku seorang lesbian. Yang harus menerima bahwa hubungan di dunia LGBT adalah hubungan yang rapuh. Hubungan yang masih tidak berujung.

Ada yang mengatakan “Bersikaplah gembira saat menikmati anugerah hari ini tanpa mengkhawatirkan masa depan yang belum pasti ” yah… aku sudah bahagia hari ini. Setiap hari aku have fun. Aku have fun dengan internetku, teman-teman chatting-ku, teman-teman mainku, orang-orang yang mengatakan suka dengan blog-ku, rutinitasku, dan lain-lainnya.

Tapi aku juga tidak bisa memungkiri kalau rasa TAKUT masih ada dan masih menghantuiku. Sehingga aku belum tau bagaimana cara merealisasikan nasehat temanku itu.

Kalau ada yang bisa membantuku merealisasikan kata-kata tersebut, aku mohon bantuannya yah…



Grey_S



Wednesday, April 22, 2009

Cerita BeTe di minggu ini




Hari Sabtu :
  • Niat cuma beli external Hard Disk karena Laptop tersayang udah mulai lelet → pergi ke Pasar Elektronik → malah sekalian beli Handphone HTC
  • Setelah di coba di Laptop hardisknya salah format
  • HTC-nya juga ga bisa di pakai untuk bahasa Chinese → mulai merasa ada yang ga beres dengan HTC (tapi masih senang karena baru beli HP idaman)

Hari Minggu :
  • Bela-belain ga ikut choir → ikut misa dalam bahasa mandarin → langsung balik ke Pasar Elektronik
  • Niatnya cuma mau betulin HD yang salah format dan install HTC yang ga bisa bahasa mandarin → malah beli memory card Micro SD

Hari Senin :
  • Niatnya mau pamer HTC baru → ditanyain harganya → ternyata kemahalan belinya → mulai BeTe
  • Ditanya lagi sama temen memory-nya berapa → 8 Gb tapi tambah uang 250RMB → ternyata kemahalan juga → tambah BeTe
  • Ke kamar temen, niatnya cuma ngobrol → ngeliat external HD baru dia punya dengan merek yang sama, kapasitas 10x lebih gede dari yang aku punya → harganya cuma beda sedikit banget → makin BeTe

Hari Selasa :

  • Baru nyadar kalau batere HTC-ku kok boros banget, sehari 2x charge → nanya temen yang punya HTC juga → batere HTC memang boros tapi dia punya cukup sehari 1x charge → BeTe lagi
  • Baru nyadar kalau ada masalah di keyboard, beberapa tombol ngaco → nanya temen lagi → dia punya ga ada masalah sama sekali → tambah BeTe

Hari Rabu :
  • SMS sama yang jual, nanya kok HTC-nya error dan baterenya boros → cuma di janjiin ganti batere tapi dia bilang keyboardnya memang ngaco seperti itu → BeTe banget (masa keyboard bikin salah-salah ngetik di bilang normal, apanya yang normal)
  • Ga bisa bolos kelas untuk pergi ke Pasar Elektronik → harus nunggu weekend lagi → bener-bener BeTeeeeeeee……..

Ga percaya lagi deh sama barang-barang elektronik China kecuali kalau harganya di bawah 1000RMB.


Grey_S

Wednesday, April 15, 2009

Berani Menang, Berani Kalah


Hari ini (Rabu 15 April 2009) aku membaca berita yang cukup lucu, di salah satu tabloid Online yang cukup popular di Indonesia. Judulnya “Stres, Caleg Tak Pahami Konsekuensi Kekalahan”. Tentu saja karena judulnya yang sangat menarik, berita tersebut menjadi pilihan pertama untuk aku baca.

Di paragraf pertama artikel tersebut tertulis seperti ini “Pasca pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April lalu, banyak calon anggota legislatif (caleg) yang kini mengalami stres hingga depresi karena kalah bersaing.” Aku langsung tertawa saat membacanya. Dan poin inilah yang sangat amat menarik untukku.

***


Saat aku dan adikku masih kecil, setiap kali kami memainkan sebuah permainan, maka permainan itu akan berakhir dengan pertengkaran kami. Salah satu dari kami pasti ada yang tidak terima dengan kekalahan. Tapi orang tua dan para pendidik kami, tidak bosan-bosannya mengajarkan bahwa dalam setiap permainan atau pertandingan, yang namanya menang atau kalah adalah hal yang biasa.

Saat aku mulai beranjak dewasa aku baru sungguh mengerti bahwa menang dan kalah dalam setiap pertandingan, persaingan, ataupun permainan adalah hal yang biasa. Yang luar biasa adalah PROSES pembelajaran yang akan aku dapatkan setiap kali aku berani untuk bertanding atau bersaing. Karena proses yang disebut “belajar dari kesalahan” itu tidak akan pernah didapatkan di sekolah atau kelas manapun kecuali kalian berani mencoba. Berani “mencoba” menjadi pihak yang menang, juga berani “mencoba” menjadi pihak yang kalah.

Menjalankan sebuah PROSES memang tidak mudah. Namanya saja sudah PROSES, pasti membutuhkan waktu yang panjang dan mungkin harus melewati cara yang berliku-liku. Lihat saja proses produksi sebuah barang di rumah produksi. Pasti ribet dan membutuhkan waktu produksi yang tidak sebentar. Sayangnya saat ini kebanyakan orang lebih menyukai segala sesuatu yang berbau Instant, sehingga akhirnya kebanyakan orang-orang ini jadi kurang memahami tentang pentingnya sebuah PROSES.

Pada akhirnya aku berpendapat bahwa di dunia ini ada 4 jenis orang. Yaitu orang takut kalah dan takut menang, orang yang berani kalah, orang yang berani menang, dan orang yang berani menang juga berani kalah.

Orang yang takut kalah juga takut menang adalah tipe orang-orang yang tidak berani mencoba apapun. Dia selalu berpikir untuk apa mencoba ikut dalam persaingan kalau pada akhirnya pasti kalah juga. Dan seandainya ia memenangkan persaingan tersebut, ia takut menjadi sombong dan segala alasan lainnya yang membuat mereka memutuskan tidak pernah ambil bagian dalam sebuah persaingan.

Orang yang berani kalah adalah tipe orang-orang yang sudah mencoba ikut dalam persaingan, tapi selalu berpikir bahwa mereka hanyalah penggembira suasana, yang tidak mungkin memenangkan persaingan. Sehingga mereka selalu mengalah dan tidak pernah berusaha untuk menang. Bagi mereka kemenangan hanyalah sebuah keberuntungan yang tidak perlu diusahakan.

Orang yang berani menang adalah tipe orang-orang ambisius yang selalu ikut dalam persaingan, tapi selalu berpikir bahwa hasil dari pertandingan itu adalah hal mutlak yang harus mereka capai. Sehingga akhirnya mereka mungkin saja akan menghalalkan berbagai cara untuk memenangkan persaingan tersebut. Dan ketika mereka harus menghadapi kenyataan bahwa mereka kalah, mereka akan mencari-cari pihak yang bisa mereka persalahkan atas kekalahan tersebut.

Yang terakhir adalah orang yang berani menang juga berani kalah. Orang-orang tipe ini adalah orang-orang berhati besar yang sejak awal memang sudah memahami arti dari sebuah persaingan dan proses pembelajaran di dalamnya. Biasanya orang-orang ini mengikuti persaingan karena memang memiliki tujuan mulia dalam kemenangannya. Sehingga mereka akan berusaha sebaik-baiknya untuk menang, tapi ketika kalahpun mereka akan tetap menghormati hasil yang ada.

Tipe orang seperti apa caleg-caleg kita yang akan duduk di bangku parlemen, bukan hak saya untuk menilai mereka. Dan tipe orang-orang seperti apa diri anda, andalah yang menilai sendiri.


Link : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/229835/38/



Grey_S


Saturday, April 11, 2009





SELAMAT PASKAH 2009
BAGI TEMAN-TEMAN YANG MERAYAKAN.




Salib Kehidupan


Hari ini adalah salah satu hari paling penting bagi umat Kristiani sedunia karena merupakan hari peringatan wafatnya Yesus Kristus di kayu salib. Umat Kristiani percaya tanpa adanya sengsara dan wafat Yesus, tidak akan ada kebangkitan, dan pastinya tidak akan ada juga keselamatan bagi umat manusia.

Hari ini semua orang yang mengaku sebagai umat Kristiani diwajibkan mengikuti ibadat untuk merenungkan sengsara dan wafat Yesus. Dan sebagai salah seorang dari umat Kristiani tersebut, aku juga pergi ke tempat ibadat untuk mengikuti misa.

Seperti misa Jumat Agung biasa, bacaan Injil-nya menceritakan mulai dari saat Yesus berdoa di taman Getsemani, dikhianati oleh Yudas, ditangkap, diadili dengan sewenang-wenang, ditolak, dihina, disiksa, dimahkotai duri, hingga disalibkan dan wafat di kayu salib. Mungkin bagi yang pernah menonton film the Passion of Christ, bisa membayangkan situasi saat itu. Aku pribadi sejak kecil sudah tersentuh saat mendengar bacaan dari kisah ini, apalagi sewaktu menonton film the Passion of Christ sampai sesak napas rasanya menahan air mata.

Aku belum pernah mencoba memanggul kayu salib, tapi pastinya berat sekali. Kalau tidak mana mungkin ketika di berdirikan, dia kuat menahan berat badan manusia. Aku belum pernah di cambuk dan dimahkotai duri, tapi pastinya sakit dan perih sekali. Secara orang kena tampar saja sudah terasa sakit. Meski aku sudah pernah beberapa kali mendapat perlakuan tidak adil, tapi aku tidak pernah sampai di siksa secara fisik seperti itu. Sehingga sebagai orang biasa, aku tidak pernah bisa membayangkan diriku berada di posisi Yesus saat itu. Dan Yesus menderita seperti itu tentu saja untuk menebus dosa-dosa manusia. Tapi aku tidak akan mencoba menuliskan apalagi menasehati tentang dosa. Aku belum jadi manusia suci yang pantas berbicara tentang dosa. Aku hanya ingin berbagi sedikit cerita tentang perenunganku beberapa hari ini.

Mungkin karena stress dengan pelajaran dan kelelahan, akhir-akhir ini aku jadi sedikit sensi (again). Tiba-tiba saja semua masalah yang sudah lama lewat teringat lagi di benakku. Kekhawatiran-kekhawatiranku akan masa depan juga muncul lagi. Dan buntut-buntutnya aku jadi sakit, tidak konsentrasi belajar, tidak bisa tidur, malas makan dan lain-lain. Intinya depresi-ku kambuh. Aku jadi mempertanyakan lagi apa maksud Tuhan memberikan semua cobaan ini kepadaku. Bagiku cobaan-cobaan yang aku alami terlalu berat dan tidak adil.

Tapi hari ini aku di peringatkan kembali tentang Salib kehidupan. Semua orang memiliki salib kehidupannya masing-masing. Dan pastinya semua salib di kehidupan kita tidak ada yang seberat yang Yesus tanggung, karena sesuai dengan janjiNya, Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatNya. Tapi mengapa kita (aku) sering kali mengeluh tentang salib kehidupan kita??

Setiap masalah memang menyakitkan saat kita menghadapinya, tapi bukankah setelah masalah itu berlalu dan kita sudah bisa menengok ke belakang, pasti ada hikmah dari masalah tersebut yang bisa kita ambil sebagai pelajaran berharga?? Ingat rahasia Tuhan tidak bisa dipahami dengan mudah.



“Yesus, Tuhanku…. Di dalam kemelut hati ini, aku tidak ingin menuntut hidup mulus tanpa gelombang. Memanggul salib itulah tugasku sebagai pengikutMu, bukannya lari menghindar. Namun Tuhan, saat aku tidak mengerti jalanMu, tunjukkanlah jalan arah rencanaMu.”


Grey_S



Thursday, April 9, 2009

Pemilu 9 April 2009


Hari ini (hampir) seluruh rakyat Indonesia merayakan pesta Demokrasi (apa Democrazy yah????). Sebagai Warga Indonesia yang baik, aku juga ikutan dong. Meski tadinya udah malas ikutan. Secara disini milihnya jauh, harus ke KBRIT (Kedutaan Besar Republik Indonesia Tercinta) yang jauhnya amit-amit, ada kelas sampai jam 3, sorenya ada misa kamis putih, ga tau mau milih apaan, dan sudah yakin 100% tidak terdaftar sebagai pemilih disini.

Tapiiiii….. karena ada yang bilang kalau ada bazaar makanan Indo, dan memang lagi malas ikut kelas, jadilah semalam aku mutusin ikutan pergi ke KBRI. Lagian setelah di pikir-pikir, kapan lagi ada kesempatan melihat hajatan-nya Indonesia di negara orang. Belum tentu kan 5 tahun lagi aku masih di negara orang.

Minimal meski tetep tidak ikutan milih, tapi bisa foto-foto plus makan-makanan Indo yang harganya lebih terjangkau daripada beli di Restorant. Terus tadi pagi di kasih tau kalau ada bus yang bakal menjemput di sekolah, jadi tidak perlu repot-repot naik Ditie dan yang penting ga perlu keluar uang untuk transportasi. Tinggal duduk, ngobrol-ngobrol atau tidur… sampai deh….

Sampai disana iseng-iseng nyari nama di daftar pemilih…. Tidak ada…. Ikutan temen nyamperin panitianya…. Nanya-nanya…

Grey : Pak, kok nama saya tidak tercantum yah???
Panitia : Nama mbak siapa???
Grey : Grey Sebastian
Panitia : Iya. Kok tidak tercantum yah??? Mbak sudah lapor sebagai penduduk luar negeri??
Grey : Sudah kok. Sejak Oktober 2008. (padahal memang terdaftarnya cuma untuk 6 bulan)
Panitia : Sebentar saya check…. (setelah sekian lama dan bikin BT) Waduh mbak, kami minta maaf nih, kayaknya memang ada masalah di sistem komputer kita, jadi memang ada beberapa kasus namanya tidak tercantum. Tapi sekarang nama mbak sudah terdaftar untuk pemilu President.
Grey : Yah…. Ga pa pa deh… berarti sekarang saya sudah boleh ikutan makan dong? (dengan wajah tidak berdosa)
Panitia :……?????

Meski tidak jadi ikutan milih, tapi yang penting tujuan utama ke KBRI sudah tercapai. Hunting makanan Indo. Eit... tapi jangan mikir makanan-makanan itu gratis yah... TETEP BAYAR !! tapi harganya agak terjangkau. Yah memang seh harganya ada yang lebih mahal, ada yang lebih murah dari restorant. Tapi karena waktu dan kapasitas perut yang terbatas, akhirnya cuma nyicipin nasi uduk, bakwan, dan sate.

Nasi uduknya 1 porsi ukuran cukup gede di jual 15RMB, lebih murah 50% dari di restorant. Bakwannya 1 potong kecil banget 2RMB (kalo di Indo bisa dapat 5 potong yang gede-gede tuh). Yang agak kebangetan sih satenya, 1 porsi sate isi 3 tusuk plus lontong 5 potong kecil, masa di jual 13RMB cuma karena pakai bumbu kacang. Padahal kalau pakai bumbu cabai bubuk biasa bisa dibeli cuma dengan harga 1 RMB. Yah tapi karena sate dengan bumbu kacang susah di cari yah sutra lha….


Grey_S


Monday, April 6, 2009

Diantara 2 dunia

Pernahkah kalian mengalami hidup diantara 2 dunia?? Dimana sewaktu-waktu kita harus selalu siap berubah menjadi 2 orang yang berbeda, demi kebahagian orang-orang terdekat kita. Aku rasa semua orang pernah mengalami hal ini. Bukankah hidup itu memang punya 2 sisi, seperti uang logam?

Aku sangat percaya bila dunia memang di ciptakan dalam 2 sisi. Hitam dan putih, kanan dan kiri, atas dan bawah, lurus dan belok, baik dan buruk, asli dan palsu, nyata dan maya. Dan manusia selalu berada diantara keduanya.

Sulit merealisasikan diri sendiri di dunia nyata karena tekanan dan tuntutan dari berbagai pihak, kadang juga membuat kita harus kehilangan diri sendiri. Sehingga kata-kata “Be yourself” menjadi impian yang mungkin benar-benar hanya mimpi. Kita tidak boleh egois dalam mempertahankan idealisme kita kan? Apalagi kalau kita tahu idealisme kita akan melukai banyak pihak dan merugikan diri kita sendiri.

Tidak heran kalau akhirnya banyak orang yang mengalami krisis identitas saat di satu sisi ingin membahagiakan orang-orang di sekitarnya, sedangkan disisi lain ia ingin menjadi diri sendiri. Bahkan para superhero di film-film pun selalu di gambarkan sebagai orang yang mengalami krisis identitas dan harus hidup di dalam 2 dunia. Karena mereka tidak bisa menjadi diri mereka sendiri.

Sayangnya hidup kita bukan di film sehingga akhirnya dunia maya menjadi pilihan yang paling nyaman untuk menciptakan sosok seperti yang kita inginkan. Tidak heran juga kalau saat ini gadget yang bisa membuat orang terhubung ke dalam dunia maya dimanapun dan kapanpun digilai banyak orang.

Seperti saat ini, aku juga sering mengalami krisis identitas karena hidupku yang berada dalam 2 dunia. Dunia nyata dan dunia maya, dunia LGBT dan dunia hetero. Sampai terkadang aku sendiri tidak bisa membedakan mana yang benar-benar nyata dan mana yang hanya ilusi-ku semata. Mana yang Grey Sebastian dan mana yang seseorang di balik Grey Sebastian.

Hal ini juga yang membuat aku tidak pernah percaya dengan hubungan percintaan lewat Chatting. Lain cerita kalau di dunia nyata mereka memang sudah saling mengenal, sehingga hanya perlu mengenal lebih dekat lagi lewat chatting.

Menurut seorang teman dunia mayaku, aku adalah salah seorang popular. “Who doesn’t know Grey Sebastian” katanya. Aku punya temen-teman yang juga orang-orang terkenal. Tulisanku pernah beberapa kali dimuat di SepociKopi, majalah lesbian online pertama yang paling terkenal. Aku punya blog pribadi yang sudah mendapat rekomendasi di The Planet SepociKopi. Sehingga menurutnya pasti mudah bagiku untuk mendapatkan wanita manapun.

Satu hal yang dia lupa, Grey Sebastian itu sebenarnya tidak pernah ada. Dia hanya seseorang yang hidup di dunia maya. Coba cari di daftar pemilih untuk pemilu nanti, apakah ada nama Grey Sebastian? Coba cari di daftar WNI yang tinggal di Beijing, apakah ada nama Grey Sebastian? Coba juga cari di daftar penduduk Jakarta, apakah ada KTP atas nama Grey Sebastian? Pasti tidak ada.

Sedangkan sebagai seseorang di balik Grey Sebastian, aku tidak sehebat yang dia kira. Aku masih belum bekerja. Aku masih bergantung pada orang tua. Memiliki kesulitan berkomunikasi. Sama sekali tidak popular. Aku hanya beruntung memiliki kesempatan untuk belajar di negara asing. Sehingga menurutku tidak ada yang perlu terlalu di banggakan dari diriku. Karena Grey Sebastian dan orang dibaliknya adalah 2 orang yang berbeda. Meski aku juga tetap bangga menjadi diriku sendiri.

Dan sebagai seseorang yang hidup di 2 dunia, jangan heran kalau aku selalu punya 2 account. Aku punya 2 account Facebook, aku punya 2 account yahoo, aku punya 2 account Yahoo Messenger. Dulu aku juga punya 2 account Friendster. Hal ini membuat aku sedikit kerepotan dan memerlukan waktu lebih banyak di depan computer. Karena selain harus mengupdate tentang Grey Sebastian, aku juga harus menyapa teman-teman di dunia nyataku. Tentu saja ini aku lakukan hanya agar mereka tahu bahwa aku baik-baik saja dan masih hidup.

Aku pribadi lebih suka hidup sebagai Grey Sebastian, begitu aku menyalakan komputer dan mengaktifkan internet. Mungkin alasanku sama dengan teman-teman yang lain, yang juga hidup di dalam 2 dunia, karena Grey Sebastian adalah pribadiku yang lain, yang sulit aku realisasikan di dunia nyata.


Grey_S