Tulisan ini tidak untuk sekedar
ikut-ikutan orang lain yang mengucapkan hari ibu melalui Social Media. Kami,
aku dan mami, hanya tidak pernah menjadikan tanggal 22 Desember menjadi hari
yang special. Toh pada dasarnya hari ini dijadikan hari ibu karena pada tanggal
22 Desember 1928, untuk pertama kalinya wanita Indonesia mengadakan kongres.
Jadi bagiku hari ini bukanlah hari ibu, melainkan hari Wanita Indonesia. Kebetulan
saja, aku dan mami, adalah wanita Indonesia.
Aku dan mami, bukanlah anak dan ibu yang
romantis. Yang bisa mengungkapan hal-hal manis dengan mudah. Bila Ibu lainnya
akan merasa senang bila dibelikan kado oleh anaknya, kalau aku membelikan kado
ke mami, mami akan mentransfer balik uang yang aku gunakan untuk membeli kado,
dan mengatakan “Ngapain sih kami buang-buang uang?”
Bagiku dan mami, tulisan adalah cara yang
termudah untuk mengungkapkan rasa di hati. Dia bukanlah orang yang mampu untuk
mengucapkan kata-kata manis, dan aku bukanlah pembicara yang mampu merangkai
kata-kata. Aku hanyalah seorang Introvert yang menyukai keheningan.
Bagiku, menulis adalah salah satu jalan
untuk melepaskan semua sesak di dada. Untuk mengucapkan kata yang tak terucap,
dan mengungkapkan rasa yang tak terungkap. Dan sepertinya begitu pun bagi mami,
yang lebih sering berkomunikasi denganku lewat pesan pendek dari pada telpon
langsung atau bertatap muka.
Aku mencintai kebebasan. Itu sebabnya aku
sulit untuk bertahan lama disebuah perusahaan, apalagi bila aku sudah mulai
sulit untuk menyatukan pendapat dengan atasan. Sedangkan mami, aku tidak tahu
apakah karena ia mencintai pekerjaannya dan perusahaannya, atau karena dia
memang mengorbankan kebebasannya agar aku dapat menikmati kebebasanku, tapi
mami mampu bertahan di sebuah perusahaan selama lebih dari 30 tahun. Bahkan
mami sudah bekerja diperusahaan tersebut jauh sebelum menikah dan punya anak.
Aku harus berterima kasih pada mami untuk
semua hal yang aku punya. Untuk perjuangannya menantang maut saat melahirkanku.
Untuk semua kemewahan yang dapat kurasakan dari kerja keras mami. Untuk jabatan
dan kehormataan yang aku peroleh sekarang karena mami menyekolahkanku di sekolah
elit. Untuk kebebasan yang masih bisa kurasakan karena sifat mandiri mami, yang
tidak pernah mau menyusahkan anak. Untuk semua kekecewaan yang mungkin mami
rasakan, karena aku yang tidak bisa menjadi anak yang sesuai harapan. Dan untuk
semua cinta tak berpamrih yang ia berikan kepadaku.
I love you mam
No comments:
Post a Comment