Kasih itu murah hati;
Ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri
dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak
menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita
karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
1 Korintus 13: 4-7
Untuk orang Kristiani, teks diatas pasti sudah sangat familiar. Teks yang diambil dari ayat Alkitab tersebut sering sekali dikutip untuk menjadi bacaan-bacaan saat ada pasangan yang menikah, atau pun saat ada rekoleksi panggilan untuk orang-orang yang merasa terpanggil untuk melayani.
Tanpa hati yang penuh kasih, kami percaya, tidak akan ada orang yang sanggup melayani sesamanya. Dan kami pun percaya bahwa panggilan untuk melayani itu tidak selalu berupa pelayanan dalam Gereja atau dalam masyarakat umum, namun juga harus dilakukan dalam lingkungan yang terkecil yaitu, dalam keluarga, dalam persahabatan, termasuk dalam hubungan cinta.
Semakin dekat, semakin dalam, dan semakin lamanya sebuah hubungan MUNGKIN akan membuat orang-orang yang ada dalam hubungan tersebut merasa segala sesuatu yang terjadi adalah sesuatu yang sudah seharusnya terjadi (Take it for granted), sehingga ia melupakan bahwa setiap hubungan bila ingin berjalan baik tetap harus dijaga dan diperjuangkan. Dan untuk dapat menjaga maupun memperjuangkan hubungan tersebut, tentunya dibutuhkan KASIH.
Kasih yang sabar, kasih yang murah hati, kasih yang tidak cemburu, kasih yang tidak memegahkan diri dan tidak sombong, kasih yang tidak melakukan hal-hal yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih yang tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, kasih yang tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi hanya bersukacita karena kebenaran, kasih yang menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Sayangnya kasih yang demikian sangat sulit ditemukan ataupun didapatkan bila seseorang hanya mengandalkan diri sendiri ataupun berharap dari orang-orang sekitarnya. Ia harus memohon rahmat kepada Sang Kasih itu sendiri yaitu Tuhan, untuk bersedia hadir dalam hubungan yang sedang ia jalani.
Aku bersyukur menyadari hal ini tepat di hari peringatan 9 tahun hubungan aku dengan kekasihku. Dan sepertinya Tuhan memang sedang ingin mengingatkanku perihal KASIH ini.
Aku yang mulai lelah dengan hubungan kami, mulai tidak sabaran, mulai memegahkan diri, mulai menyimpan kesalahan-kesalahan yang pernah dibuat kekasihku, tiba-tiba semalam mendapat ayat emas tentang buah Roh adalah KASIH (Galatia 5: 22-23a) saat sedang membaca Alkitab semalam.
Tema retret Latihan Rohani Pemula yang sedang aku
jalani kemarin pun tentang “Aku mengingat pengalaman dicintai dan Persahabatan”
yang menurut refleksi-ku, secara tidak langsung tema tersebut ingin mengingatkanku
tentang hubunganku dengan kekasihku saat ini dan dengan beberapa sahabat yang
mungkin sudah terluka karena sikapku yang mulai tidak bisa mengasihi mereka
secara sabar, lemah lembut, dan lain sebagainya.
Doaku hari ini:
Tuhan, berikanlah aku hati yang penuh KASIH.
KASIH yang sesuai dengan kehendakMu.
Sehingga aku bisa menjadi seseorang yang pantas untuk menjadi
kekasih bagi kekasihku,
Saudara bagi saudara-saudaraku,
Sahabat bagi sahabat-sahabatku.
Amin.
Grey_S