Seperti yang pernah aku katakan beberapa waktu yang lalu, meski aku sudah semakin jarang online dan beberapa account atas nama Grey sudah tidak aktiv lagi, namun Perjalanan Grey akan terus berlanjut.
Dalam perjalanan kali ini, aku sedang berkunjung ke Vietnam. Negara dimana tanteku sedang mencari sesuap nasi dan segenggam berlian, dengan membuka bisnis Tour and Travel. Jadi jangan kaget yah kalau suatu saat Blog Perjalanan Grey ini tiba-tiba berubah menjadi Biro Perjalanan Grey, karena memiliki bisnis sendiri khususnya dalam bidang Tour and Travel juga merupakan salah satu impianku. Sehingga saat kemarin tanteku menawarkan peluang tersebut, mendadak aku merasa impianku berada di depan mata.
Dalam perjalanan kali ini, aku sedang berkunjung ke Vietnam. Negara dimana tanteku sedang mencari sesuap nasi dan segenggam berlian, dengan membuka bisnis Tour and Travel. Jadi jangan kaget yah kalau suatu saat Blog Perjalanan Grey ini tiba-tiba berubah menjadi Biro Perjalanan Grey, karena memiliki bisnis sendiri khususnya dalam bidang Tour and Travel juga merupakan salah satu impianku. Sehingga saat kemarin tanteku menawarkan peluang tersebut, mendadak aku merasa impianku berada di depan mata.
Ok back to topic. setelah sekian lama mempersiapkan perjalanan kali ini, dan banyaknya rintangan sebelum berangkat (dari target pekerjaan yang tidak selesai-selesai, tiket yang sempat di batalkan sepihak oleh maskapai penerbangan AA, salah terminal, sampai penerbangan yang di delay) akhirnya hari kamis sore tanggal 12 May 2011 pukul 17.00 aku berangkat juga ke Ho Chi Minh City.
Di dalam pesawat aku bertemu salah seorang anggota inti Q-munity yang ternyata sedang berlibur ke Vietnam juga bersama ibunya. Karena hotel tempat kami menginap berlokasi tidak terlalu jauh, kami pun berbagi taxi yang sama. Taxi yang kami gunakan saat itu adalah Vinasun. Di Vietnam, taxi yang direkomendasikan adalah Vinasun atau Mailinh Taxi. Dan dikarenakan warga Vietnam mayoritas tidak dapat berbahasa asing, ada baiknya memesan taxi lewat jasa pemesanan yang tersedia di bandara. Meski sedikit lebih mahal dari pada mengambil taxi dari luar tapi setidaknya di bandara ada yang bisa membantu kita untuk berkomunikasi.
Oh ya, sekedar informasi. Ada baiknya dari Indonesia membawa mata uang dollar saja, dan baru di tukarkan ke dalam Vietnam Dong sesampainya di bandara Vietnam. Hal ini dikarenakan sulitnya mencari VND di Indonesia, seandainya ada pun jumlahnya terbatas dan nilainya lebih mahal dari yang seharusnya.
Penginapanku berada di distric 1, daerah tersebut merupakan pusat kota, sehingga banyak sekali pilihan hotel di daerah tersebut dan harganya kurang lebih seragam, sekitar US$ 50 / malam untuk hotel bintang 3-nya. Kalau yang memang ingin jalan-jalan, menginap di Hotel bintang 3 sudah lebih dari cukup, karena standard hotel bintang 3 disana cukup bagus, dan sangat bersih.
Selama di Ho Chi Minh aku menggunakan hotel Kingston, yang merupakan rekomendasi ke-2 dari tanteku. Rekomendasi pertama adalah hotel Blue Diamond, sayangnya saat itu Hotel Blue Diamond sedang terisi penuh. Namun meski aku menginap di Hotel Kingston, nyaris setiap hari aku menemani tanteku meeting di Hotel Blue Diamond. Dan aku sangat puas dengan pelayanan dari kedua hotel tersebut.
Kedua hotel tersebut, sangat dekat dengan pasar Ben Than (Pasar pagi-nya Ho Chi Minh dan merupakan salah satu pasar yang paling terkenal disana), kurang lebih hanya 5 menit berjalan kaki dari Hotel menuju pasar Ben Than. Aneka jenis barang di jual di pasar tersebut, dari pernak-pernik, pakaian, sepatu, tas, sampai beraneka makanan khas Vietnam di jual di pasar tersebut.
Btw, ceritanya aku lanjut besok lagi yah. Ngantuk neh...
*** To be continued ***
No comments:
Post a Comment