Harusnya postingan ini aku share
sejak seminggu yang lalu, namun karena kesibukanku di pekerjaan membuatku sudah
hampir tidak memiliki waktu untuk menulis lagi. Keseringan sih ketika sampai
rumah, aku sudah sangat malas untuk membuka laptop lagi. Sehingga meskipun
waktu untuk menulis ada, tapi membuka laptop lagi di rumah, adalah satu
perjuangan tersendiri.
Sudah beberapa tahun terakhir, aku
tidak terlalu antusias dalam menyambut Natal, apalagi sejak aku vacuum dari
kegiatan Paduan Suara dan pekerjaan yang menuntut aku untuk tetap stand by
meskipun sedang merayakan hari raya Natal.
Pada liburan akhir tahun, tahun
lalu, bahkan menjadi momen puncak ketidak cocokanku dengan kebijakan atasan
yang menyebabkan aku harus kehilangan pekerjaan (lagi). Dan tahun
ini, meskipun aku sudah kembali aktiv di kegiatan Paduan Suara, namun ternyata
kebahagiaan Natal belum kembali aku rasakan.
Lomba Natal dengan lagu yang itu-itu
saja, antusias masyarakat yang begitu-begitu saja, perdebatan di socmed tentang
haramnya memberikan ucapan selamat Natal bagi umat muslim yang selalu ada
beberapa tahun terakhir, semua membuatku merasa jenuh.
Hingga tepat 2 hari sebelum Natal,
di salah satu group WA, sedang membahas acara BBQ dinner untuk acara
kebersamaan di akhir tahun. Dan karena
aku tidak bisa ikut dalam dinner tersebut karena masih ada latihan untuk
persiapan tugas koor pada malam Natal, aku pun memohon maaf karena tidak bisa
ikutan.
Salah satu member, memberikan ucapan
“All best for your Christmas church services.” Basa-basi aku menjawab, “Iya
neh, semoga besok suara ngga hilang.” Dan dijawab lagi, “Every Christmas times
creates Miracles..!!!”
Deg.
Mendadak aku menyadari, aku sudah
melupakan tentang Miracles of Christmas. Aku terlalu sibuk mengasihani diriku
sendiri beberapa tahun terakhir sehingga tidak bisa merasakan kembali
kebahagiaan Natal.
Setelah beberapa menit aku
merenungkan kata-kata temanku itu, akhirnya aku menjawab lagi komentarnya
(disertai doa dalam hati dan sebuah pengakuan) di group WA, “It’s a long time I’m
not feel the miracles. Maybe it’s the time for hoping a miracle (again).” dan
pembahasan lainnya tentang perayaan Natal dan BBQ dinner tersebut berlanjut
lagi.
Tapi kata-kata temanku tersebut,
terus membayangiku sepanjang hari itu. Sehingga aku mulai berdoa lagi dalam
hati, “Ijinkan aku kembali merasakan Miracles of Christmas again.”
Lalu tanggal 24 Desember, aku
kembali sibuk dengan pekerjaan sampinganku diluar kantor. Yah, kondisi
keuanganku saat ini, membuatku harus kerja ekstra keras. Apalagi tahun ini
mamiku yang biasa menjadi tulang punggung keluarga, mulai memasuki masa pensiun.
Sehingga aku harus mulai menggantikannya sebagai tulang punggung keluarga,
sedangkan pekerjaanku bisa dibilang belum juga stabil. Hal ini yang membuatku
agak tertekan.
Kembali ke cerita di tanggal 24
Desember kemarin, setelah selesai melakukan beberapa pertemuan dari pagi-pagi
sekali, aku berniat segera pulang ke rumah, agar masih ada waktu untuk
beristirahat sebentar sebelum bertugas di misa malam Natal. Hari itu aku sudah
keluar rumah dari jam 5.30 pagi.
Dalam perjalanan pulang, aku
mendapat telepon dari seseorang yang mengatakan, dia tertarik untuk melihat
property yang aku sewakan. Karena melihat ini peluang, dan kebetulan aku masih
punya sedikit waktu, aku pun meng-iya-kan ketika orang itu meminta melihat property-ku
saat itu juga. Meskipun hati kecilku protes, karena sudah kelelahan.
Dalam perjalanan ke meeting terakhir
itu, aku pun kembali teringat dengan ucapan temanku “Every Christmas times
creates Miracles.” Dan aku kembali berdoa dalam hati, bila memang Tuhan
mengijinkan, semoga pertemuan itu membuat aku kembali merasakan Miracles of
Christmas.
Puji Tuhan, doaku terkabul (lagi). Hanya
beberapa jam sebelum misa malam Natal dimulai, aku kembali merasakan Miracles
of Christmas. Di pertemuan itu, hanya perlu kurang dari 30 menit, orang
tersebut menyatakan OK dengan properti yang aku tawarkan, dan saat itu juga
mentransfer uang tanda jadi.
Luar biasa. Aku sampai tidak bisa
berkata apa-apa lagi.
Sore itu aku pulang dengan senyuman.
Hilang sudah rasa lelah setelah seharian keliling Jakarta. Sepanjang malam itu,
bahkan hingga saat ini, aku ingin terus bersaksi tentang MIRACLES of Christmas
yang aku rasakan.
Grey_S
No comments:
Post a Comment