Hari Jumat kemarin aku diajak seorang teman untuk ikut Persekutuan Doa (PD) yang diadakan di KBRI. Biasanya aku malas banget pergi ke KBRI maupun ke Persekutuan Doa. Aku malas pergi ke KBRI karena memang jaraknya jauh banget dari tempat tinggalku dan aku malas ke Persekutuan Doa karena kurang cocok sama gaya mereka yang karismatik. Tapi… berhubung yang ngajak itu “adik ketemu gede” dan kebetulan memang ada waktu, ya sudah aku ikut saja.
Tema PD hari itu sebenarnya cukup bagus. “COLORFUL of LIFE”. Bahkan demi menjelaskan tentang warna-warni kehidupan, semua peserta yang hadir, tanpa terkecuali, harus ditempeli temporary tattoo gambar bunga atau kupu-kupu di wajah, leher, dan tangan.
Pembicara mengatakan bahwa Tuhan menciptakan semua mahluk hidup itu dengan warna kehidupannya masing-masing. Binatang dan tumbuhan saja di beri warna yang begitu indah, apalagi manusia. Maka itu kita harus percaya diri dan ikut berperan serta dalam mewarnai dunia.
Tentu saja 100% aku setuju dengan hal ini. Sudah hampir setahun ini aku berbahagia karena aku sudah menemukan “Color of my life” and oh course… my color of my life is GREY… I love GREY so much.
Tapiiii…. Entah kenapa mendadak di akhir acara, pembicara mulai mengungkit-ungkit tentang Homosexual. Bahkan dia mengatakan akan mengadakan sesi khusus yang mengakat topik homosexual di mata agama katholik. Ohhh…. Tidaaakkkkk….
Please deh…. Bagaimana pun juga homosexual itu kan masih di anggap berdosa oleh semua agama di dunia. Agama apapun itu. Memang seh ada beberapa pemuka agama yang sudah mulai membuka pikiran tentang homosexual, tapi dari nada bicara sang pembicara saat itu aku yakin 1 hal, dia bukan pembela para Homosex.
Karena waktu aku tanya kenapa dia memilih tema tersebut, dia menjawab begini:
“karena saya tertarik saja dengan tema tersebut, dan akhir-akhir ini sudah banyak yang mentoleransi homosexual. Padahal harusnya kan sesuai dengan ajaran katholik dong.” Setelah itu aku tidak bisa ngomong apa-apa lagi.
Untung hari sabtunya aku memang sudah ada acara sehingga aku punya alasan untuk tidak hadir di “sesi khusus” tersebut. Bukannya aku tidak suka di kritik atau tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini kok. Aku cuma takut masih belum bisa mengendalikan emosi, kalau dia mulai men”dosa”kan aku, sehingga akhirnya mungkin membuatku terpaksa Coming Out sebelum saatnya.
Akhirnya aku pulang dengan perasaan sedikit kecewa. Aku kecewa karena meski sang pembicara mengangkat tema “Colorful of life” tapi ternyata dia kurang bisa menerima warna abu-abu.
Setibanya di kamar aku berdoa lagi seperti biasa, dalam doa-ku lagi-lagi aku bertanya kepada Tuhan. Apa benar aku berdosa dengan pilihan warna hidupku?? Bukankah aku juga ciptaanNya??
Selesai berdoa aku membaca alkitab. Yup… saat ini aku memang sedang berusaha membiasakan diri membaca alkitab setiap malam. Secara kebetulan aku membuka kitab Kebijakan Salomo 2:22-23 isinya:
“Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.”
Hatiku langsung damai membaca ayat tersebut. Itu seperti jawaban Tuhan atas pertanyaanku. Dan aku semakin yakin dengan pilihan warnaku. Aku adalah si ABU-ABU, dan aku berjanji akan melengkapi dunia ini dengan warnaku. Bukankah abu-abu itu kan juga sebuah warna? Lagipula bukankah tanpa langit yang kelabu, tidak akan pernah ada pelangi yang indah di langit yang cerah???
Grey_S
Tema PD hari itu sebenarnya cukup bagus. “COLORFUL of LIFE”. Bahkan demi menjelaskan tentang warna-warni kehidupan, semua peserta yang hadir, tanpa terkecuali, harus ditempeli temporary tattoo gambar bunga atau kupu-kupu di wajah, leher, dan tangan.
Pembicara mengatakan bahwa Tuhan menciptakan semua mahluk hidup itu dengan warna kehidupannya masing-masing. Binatang dan tumbuhan saja di beri warna yang begitu indah, apalagi manusia. Maka itu kita harus percaya diri dan ikut berperan serta dalam mewarnai dunia.
Tentu saja 100% aku setuju dengan hal ini. Sudah hampir setahun ini aku berbahagia karena aku sudah menemukan “Color of my life” and oh course… my color of my life is GREY… I love GREY so much.
Tapiiii…. Entah kenapa mendadak di akhir acara, pembicara mulai mengungkit-ungkit tentang Homosexual. Bahkan dia mengatakan akan mengadakan sesi khusus yang mengakat topik homosexual di mata agama katholik. Ohhh…. Tidaaakkkkk….
Please deh…. Bagaimana pun juga homosexual itu kan masih di anggap berdosa oleh semua agama di dunia. Agama apapun itu. Memang seh ada beberapa pemuka agama yang sudah mulai membuka pikiran tentang homosexual, tapi dari nada bicara sang pembicara saat itu aku yakin 1 hal, dia bukan pembela para Homosex.
Karena waktu aku tanya kenapa dia memilih tema tersebut, dia menjawab begini:
“karena saya tertarik saja dengan tema tersebut, dan akhir-akhir ini sudah banyak yang mentoleransi homosexual. Padahal harusnya kan sesuai dengan ajaran katholik dong.” Setelah itu aku tidak bisa ngomong apa-apa lagi.
Untung hari sabtunya aku memang sudah ada acara sehingga aku punya alasan untuk tidak hadir di “sesi khusus” tersebut. Bukannya aku tidak suka di kritik atau tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini kok. Aku cuma takut masih belum bisa mengendalikan emosi, kalau dia mulai men”dosa”kan aku, sehingga akhirnya mungkin membuatku terpaksa Coming Out sebelum saatnya.
Akhirnya aku pulang dengan perasaan sedikit kecewa. Aku kecewa karena meski sang pembicara mengangkat tema “Colorful of life” tapi ternyata dia kurang bisa menerima warna abu-abu.
Setibanya di kamar aku berdoa lagi seperti biasa, dalam doa-ku lagi-lagi aku bertanya kepada Tuhan. Apa benar aku berdosa dengan pilihan warna hidupku?? Bukankah aku juga ciptaanNya??
Selesai berdoa aku membaca alkitab. Yup… saat ini aku memang sedang berusaha membiasakan diri membaca alkitab setiap malam. Secara kebetulan aku membuka kitab Kebijakan Salomo 2:22-23 isinya:
“Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.”
Hatiku langsung damai membaca ayat tersebut. Itu seperti jawaban Tuhan atas pertanyaanku. Dan aku semakin yakin dengan pilihan warnaku. Aku adalah si ABU-ABU, dan aku berjanji akan melengkapi dunia ini dengan warnaku. Bukankah abu-abu itu kan juga sebuah warna? Lagipula bukankah tanpa langit yang kelabu, tidak akan pernah ada pelangi yang indah di langit yang cerah???
Grey_S