Alasan ketiga : I HAVE DREAMS
Saya sering mengikuti seminar-seminar motivasi, mendengarkan siaran-siaran radio dari pembicara favorit saya, dan membaca buku-buku pengembangan diri. Dulu semua saya lakukan untuk sembuh dari depresi saya dan tentunya mengejar kesuksesan dalam hidup saya.
Tapi inti dari semua seminar-seminar yang saya ikuti, siaran-siaran radio yang saya dengarkan, dan buku-buku pengembangan diri yang saya baca, ternyata semuanya kembali ke satu kata yaitu IMPIAN. Saya memang pernah mendengar sebuah pernyataan bahwa kunci dari kesuksesan adalah 95% IMPIAN dan 5% teknis.
Masalahnya saat seseorang mengalami depresi dan kehilangan harapan hidup, maka baginya IMPIAN adalah OMONG KOSONG besar. Dan saya pernah mengalami itu.
Hidup tanpa IMPIAN, sama seperti zombie yang hidup, memiliki jasad, namun tanpa nyawa. Tidak ada yang benar-benar menarik, tidak ada yang benar-benar ingin saya perjuangkan. Hidupku benar-benar suram.
Sampai akhirnya saya menemukan kesenangan saat saya mulai menulis untuk di posting di Blog Perjalanan. Saat saya menerima comment-comment dari pembaca, saat ada yang bersedia menautkan link Blog Perjalanan di Blog milik mereka, saat akhirnya tulisan saya bisa di posting di Majalah Online, saat lewat tulisan akhirnya saya bisa Coming Out, dan saat lewat tulisan akhirnya saya menemukan kebebasan menjadi diri saya sendiri.
Saya mulai menemukan kepercayaan diri saya. Perlahan-lahan IMPIAN saya bangkit lagi. Satu per satu kepingan-kepingan IMPIAN saya, yang hancur berantakan, berhasil saya temukan lagi. Ternyata IMPIAN saya belum sepenuhnya hilang dan terkubur. Kini saya hanya harus merangkai kembali kepingan-kepingan IMPIAN saya untuk menjadi lukisan kehidupan yang baru.
Meski saya bukan pujangga yang bisa menulis indah, hingga karyanya akan di kenang sepanjang masa. Meski saya bukan seorang penulis professional, yang buku-bukunya selalu di cetak ulang. Meski saya hanya bisa menulis untuk di posting di Blog saya. Saya hanya ingin menulis bagi kesenangan diri saya dan sesama. Saya hanya ingin menulis untuk membagi pemikiran-pemikiran saya, sekaligus mengurangi kemumetan di kepala saya.
Meski saya bukan tahanan di penjara. Meski saya bukan burung yang di sangkar. Tapi saya sering merasa terpenjara oleh situasi dan kondisi. Saya hanya ingin merasakan kebebasan yang mungkin tidak sepenuhnya bisa saya dapatkan di dunia nyata. Saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri tanpa perlu terus menerus mengenakan topeng.
Dan ternyata hanya hal-hal sesederhana ini yang bisa membuat saya melanjutkan Perjalanan Hidup saya. Ya… cuma sesederhana itulah IMPIAN saya. Tapi minimal saya kan masih mempunyai IMPIAN. Benar kan??
Untuk sementara hanya ini yang bisa saya sampaikan. Terima kasih untuk selalu mengikuti Perjalanan ini.
Grey_S
Saya sering mengikuti seminar-seminar motivasi, mendengarkan siaran-siaran radio dari pembicara favorit saya, dan membaca buku-buku pengembangan diri. Dulu semua saya lakukan untuk sembuh dari depresi saya dan tentunya mengejar kesuksesan dalam hidup saya.
Tapi inti dari semua seminar-seminar yang saya ikuti, siaran-siaran radio yang saya dengarkan, dan buku-buku pengembangan diri yang saya baca, ternyata semuanya kembali ke satu kata yaitu IMPIAN. Saya memang pernah mendengar sebuah pernyataan bahwa kunci dari kesuksesan adalah 95% IMPIAN dan 5% teknis.
Masalahnya saat seseorang mengalami depresi dan kehilangan harapan hidup, maka baginya IMPIAN adalah OMONG KOSONG besar. Dan saya pernah mengalami itu.
Hidup tanpa IMPIAN, sama seperti zombie yang hidup, memiliki jasad, namun tanpa nyawa. Tidak ada yang benar-benar menarik, tidak ada yang benar-benar ingin saya perjuangkan. Hidupku benar-benar suram.
Sampai akhirnya saya menemukan kesenangan saat saya mulai menulis untuk di posting di Blog Perjalanan. Saat saya menerima comment-comment dari pembaca, saat ada yang bersedia menautkan link Blog Perjalanan di Blog milik mereka, saat akhirnya tulisan saya bisa di posting di Majalah Online, saat lewat tulisan akhirnya saya bisa Coming Out, dan saat lewat tulisan akhirnya saya menemukan kebebasan menjadi diri saya sendiri.
Saya mulai menemukan kepercayaan diri saya. Perlahan-lahan IMPIAN saya bangkit lagi. Satu per satu kepingan-kepingan IMPIAN saya, yang hancur berantakan, berhasil saya temukan lagi. Ternyata IMPIAN saya belum sepenuhnya hilang dan terkubur. Kini saya hanya harus merangkai kembali kepingan-kepingan IMPIAN saya untuk menjadi lukisan kehidupan yang baru.
Meski saya bukan pujangga yang bisa menulis indah, hingga karyanya akan di kenang sepanjang masa. Meski saya bukan seorang penulis professional, yang buku-bukunya selalu di cetak ulang. Meski saya hanya bisa menulis untuk di posting di Blog saya. Saya hanya ingin menulis bagi kesenangan diri saya dan sesama. Saya hanya ingin menulis untuk membagi pemikiran-pemikiran saya, sekaligus mengurangi kemumetan di kepala saya.
Meski saya bukan tahanan di penjara. Meski saya bukan burung yang di sangkar. Tapi saya sering merasa terpenjara oleh situasi dan kondisi. Saya hanya ingin merasakan kebebasan yang mungkin tidak sepenuhnya bisa saya dapatkan di dunia nyata. Saya hanya ingin menjadi diri saya sendiri tanpa perlu terus menerus mengenakan topeng.
Dan ternyata hanya hal-hal sesederhana ini yang bisa membuat saya melanjutkan Perjalanan Hidup saya. Ya… cuma sesederhana itulah IMPIAN saya. Tapi minimal saya kan masih mempunyai IMPIAN. Benar kan??
Untuk sementara hanya ini yang bisa saya sampaikan. Terima kasih untuk selalu mengikuti Perjalanan ini.
Grey_S
4 comments:
pasang kapling dulu ah..
aduh..ternyata dimoderasi juga :p
mimpi dan khayalan emang jadi dua cara untuk mengembangkan sebuah tulisan :)
@ Henny : Pasang kapling???
Yup. Disneyland tidak akan pernah ada tanpa tikus yang lari-lari dalam mimpi Mr. Disney
Believe it or Not ..
I bought this book last month ...
Pecas Ndahe
Post a Comment