Hari selasa tanggal 28 September 2010 jam 8.30 pagi, gue masih malas-malasan di ranjang (maklum lagi meliburkan diri sebelum melanjutkan mencari sesuap nasi dan segenggam berlian di lahan yang baru).
Tiba-tiba Kanjeng Ratu BBM-in gue, isinya kurang enak.
Fa : “Kepada seluruh pengurus dan anggota DPD, DPW, DPC dan Posko FPI,
wajib hadir dalam AKSI DAMAI MENOLAK ACARA KEGIATAN HOMOSEKSUAL &
LESBIANISME yang akan diselenggarakan besok, Selasa 28 September, jam 8 pagi”
“Ini bener ngga sih Grey??”
Gue masih setengah sadar.
Gue : “Hmmm…. Dari kemarin-kemarin juga udah dapat kok Fa. Tapi ngga ada kejadian apa-apa kan?”
Fa : “Tapi tanggalnya hari ini.”
Gue : “Dari kemarin tanggalnya beda-beda.” → gue asal jawab karena masih setengah sadar. Tapi soal QFF dapat ancaman dari “you knows who” hari-hari sebelumnya emang beneran.
Abis ngebahas soal yang cukup sensi + serius itu, gue malah becanda sama Kanjeng Ratu. Isi candaannya bisa dilihat di blog beliau.
Agak siangan dikit, abis masak plus brunch gue balik ke kamar ngecek-ngecek BB gue, kali-kali ada fans yang ngontak gue. Tapi bukannya dapat kabar gembira, gue malah dapat kabar kalo “You knows who” sudah datang ke Goethe dan berdemo disitu.
Jujur gue agak panik karena meskipun gue masih aman-aman di rumah, baru selesai beberes pula, tapi ada beberapa teman-teman Q disana. Gue tau dari foto-foto dan update kabar dari mereka. Namun yang bikin gue tetap tenang adalah, pemikiran kalo mereka masih bisa update status di Twitter, artinya mereka masih dalam kondisi aman.
Dari Goethe “you knows who” bergerak hampir ke semua venue lainnya. Untungnya sih mereka tidak melakukan aksi anarkis, tapi mereka menyebarkan surat ajakan menolak QFF ke mobil-mobil yang lalu lalang dan melalui media massa mereka mengeluarkan sedikit ancaman “Jangan salahkan bila umat melakukan tindakan pembakaran. Karena pemutaran film itu merusak moral agama dan bangsa." – sumber : vivanews
Awalnya ngebaca ancaman mereka gue sedikit takut dan sedih tapi belakangan gue mikir, emangnya bisa mereka merusak di venue-venue-nya QFF?? Ngerusak barang yang bukan milik sendiri saja sudah bisa dilaporkan kepada yang berwajib atas perbuatan yang tidak menyenangkan, gimana kalo merusak di Venue-venue-nya QFF yang notabene merupakan pusat kebudayaan asing?? Mau perang dunia ke-3??
Sorenya mendadak QFF dan Homosexualitas jadi headline dimana-mana. Hampir semua media massa menjadikan QFF dan Homosexualitas berita utama mereka. Semua orang yang kira-kira MUNGKIN di jadikan nara sumber langsung dimintai pendapat. Ngga peduli mereka kompeten atau tidak di bidangnya.
Di salah satu artikel, yang katanya nara sumbernya psikolog, menulis begini : Pilihan orientasi seksual, dengan menjadi lesbi atau gay, bahkan bisa terbentuk sejak remaja. Khususnya kepada anak yang tak mendapatkan pola asuh tepat di rumah.
..................……..
...................
............
......
Gue yang baca langsung bengong.
Belum lagi gue denger cerita dari Jeng Hal, yang namanya ditulis di salah satu media karena dia berkomentar bahwa dia tidak ingin berkomentar. Nah mabok kan lo bacanya, gue juga mabok ngebayangin artikelnya kayak gimana.
Nah yang lebih lucu lagi adalah pernyataan dari Menteri Komunikasi kita, Mr. TS di Twitternya yang menyatakan bahwa "Kata Prof. Sujudi, mantan menteri kesehatan, agar mudah diingat, singkatannya adalah AIDS = Akibat Itunya Dipakai Sembarangan."
....................... krik
................. krik
........ krik
krik
Dan gue pun terbengong-bengong lagi.
Tiba-tiba Kanjeng Ratu BBM-in gue, isinya kurang enak.
Fa : “Kepada seluruh pengurus dan anggota DPD, DPW, DPC dan Posko FPI,
wajib hadir dalam AKSI DAMAI MENOLAK ACARA KEGIATAN HOMOSEKSUAL &
LESBIANISME yang akan diselenggarakan besok, Selasa 28 September, jam 8 pagi”
“Ini bener ngga sih Grey??”
Gue masih setengah sadar.
Gue : “Hmmm…. Dari kemarin-kemarin juga udah dapat kok Fa. Tapi ngga ada kejadian apa-apa kan?”
Fa : “Tapi tanggalnya hari ini.”
Gue : “Dari kemarin tanggalnya beda-beda.” → gue asal jawab karena masih setengah sadar. Tapi soal QFF dapat ancaman dari “you knows who” hari-hari sebelumnya emang beneran.
Abis ngebahas soal yang cukup sensi + serius itu, gue malah becanda sama Kanjeng Ratu. Isi candaannya bisa dilihat di blog beliau.
Agak siangan dikit, abis masak plus brunch gue balik ke kamar ngecek-ngecek BB gue, kali-kali ada fans yang ngontak gue. Tapi bukannya dapat kabar gembira, gue malah dapat kabar kalo “You knows who” sudah datang ke Goethe dan berdemo disitu.
Jujur gue agak panik karena meskipun gue masih aman-aman di rumah, baru selesai beberes pula, tapi ada beberapa teman-teman Q disana. Gue tau dari foto-foto dan update kabar dari mereka. Namun yang bikin gue tetap tenang adalah, pemikiran kalo mereka masih bisa update status di Twitter, artinya mereka masih dalam kondisi aman.
Dari Goethe “you knows who” bergerak hampir ke semua venue lainnya. Untungnya sih mereka tidak melakukan aksi anarkis, tapi mereka menyebarkan surat ajakan menolak QFF ke mobil-mobil yang lalu lalang dan melalui media massa mereka mengeluarkan sedikit ancaman “Jangan salahkan bila umat melakukan tindakan pembakaran. Karena pemutaran film itu merusak moral agama dan bangsa." – sumber : vivanews
Awalnya ngebaca ancaman mereka gue sedikit takut dan sedih tapi belakangan gue mikir, emangnya bisa mereka merusak di venue-venue-nya QFF?? Ngerusak barang yang bukan milik sendiri saja sudah bisa dilaporkan kepada yang berwajib atas perbuatan yang tidak menyenangkan, gimana kalo merusak di Venue-venue-nya QFF yang notabene merupakan pusat kebudayaan asing?? Mau perang dunia ke-3??
Sorenya mendadak QFF dan Homosexualitas jadi headline dimana-mana. Hampir semua media massa menjadikan QFF dan Homosexualitas berita utama mereka. Semua orang yang kira-kira MUNGKIN di jadikan nara sumber langsung dimintai pendapat. Ngga peduli mereka kompeten atau tidak di bidangnya.
Di salah satu artikel, yang katanya nara sumbernya psikolog, menulis begini : Pilihan orientasi seksual, dengan menjadi lesbi atau gay, bahkan bisa terbentuk sejak remaja. Khususnya kepada anak yang tak mendapatkan pola asuh tepat di rumah.
..................……..
...................
............
......
Gue yang baca langsung bengong.
Belum lagi gue denger cerita dari Jeng Hal, yang namanya ditulis di salah satu media karena dia berkomentar bahwa dia tidak ingin berkomentar. Nah mabok kan lo bacanya, gue juga mabok ngebayangin artikelnya kayak gimana.
Nah yang lebih lucu lagi adalah pernyataan dari Menteri Komunikasi kita, Mr. TS di Twitternya yang menyatakan bahwa "Kata Prof. Sujudi, mantan menteri kesehatan, agar mudah diingat, singkatannya adalah AIDS = Akibat Itunya Dipakai Sembarangan."
....................... krik
................. krik
........ krik
krik
Dan gue pun terbengong-bengong lagi.
1 comment:
hahahaha...
yg paling lucu ya yang Jeng Hal itu...
Post a Comment