Sunday, January 19, 2020

KEMATIAN

Tahun 2020 bahkan belum melewati hari ke-20, tapi dalam waktu yang singkat ini aku sudah mendapat kabar berpulangnya beberapa orang ke rumah Tuhan a.k.a meninggal. 

Kabar pertama aku dapat dari berpulangnya artis Ria Irawan. Meski aku lebih banyak mengenalnya lewat karya dan lewat berita, namun karena kedekatan Mba Ria dengan beberapa orang teman dekatku, juga karena aku pernah membantunya sebagai volunteer di pemutaran film yang di sutradarainya. Jadi sedikit banyak aku juga merasa kehilangan. 

Kabar berikutnya, bukan dari kenalanku sih, tapi kenalan lama dari teman-temanku di WAG. Jadilah waktu itu kami membahas tentang kehidupan dan kematian di WAG. Plus mengenang kembali sahabat-sahabat kami yang sudah mendahului. Pokoknya hari itu jadi gloomy banget di WAG. 

Lalu 3 hari lalu, mendadak mendapat kabar bahwa salah seorang warga lingkungan akhirnya juga dipanggil Tuhan setelah menderita sakit selama kurang-lebih 3 bulan. Padahal baru saja aku berpikir untuk menjenguknya lagi sambil membawakan paket jeruk Imlek. Ehhh pesanan paket jeruk Imleknya belum datang, orangnya sudah dipanggil Tuhan. 

Dan untuk kabar meninggalnya tante ini, cukup membuat terpukul keluargaku. Karena kebetulan tante ini sangat perhatian dengan nenekku. Dulu setiap nenekku punya acara di rumah atau ulang tahun atau sakit, tante ini yang sibuk mengkoordinir orang-orang lingkunganku untuk datang. Makanya waktu mendengar tante ini sakit, nenekku paling cerewet mengingatkan kami untuk menjenguk beliau. Nenekku pun sebenarnya ingin sekali menjenguk si tante ini ketika ia sakit, sayang kondisi fisik nenekku pun sudah tidak memungkinkan, sehingga aku melarangnya untuk ikut menjenguk.

Kabar terakhir yang tidak kalah membuat lemas, tentu saja kepergian selamanya artis senior Ade Irawan, yang adalah ibu kandung dari Mba Ria Irawan, yang hanya berselang 12 hari dari meninggalnya sang putri Ria Irawan.

*** 

Dalam sebuah kehidupan tidak pernah ada hal yang pasti, kecuali perubahan dan kematian. Semua hal yang HIDUP pasti akan MATI. Mau manusia, mau hewan, mau tumbuhan, pokoknya semua yang HIDUP pasti akan MATI pada waktunya. Nah waktunya kapan, dan caranya seperti apa yah ngga tau. Cuma Tuhan yang tau. 

Bagi aku sendiri, sebagai seseorang yang (masih) hidup dengan depresi dan pernah mengalami “MATI” secara psikis dan iman, KEMATIAN secara fisik bukan hal yang menakutkan lagi. Bagiku kematian mungkin hanya seperti tidur yang sangat amat lelap. Yang saking lelapnya, seluruh indraku sudah tidak akan merasakan apapun lagi. Begitu nyaman, begitu damai. 

Yang aku pikirkan saat ini hanyalah bagaimana aku akan mati nanti? dan kapan aku akan mati?

Seperti yang banyak orang ketahui, depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental yang bisa membuat penderitanya bunuh diri. Sehingga dua pertanyaaan diatas sebenarnya bisa saja aku rancang sendiri, dan aku tentukan sendiri. Tapi aku masih seseorang yang mengakui Tuhan sebagai pemilik seutuhnya dari hidupku. Sehingga meskipun dulu aku pernah 3x mencoba bunuh diri, dan terkadang kembali berpikir untuk bunuh diri, tapi aku sudah tidak berani melakukannya lagi. Aku tidak ingin mendahului kehendak Tuhan. Maka dari itu aku mati-matian berjuang mengalahkan “si jahat” yang hidup di pikiranku. Dalam doaku setiap hari, aku juga selalu memohon kekuatan untuk terus berjuang di jalan Tuhan. 

*** 

KEMATIAN hanya akan terjadi pada KEHIDUPAN. 

Saat kematian sudah bukanlah hal yang menakutkan, makanya ketakutan berikutnya justru pada KEHIDUPAN itu sendiri. Yah aku adalah orang yang takut pada KEHIDUPAN. Aku takut untuk hidup terlalu lama atau terlalu tua. Aku takut setelah berjuang mati-matian, dan menghabiskan banyak waktu dan biaya namun “Si Jahat” tetap saja memenangkan pertarungan ini. Aku takut hidup sendiri. Aku takut hidup menyusahkan orang lain. Intinya aku takut hidup. 

Tapi KEHIDUPAN adalah proses menuju KEMATIAN. Saat kematian menjadi hal yang pasti, maka yang harus kita jalani adalah KEHIDUPAN. 

Lewat berbagai sharing iman dan pengalaman spiritual, aku menemukan bahwa yah KEHIDUPAN adalah sebuah PERJALANAN. Bila kita ingin sebuah kematian yang indah dan nyaman, maka kita harus menyiapkan kematian itu dengan memberikan keindahan dan kenyamanan dalam hidup kita dengan melakukan banyak kebaikan. Dan kita bisa melihat keindahan dan merasa nyaman dalam hidup saat kita bisa bersyukur atas semua yang Tuhan berikan. 

Setiap PERJALANAN pasti memiliki JARAK TEMPUH. Sayangnya jarak tempuh yang kita punya dalam perjalanan kehidupan hanya Tuhan juga yang tau. Dan pastinya masing-masing orang memiliki JARAK TEMPUH yang berbeda-beda. Namun bila seseorang sudah berhasil membuat dirinya sendiri merasa nyaman dalam perjalanan kehidupan, pastinya jarak tempuh akan menjadi tidak terasa lagi. Tau-tau sudah sampai tujuan. Tau-tau perjalanan kehidupan kita sudah berakhir. 

Inilah yang membuatku setiap hari berusaha memberikan rasa nyaman pada diriku sendiri dengan belajar mensyukuri segala hal yang aku miliki. Aku pun berusaha menikmati waktuku bersama orang-orang tercinta. Karena aku tidak tau sampai kapan aku bisa bersama dengan mereka.


Grey_S

No comments: