Wednesday, April 21, 2021

Teman Seperjalanan


Alkisah ada 2 orang teman lama yang memutuskan berjalan bersama, sebut saja si A dan si B.

Sebenarnya mereka tau dan sadar, bahwa mereka memiliki jarak saat berjalan bersama itu, namun setelah memikirkan matang-matang, dan sedikit berharap bahwa jarak tersebut suatu saat akan menyatu di ujung jalan, mereka tetap memutuskan untuk berjalan bersama.

Perbedaan karakter keduanya, yang cukup berkebalikan bumi dan langit, juga tidak menjadi masalah, dan bahkan pada awalnya terasa saling melengkapi. Jalan yang awalnya sunyi dan membosankan, berubah menjadi seru dan menyenangkan. Semua karena mereka menempuh jalan tersebut berdua.

Namun dengan semakin berjalannya waktu, dan semakin jauhnya perjalanan yang mereka tempuh, jarak yang terbentang diantara mereka ternyata justru semakin melebar, bukan menyatu seperti yang mereka harapkan.

Mereka masih bisa saling memandang dari kejauhan, namun untuk mendengarkan suara satu sama lain, semakin sulit untuk dilakukan. Sehingga kesalahpahaman diantara mereka pun menjadi semakin sering terjadi. Apalagi ketika mereka menemukan sebuah kenyataan baru bahwa ujung jalan yang mereka harus tempuh ternyata berkebalikan. A harus terus berjalan ke arah kanan, sedangkan B harus terus berjalan ke arah kiri.

Untuk melompati jarak yang mereka miliki sekarang, untuk memilih salah satu jalan saja, ternyata sudah tidak mungkin karena jarak tersebut sudah terlalu lebar. Untuk memutar balik juga tidak mungkin, karena jalan yang mereka tempuh adalah Jalan Kehidupan, dimana hanya terdapat satu arah maju saja, tidak pernah ada arah mundur atau kembali.  

Pilihan mereka hanya, tetap bersama namun harus diam ditempat dan tidak kemana-mana lagi, atau tetap melanjutkan perjalanan namun terpaksa harus berjalan masing-masing, seperti saat mereka belum memutuskan untuk berjalan bersama.

Sayangnya keputusan untuk diam ditempat juga bukan keputusan yang bijaksana, mengingat persediaan bekal mereka yang terbatas dan di lokasi tersebut juga tidak ada yang menyediakan bahan makanan. Sehingga kalau mereka memaksakan diri untuk tetap bersama dan berdiam diri, maka hanya dalam hitungan hari, salah satu dari mereka, atau bahkan mereka berdua akan mati.

Akhirnya dengan mempertimbangkan keselamatan bersama, salah satu dari mereka membuat keputusan untuk terus berjalan, meski ia pun menjadi sangat sedih karena harus berpisah dengan teman seperjalanannya yang sudah 9 tahun lebih menemaninya berjalan bersama.

Ia hanya bisa mempercayakan takdir mereka kembali kepada Tuhan. Tuhan yang mempertemukan mereka, Tuhan yang mengijinkan mereka berjalan bersama selama 9 tahun, maka bila Tuhan berkehendak, suatu saat mungkin saja jalan kehidupan yang mereka tempuh bisa bersisian lagi bahkan bisa menjadi satu jalan yang tidak berjarak.



Grey_S 

No comments: