Sudah beberapa kali aku menerima Broadcast Message tentang sebuah kisah yang sangat menarik. Menurut Broadcast Message itu, konon Raja Salomo, raja yang terkenal karena kebijaksanaannya , pernah meminta seorang tukang emas kepercayaannya untuk membuat sebuah cincin emas. Selain itu Raja Salomo juga meminta tukang emas yang sudah berusia lanjut tersebut untuk menuliskan semua kisah pengalaman hidupnya ke dalam cincin emas pesanannya.
Bagi si tukang emas, membuat sebuah cincin emas adalah keahliannya, sehingga ia bisa segera menyelesaikannya. Namun membuat tulisan yang menggambarkan keseluruhan kisah hidupnya hanya ke dalam sebuah cincin membuat ia sangat kebingungan. Akhirnya ia pun memutuskan untuk berdoa dan bermeditasi. Beberapa bulan kemudian, ia pun berhasil menyelesaikan pesanan sang Raja.
Ketika ia menyerahkan cincin tersebut kepada Raja Salomo, Raja Salomo melihat sebuah kalimat yang terukir di pada cincin tersebut yaitu “Dan ini pun akan berakhir”. Pada awalnya Raja Salomo tidak mengerti arti kalimat tersebut, namun ia tetap mengenakan cincin tersebut di jarinya.
Beberapa waktu kemudian, ketika ada masalah yang terjadi pada kerajaannya, tidak sengaja Raja Salomo melihat tulisan yang terukir pada cincin yang ia kenakan “Dan ini pun akan berakhir”, lalu ia pun menjadi lebih tenang.
Begitu pula, ketika ia merasa begitu bahagia dengan banyak kemenangan yang ia dapatkan, tidak sengaja ia membaca lagi tulisan yang terukir pada cincin yang ia kenakan “Dan ini pun akan berakhir”, lalu ia segera kembali merendahkan hati.
Pesan moral dari kisah di atas sangat jelas yaitu TIDAK ADA YANG ABADI dalam hidup ini. Semua hal baik yang menyedihkan maupun yang menyenangkan suatu saat akan berakhir.
***
Aku ingin membagikan kisah ini kepada teman-teman sekalian, karena secara kebetulan sekali kisah di atas seperti sebuah peringatan dari Tuhan untukku, dalam menyikapi beberapa perkara yang sedang bergulir dalam kehidupanku. Khususnya dalam menghadapi persiapan Konser yang kurang dari sebulan lagi.Sekedar berbagi, sejak akhir tahun lalu, kelompok paduan suara kami, memiliki sebuah impian untuk dapat mengadakan sebuah konser tahunan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga akhirnya kami memutuskan untuk mengadakan konser di luar lingkungan gereja, yaitu di salah satu pusat kebudayaan asing yang sudah menjadi langgangan untuk acara-acara konser paduan suara atau resital.
Lagu-lagu sudah mulai di latih dari awal tahun. Panitia konser sudah dibentuk sejak pertengahan tahun. Tempat acara sudah di konfirmasi. Proposal dana sudah di sebarkan sebagian. Bahkan akhir minggu lalu, poster, flyer, dan tiket sudah selesai di cetak. Semua sudah siap di distribusikan.
Namun kemarin pagi, ketika kami akan meminta ijin untuk pemasangan poster di tempat acara yang akan kamu gunakan, tiba-tiba saja kami di kabari dengan berita yang mengejutkan. Kami tidak dapat menggunakan gedung tersebut pada tanggal yang telah ditentukan, karena akan digunakan untuk pementasan seni oleh artis dari negara pemilik pusat kebudayaan tersebut.
Degh. Kaget?? Tentu saja. Apalagi ketika aku diberi kabar oleh rekanku, aku juga sedang sibuk mengurus masalah lain di kantor. Sehingga awalnya aku sulit mencerna apa yang sedang terjadi.
“Dan ini pun akan berakhir” kata-kata tersebut tiba-tiba terlintas di kepalaku.
Aku mencoba untuk bersikap tenang, kembali ke mejaku, dan mulai membuka milis paduan suara kami. Ternyata teman-teman yang lain sudah mulai berdiskusi, untuk memikirkan solusi untuk menyelesaikan masalah kami.
Pilihan kami saat ini hanya dua, mengganti tanggal atau mengganti tempat acara. Bila harus mengganti tanggal, mencari hari yang cocok untuk semuanya itu tidak mudah. Apalagi rencana konser kali ini memang sudah mengalami beberapa kali ganti tanggal sejak awal di rencanakan. Namun bila harus mengganti tempat acara, artinya kami harus segera mencari gedung yang kurang lebih sekelas dan cocok untuk tempat konser paduan suara, dan juga mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar dari anggaran yang sudah kami buat.
“Dan ini pun akan berakhir” kata-kata itu kembali terlintas di kepalaku. Dan mungkin juga di kepala teman-temanku. Baru kali ini, aku mendapatkan tim kerja yang menurutku sangat tenang dan cekatan dalam menghadapi masalah di detik-detik terakhir.
Siang ini, setelah beberapa orang menjadi sukarelawan untuk menelpon satu per satu manajemen gedung yang kira-kira cocok, akhirnya kami mendapatkan gedung pengganti yang lebih baik dan lebih besar dari pada gedung yang sebelumnya. Meskipun dengan harga sewa yang juga hampir dua kali lipat dari gedung sebelumnya.
Beruntungnya lagi, menurut orang management gedung baru yang akan kami sewa itu, sebenarnya tidak semua paduan suara dapat menggunakan gedung tersebut untuk konser dan sebenarnya gedung tersebut rencananya akan digunakan oleh paduan suara lain, namun mendadak paduan suara tersebut mengundurkan diri.
Entah rencana apa yang sedang Tuhan rancang untuk paduan suara kami, saat ini kami hanya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk kelangsungan acara konser impian kami bersama.
Dan meskipun pastinya konser ini pun akan berakhir, namun kami ingin mengakhiri konser ini dengan senyuman manis dan menjadikannya sebagai salah satu kenangan terindah.
Grey_S