Monday, December 26, 2011

Christmas Gift

Ketika aku masih anak-anak Natal dan tahun baru adalah hari raya yang paling aku tunggu-tunggu. Karena selain sekolah akan libur dengan waktu yang cukup panjang, juga pasti akan ada pesta Natal di sekolah maupun di gereja, lalu Santa Claus akan datang dan memberikanku kado Natal.

Tapi setelah aku naik ke kelas 3 SD, sudah tidak ada lagi Santa Claus yang datang ke kelasku. Setiap kali pesta natal, kado yang aku dapatkan adalah hasil tukar menukar kado dengan teman-temanku. Pada saat itu, aku pun mulai menyadari kalau ternyata kado yang di berikan Santa kepadaku sebenarnya adalah kado dari mami dan Santa Claus yang memberikan kado pun ternyata guruku sendiri yang berdandan ala Santa.

Menjelang remaja aku tidak pernah lagi merayakan Natal dengan pesta-pesta. Tapi saat itu aku mulai berpartisipasi sebagai panitia penyelenggara pesta Natal untuk anak-anak sekolah minggu. Saat itu aku sudah tidak menerima kado lagi, tapi sebaliknya aku menjadi kakak yang membantu menyiapkan kado untuk di bagikan oleh Santa kepada adik-adik sekolah minggu.

Lambat laun, aku mulai lupa bagaimana perasaan ketika menerima kado Natal. Aku juga mulai lupa bagaimana perasaan bersemangat saat menyambut Natal. Apalagi sejak aku lulus kuliah dan bekerja, maka sudah tidak ada lagi liburan panjang di akhir tahun, yang ada adalah tingkat stress yang bertambah karena laporan-laporan dan target-target akhir tahun yang harus segera di selesaikan sebelum tahun berganti.

Namun tahun ini, tiba-tiba aku kembali dapat merasakan semangat Natal dan kembali menerima hadiah Natal. Meskipun hadiah Natal kali ini bukan berupa barang seperti hadiah Natal ketika aku masih kanak-kanak dulu. Hadiah Natal kali ini yang aku terima adalah berupa sebuah pengalaman batin.

Pengalaman batin yang membuatku semakin dapat menghayati makna kelahiran Yesus, membuatku semakin mengerti arti sebuah perjuangan dan juga membuatku semakin yakin dengan adanya kekuatan sebuah impian.

Kelompok paduan suaraku akhirnya berhasil menjadi Juara 1 di lomba paduan suara bertema Natal terakhir yang kami ikuti di salah satu Mall di Jakarta. Setelah selalu gagal dalam final setiap lomba sejak dua tahun lalu. Bahkan tahun ini kami sudah berusaha keras di beberapa lomba dengan tema yang sama dan tetap kurang beruntung. Sepertinya Tuhan ingin mengajarkan kami untuk bersabar dan pantang menyerah sebelum akhirnya menghadiahi kami predikat SANG JUARA.

Lomba terakhir di tahun 2011, harapan terakhir di tahun 2011, akhirnya kami berhasil menjadi JUARA 1 tepat satu hari sebelum malam Natal. Kemenangan kali ini adalah hadiah Natal terindah untukku dan teman-temanku. Hadiah yang akan terus mengingatkan kami untuk tidak pernah berhenti berjuang dan berdoa.

Terima kasih Tuhan untuk hadiah yang Kau berikan.


Thursday, December 8, 2011

Langit dan Laut


Dulu aku pernah jatuh cinta kepada langit.
Aku sangat mencintainya, bahkan tergila-gila padanya.
Aku rela melakukan apapun untuk menggapai langitku.
Namun sepertinya cintaku bertepuk sebelah tangan.
Apapun yang kulakukan tidak pernah mampu membuatnya berpaling dan mendekat kepadaku.
Bahkan semakin aku berusaha menggapainya, semakin jauh jarakku dengannya.

Lalu aku mencoba membuka hati terhadap laut.
Berusaha mengenalnya lebih jauh.
Dan belajar mencintainya, seperti aku mencintai langit.
Ternyata bersama laut aku menemukan kedamaian yang selama ini aku cari.
Di dalam laut, aku mendapatkan penerimaan sepenuh hati.

Kini kemanapun aku pergi, aku selalu merindukan lautku.
Meski juga tak’kan pernah bisa berhenti menyayangi langitku.