Kakek dan Nenekku sebenarnya memiliki 6 orang anak. 3 orang anak perempuan dan 3 orang anak lelaki. Tante tertua, mamiku, paman pertama, paman kedua, paman ketiga, dan tante kecil. Namun sebuah kecelakaan telah merenggut nyawa tante kecilku, di usianya yang baru 7 tahunan saat itu.
Menurut salah seorang pamanku, sejak saat itu kakek dan nenekku hidup bagaikan layangan putus. Luka karena kehilangan putri kecil mereka, baru terobati 12 tahun kemudian yaitu saat kelahiranku. Tak heran saat itu mereka memutuskan untuk mengambil dan merawatku sendiri, meskipun mereka harus bertengkar hebat dengan kedua orangtua kandungku.
Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa adik bungsunya, otomatis status paman ketiga atau paman gendut, begitu para keponakan menyebutnya, kembali menjadi anak bungsu. Dan sebagai anak bungsu, tidak heran dia menjadi kesayangan seluruh keluarga. Kesayangan maminya dan juga kakak-kakaknya. Sampai aku lahir dan pusat perhatian keluarga beralih kepadaku.
Mungkin diantara semua keponakannya, aku adalah keponakanya yang paling menyebalkan dan yang sama sekali tidak lucu. Karena hanya denganku lah dia sering beradu pendapat. Tidak jarang kami bertengkar.
Sebenarnya tidak heran kami sering bertengkar. Kami memiliki banyak persamaan. Mulai dari sama-sama pencinta motor besar, mancing di laut, memodifikasi mobil, dan makanan mie serta daging B-2 panggang. Sejak lahir aku juga menjadi pesaing terberatnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari nenek, mami dan tante tertuaku. Sehingga pertengkaran kami pun lebih mirip pertengkaran ala kakak-beradik, dari pada paman-keponakan.
Tapi hanya denganku juga dia sering bercerita tentang perusahaannya. Dan pernah terang-terangan mengajakku untuk bekerja sama dengannya membesarkan perusahaannya itu.
Dari dia lha aku mengenal pengoperasian Macintosh lebih dalam. Padahal komputer berlogo buah apel ini sudah aku kenal sejak aku tau apa itu komputer.
Apa kalian punya mouse pad berbentuk logo buah apel berwarna pelangi?? Aku punya. Dia memberikannya padaku.
Apa kalian punya kaos berlogo buah apel berwarna pelangi di tengah-tengahnya?? Aku punya. Dia juga yang memberikannya padaku.
Dulu saat aku bersekolah, tas sekolahku, buku tulisku, map buku dan lainnya semua berlogo buah apel berwarna pelangi di tengahnya. Dan semuanya dia yang memberikan kepadaku.
Dulu aku tidak tahu, bahwa logo itu akan sangat popular saat ini, meski warna pelangi yang mirip dengan bendera LGBT itu sudah berubah warna menjadi putih berkilau.
Sayang pada akhirnya aku tidak sempat bekerja sama dengannya. Saat aku kembali dari perantauan, kondisi kesehatan paman gendut sudah sangat buruk, seburuk kondisi perusahaannya. Saat aku kembali, beliau bahkan sudah tidak bisa di ajak berdiskusi. Jangankan berdiskusi tentang perusahaannya, membicarakan hal-hal sederhana pun dia sudah sulit untuk mengingat.
Semua dokter sudah angkat tangan dengan kondisinya. Ditambah lagi dengan stress berat yang dia alami, membuatnya kehilangan semangat hidup. Dia yang kami kenal sebagai paman gendut, berubah menjadi pria kurus yang hanya tulang berbalut kulit. Namun Mami dan kakak-kakaknya tetap berupaya sekuat tenaga untuk menyembuhkannya. Meskipun pada akhirnya keputusan Tuhan untuk memberikan yang terbaik kepada semua lah yang terjadi.
Hari Jumat tanggal 14 Agustus 2009 kemarin, 2 hari setelah hari ulang tahun putra kesayangannya, beliau menghembuskan nafas terakhir. Di rumah Maminya, yang sekaligus juga kantor beliau. Di hadapan maminya, kakak tertuanya, keponakan-keponakannya dan juga pegawai-pegawainya.
Semuanya berlangsung begitu mudah, begitu nyaman. Bahkan keseluruhan acara kebaktian sampai kremasinya berjalan sangat lancar tanpa ada halangan sedikit pun. Seakan-akan hal ini lah yang di kehendaki paman gendut dan dikabulkan oleh Tuhan.
Selamat Jalan Paman Gendut. Sampai berjumpa lagi di kehidupan yang baru. Amen.
Grey_S
Menurut salah seorang pamanku, sejak saat itu kakek dan nenekku hidup bagaikan layangan putus. Luka karena kehilangan putri kecil mereka, baru terobati 12 tahun kemudian yaitu saat kelahiranku. Tak heran saat itu mereka memutuskan untuk mengambil dan merawatku sendiri, meskipun mereka harus bertengkar hebat dengan kedua orangtua kandungku.
Setelah kecelakaan yang merenggut nyawa adik bungsunya, otomatis status paman ketiga atau paman gendut, begitu para keponakan menyebutnya, kembali menjadi anak bungsu. Dan sebagai anak bungsu, tidak heran dia menjadi kesayangan seluruh keluarga. Kesayangan maminya dan juga kakak-kakaknya. Sampai aku lahir dan pusat perhatian keluarga beralih kepadaku.
Mungkin diantara semua keponakannya, aku adalah keponakanya yang paling menyebalkan dan yang sama sekali tidak lucu. Karena hanya denganku lah dia sering beradu pendapat. Tidak jarang kami bertengkar.
Sebenarnya tidak heran kami sering bertengkar. Kami memiliki banyak persamaan. Mulai dari sama-sama pencinta motor besar, mancing di laut, memodifikasi mobil, dan makanan mie serta daging B-2 panggang. Sejak lahir aku juga menjadi pesaing terberatnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari nenek, mami dan tante tertuaku. Sehingga pertengkaran kami pun lebih mirip pertengkaran ala kakak-beradik, dari pada paman-keponakan.
Tapi hanya denganku juga dia sering bercerita tentang perusahaannya. Dan pernah terang-terangan mengajakku untuk bekerja sama dengannya membesarkan perusahaannya itu.
Dari dia lha aku mengenal pengoperasian Macintosh lebih dalam. Padahal komputer berlogo buah apel ini sudah aku kenal sejak aku tau apa itu komputer.
Apa kalian punya mouse pad berbentuk logo buah apel berwarna pelangi?? Aku punya. Dia memberikannya padaku.
Apa kalian punya kaos berlogo buah apel berwarna pelangi di tengah-tengahnya?? Aku punya. Dia juga yang memberikannya padaku.
Dulu saat aku bersekolah, tas sekolahku, buku tulisku, map buku dan lainnya semua berlogo buah apel berwarna pelangi di tengahnya. Dan semuanya dia yang memberikan kepadaku.
Dulu aku tidak tahu, bahwa logo itu akan sangat popular saat ini, meski warna pelangi yang mirip dengan bendera LGBT itu sudah berubah warna menjadi putih berkilau.
Sayang pada akhirnya aku tidak sempat bekerja sama dengannya. Saat aku kembali dari perantauan, kondisi kesehatan paman gendut sudah sangat buruk, seburuk kondisi perusahaannya. Saat aku kembali, beliau bahkan sudah tidak bisa di ajak berdiskusi. Jangankan berdiskusi tentang perusahaannya, membicarakan hal-hal sederhana pun dia sudah sulit untuk mengingat.
Semua dokter sudah angkat tangan dengan kondisinya. Ditambah lagi dengan stress berat yang dia alami, membuatnya kehilangan semangat hidup. Dia yang kami kenal sebagai paman gendut, berubah menjadi pria kurus yang hanya tulang berbalut kulit. Namun Mami dan kakak-kakaknya tetap berupaya sekuat tenaga untuk menyembuhkannya. Meskipun pada akhirnya keputusan Tuhan untuk memberikan yang terbaik kepada semua lah yang terjadi.
Hari Jumat tanggal 14 Agustus 2009 kemarin, 2 hari setelah hari ulang tahun putra kesayangannya, beliau menghembuskan nafas terakhir. Di rumah Maminya, yang sekaligus juga kantor beliau. Di hadapan maminya, kakak tertuanya, keponakan-keponakannya dan juga pegawai-pegawainya.
Semuanya berlangsung begitu mudah, begitu nyaman. Bahkan keseluruhan acara kebaktian sampai kremasinya berjalan sangat lancar tanpa ada halangan sedikit pun. Seakan-akan hal ini lah yang di kehendaki paman gendut dan dikabulkan oleh Tuhan.
Selamat Jalan Paman Gendut. Sampai berjumpa lagi di kehidupan yang baru. Amen.
Grey_S
5 comments:
Turut berduka cita ya Grey... tabah yaa
deepest simphaty and condolences atas kepergian pamanmu Grey...moga kalian sekeluarga ikhlas dan tabah dan moga paman mendapat tempat yang layak disisi Tuhan
turut berduka cita ya Grey
touchy bgt... turut berdukacita ya bro, may the love of JC be with u & all of your family.
Thanks yah semua atas perhatiannya.
Post a Comment