Hari ini seharusnya aku pergi ke sebuah seminar yang bertajuk Agama & Homosexualitas. Nyesel banget aku tidak memaksakan diri untuk hadir. Padahal masalahku hanyalah karena aku belum hafal jalan menuju tempat diadakannya seminar tersebut. Dan temanku yang sedikit lebih hafal jalan, hari ini tidak dapat ikut serta. So, aku akan bahas masalah ini menurut keyakinanku sendiri. Seandainya aku memiliki kesalah pahaman tentang masalah ini tolong beri tahu aku lewat Comment yah....
***
Saat aku menulis ini, ada seorang temanku yang sedang gelisah mengenai ke-gay-annya dan agamanya. Dan dia menanyakan "Apa jalan yang aku tempuh ini salah??" Tentu saja aku tidak bisa sembarangan menjawab. Pertanyaan ini sungguh sulit. Salah jawab sedikit saja bisa menimbulkan kesalahpahaman yang lebih fatal. Ini salah satu alasan aku menyesal tidak hadir di acara seminar hari ini, padahal mungkin aku bisa membantu dia dalam meringankan masalahnya.
Beberapa waktu yang lalu, aku juga sempat mendapat teror dari seseorang yang mengetahui tentang ke-gay-an aku. Dengan mengaku-ngaku sebagai "Sahabat"ku dan diminta oleh Tuhan Yesus untuk memperingatkanku. Dia mengkuliahi aku dengan isi Alkitab beserta injil-injilnya, meminta aku segera bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Jalan yang "benar"....... Aku sendiri bingung dengan istilah ini. Karena menurut pengalaman pribadi aku, kalau jalan yang aku tempuh salah, Tuhan pasti langsung menegur aku dengan caraNya yang serba misterius. Dan tentang yang ini, tidak akan aku bahas lagi karena sudah pernah aku bahas di topik "Pelangi KasihNya". Aku selalu percaya, selama perjalananku masih belum ada masalah, Tuhan belum menegur aku, berarti aku masih berjalan di jalan yang "benar". Dan sampai saat ini aku belum bermasalah dengan ke-gay-anku, dan semoga saja memang tidak akan pernah ada masalah.
Setelah aku Coming Out ke diriku sendiri, justru makin banyak hal yang dapat aku bagi ke teman-teman sesama LGBTIQ yang baru, yang masih takut-takut untuk coming out. Aku bersyukur pada Tuhan, aku masih punya sahabat-sahabat hetero yang mau menerima kondisiku apa adanya. Bahkan setia mendampingiku saat aku Down. Aku juga bersyukur pada Tuhan, teman-temanku di LGBTIQ community adalah orang-orang yang baik. Bukan orang-orang begundal seperti yang di bayangkan masyarakat umum.
Tentang ke-gay-anku, aku sendiri kan tidak pernah mau mengalami ini. Salah siapa aku lahir dengan tubuh perempuan tapi jiwa lelaki??? Salah siapa juga cintaku selalu berlabuh pada mahluk berjenis kelamin perempuan??? Yang menembakkan panah asmara kan bukan aku. Mengutip kata-kata Bette yang di the L world, seandainya aku ditanya Tuhan, aku juga akan bilang "God, I'm Your creation and I proud of it."
Aku sendiri sampai sekarang tidak menutup kemungkinan kalau memang Tuhan akhirnya mengutus seorang pria untuk aku (meski mengharapnya seh seorang wanita tentunya). Mungkin aku memang naif, tapi sampai sekarang aku masih memegang prinsip, asalkan aku bisa tetap bersama kekasihku seumur hidup dan cintaku tetap suci dimata Tuhan, aku akan rela tidak berhubungan Sex. Kalau memang sexualitas aku sebagai pecinta sesama jenis itu yang dianggap berdosa.
"Berdosa????" ...... Semua agama pasti mengajarkan umatnya untuk saling mengasihi kan? Lalu apa kita berdosa dengan mengasihi dan mencintai sesama kita? Pria dengan pria atau wanita dengan wanita, itu kan sesama juga. I think not in God's eyes but Yes in Human's eyes. Menurut aku pribadi, cinta dan kasih tidak akan pernah salah apalagi berdosa. Yang salah adalah situasi dan kondisi saat cinta itu bertumbuh, dan yang berdosa adalah saat cinta kita malah membuat kita menyakiti orang disekitar kita.
Dan sebagai seorang katolik, aku tentu sering mendengar kalau Tuhan Yesus sendiri selalu bekerja di area abu-abu. Pelacur lha diampuni dan dijadikan pelayanNya, pemungut cukai lha dijadikan muridNya, bahkan menyembuhkan orang buta pun dilakukan di hari Sabat. Apakah itu tidak berarti cintaku pun tidak akan dimaafkan olehNya kan???
Perjalanan hidupku masih sangat panjang, entah sampai kapan bisa berakhir. Jalan mana yang benar dan mana yang salah, masih bagaikan fatamorgana bagiku.... Tapi aku yakin, Tuhanlah yang akan menunjukan mana jalan yang "benar" untukku. Karena Dia pasti tidak akan tega untuk berhenti mendampingiku.
GreyS
Beberapa waktu yang lalu, aku juga sempat mendapat teror dari seseorang yang mengetahui tentang ke-gay-an aku. Dengan mengaku-ngaku sebagai "Sahabat"ku dan diminta oleh Tuhan Yesus untuk memperingatkanku. Dia mengkuliahi aku dengan isi Alkitab beserta injil-injilnya, meminta aku segera bertobat dan kembali ke jalan yang benar.
Jalan yang "benar"....... Aku sendiri bingung dengan istilah ini. Karena menurut pengalaman pribadi aku, kalau jalan yang aku tempuh salah, Tuhan pasti langsung menegur aku dengan caraNya yang serba misterius. Dan tentang yang ini, tidak akan aku bahas lagi karena sudah pernah aku bahas di topik "Pelangi KasihNya". Aku selalu percaya, selama perjalananku masih belum ada masalah, Tuhan belum menegur aku, berarti aku masih berjalan di jalan yang "benar". Dan sampai saat ini aku belum bermasalah dengan ke-gay-anku, dan semoga saja memang tidak akan pernah ada masalah.
Setelah aku Coming Out ke diriku sendiri, justru makin banyak hal yang dapat aku bagi ke teman-teman sesama LGBTIQ yang baru, yang masih takut-takut untuk coming out. Aku bersyukur pada Tuhan, aku masih punya sahabat-sahabat hetero yang mau menerima kondisiku apa adanya. Bahkan setia mendampingiku saat aku Down. Aku juga bersyukur pada Tuhan, teman-temanku di LGBTIQ community adalah orang-orang yang baik. Bukan orang-orang begundal seperti yang di bayangkan masyarakat umum.
Tentang ke-gay-anku, aku sendiri kan tidak pernah mau mengalami ini. Salah siapa aku lahir dengan tubuh perempuan tapi jiwa lelaki??? Salah siapa juga cintaku selalu berlabuh pada mahluk berjenis kelamin perempuan??? Yang menembakkan panah asmara kan bukan aku. Mengutip kata-kata Bette yang di the L world, seandainya aku ditanya Tuhan, aku juga akan bilang "God, I'm Your creation and I proud of it."
Aku sendiri sampai sekarang tidak menutup kemungkinan kalau memang Tuhan akhirnya mengutus seorang pria untuk aku (meski mengharapnya seh seorang wanita tentunya). Mungkin aku memang naif, tapi sampai sekarang aku masih memegang prinsip, asalkan aku bisa tetap bersama kekasihku seumur hidup dan cintaku tetap suci dimata Tuhan, aku akan rela tidak berhubungan Sex. Kalau memang sexualitas aku sebagai pecinta sesama jenis itu yang dianggap berdosa.
"Berdosa????" ...... Semua agama pasti mengajarkan umatnya untuk saling mengasihi kan? Lalu apa kita berdosa dengan mengasihi dan mencintai sesama kita? Pria dengan pria atau wanita dengan wanita, itu kan sesama juga. I think not in God's eyes but Yes in Human's eyes. Menurut aku pribadi, cinta dan kasih tidak akan pernah salah apalagi berdosa. Yang salah adalah situasi dan kondisi saat cinta itu bertumbuh, dan yang berdosa adalah saat cinta kita malah membuat kita menyakiti orang disekitar kita.
Dan sebagai seorang katolik, aku tentu sering mendengar kalau Tuhan Yesus sendiri selalu bekerja di area abu-abu. Pelacur lha diampuni dan dijadikan pelayanNya, pemungut cukai lha dijadikan muridNya, bahkan menyembuhkan orang buta pun dilakukan di hari Sabat. Apakah itu tidak berarti cintaku pun tidak akan dimaafkan olehNya kan???
Perjalanan hidupku masih sangat panjang, entah sampai kapan bisa berakhir. Jalan mana yang benar dan mana yang salah, masih bagaikan fatamorgana bagiku.... Tapi aku yakin, Tuhanlah yang akan menunjukan mana jalan yang "benar" untukku. Karena Dia pasti tidak akan tega untuk berhenti mendampingiku.
GreyS
2 comments:
tis is nice, grey :)
kupikir juga sama, tuhan sudah menciptakan, maka dia akan menemani, seperti selamanya
Kalo ada waktu mampir ke blogku ya... www.cosmicsoulmate.blogspot.com
Post a Comment