Natal tahun 2020 menjadi sangat amat
berbeda dari biasanya. Selain karena
Pandemi COVID-19 yang membuat semua orang harus tetap di rumah, tahun ini
Oma-ku pun sudah tidak ada.
Tahun ini untuk pertama kalinya,
tidak ada tugas gereja, tidak ada lomba-lomba, tidak ada makan-makan dan tuker
kado bersama teman-teman Choir, tidak ada lagi mengantar oma ke misa lansia. Aku
pun masih tidak tahu akan bagaimana suasana Natal tahun 2021 nanti.
Tahun ini aku (dan seluruh dunia)
merayakan Natal dalam senyap, meski pastinya masih tidak sesenyap malam kelahiran
Yesus 2020 tahun yang lalu, tapi aku jadi bisa menghayati secara lebih khusuk
perayaan Natal kali ini.
Kemarin sore pada waktu mendapat
kesempatan misa offline pun, dari menginjakan kaki di gereja, aku sudah
berusaha menahan air mata. Betapa aku merasa beruntung masih bisa mengikuti
misa offline, yang protocolnya sangat ketat, mengingat banyak orang lain di luar
sana yang juga merindukan untuk dapat mengikuti misa offline lagi namun tidak
bisa karena tidak memenuhi persyaratan untuk bisa ikut misa offline.
Lalu pas misa dimulai, lagi-lagi aku
hampir menangis, karena misa Natal yang biasanya dirayakan sangat megah, kali
ini dibuat sesederhana mungkin. Tidak ada doa perwakilan dari anak dan orang
tua, tidak ada lilin Natal, tidak ada lagu-lagu paduan suara.
Dan air mataku pun menjadi tidak
bisa dibendung saat penerimaan komuni. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih
atas waktu dan kesempatan yang masih Tuhan berikan kepadaku, atas kekuatan dan
pendampingan yang Tuhan berikan padaku di masa-masa sulit yang harus aku lalui,
atas semua berkat yang masih boleh aku terima, atas kelahirannya ke dunia untuk
memberitakan secara langsung kabar gembira tentang Kasih dan Kerajaan Allah.
Aku juga mengucapkan syukur atas
masuknya festival film yang aku dan teman-teman kerjakan dengan susah payah ke
dalam nominasi Festival Film Independent Terkeren versi Kompasiana. Betapa penghargaan
tersebut, semakin membuat aku (dan teman-teman) termotivasi untuk tetap berkarya
untuk memanusiakan manusia, untuk tetap mengabarkan Kasih Allah kepada seluruh
manusia lewat karya seni, tidak peduli apapun Suku, Ras, Agama, Gender, pilihan
Gender, orientasi sexualnya, perbedaan fisiknya, ataupun perbedaan psikisnya,
semua orang adalah 100% Manusia dan semua berhak merasakan Kasih Allah.
Selamat Natal 2020, untuk
orang-orang yang kebetulan membaca tulisan ini. Tuhan memberkati dan mengasihi
anda.
Grey_S