Wednesday, February 11, 2015

Mami, Papi, dan Aku

Semalam adalah malam kedua aku tidur bertiga bersama Mami dan Papi setelah hampir 30 tahun kami tidak pernah tidur bertiga lagi. Tentu saja setelah adikku lahir, kami sudah tidak tidur bertiga lagi, tapi berempat. 

Apalagi saat aku masuk TK, aku harus pindah ke rumah Oma-Opa karena lebih dekat dengan sekolah, dibanding rumah Mami-Papi yang pada saat itu masih jadi tempat “Jin buang anak” a.k.a jauh dari mana-mana. Sehingga mulai saat itu, aku hanya pulang ke rumah Mami Papi kalau liburan tiba. Itu pun biasanya jarang bisa lebih dari 2 minggu, karena setiap pulang ke rumah Mami Papi, aku selalu sakit. 

Selepas SMP aku semakin jarang pulang ke rumah Mami Papi karena aku sempat bertengkar hebat dengan papi yang menyebabkan aku sempat tidak bertegur sapa dengan Papi selama hampir 13 tahun. Saat ini meski hubunganku dengan Papi sudah mulai membaik, namun kekakuan diantara kami belum bisa mencair seperti saat aku masih kecil dulu. 

Namun banjir yang melanda Jakarta 3 hari terakhir ini, membuatku terjebak tidak bisa pulang dari kantor ke rumah Oma, sehingga aku terpaksa harus pulang ke rumah Mami Papi. Kecuali aku bersedia keluar uang lebih untuk menyewa kamar hotel. Tapi dengan kondisi keuanganku sekarang, aku lebih memilih pulang ke rumah Mami Papi yang sudah jelas tidak perlu bayar untuk menginap.

Malam pertama aku kembali tidur bertiga, aku masih belum punya waktu untuk memerhatikan kedua orang tuaku. Aku terlalu lelah setelah seharian bekerja dan terjebak macet yang luar biasa. Aku hanya tidak bisa tidur karena bukan tidur dikasurku yang biasa, dan tidak memeluk gulingku yang biasa. 

Malam kedua aku kembali tidur bertiga, aku baru mulai memperhatikan kebiasaan-kebiasaan orangtuaku yang ternyata agak berbeda denganku. Mungkin karena aku jadi lebih mengikuti kebiasaan-kebiasaan Oma Opaku. 

Mami ternyata tidak bisa tidur kalau tidak ada nyala lampu sama sekali. Sedangkan aku justru tidak terbiasa tidur dengan adanya nyala lampu. Aku lebih suka mematikan lampu dan menikmati cahaya bulan dari jendela kamarku. 

Mami dan Papi juga terbiasa menyalakan AC semalam suntuk dan baru dimatikan ketika bangun tidur, sedangkan aku justru tidak bisa tidur kalau suhu ruangan terlalu dingin. 
 
Papi terbiasa tidur cepat, lalu bangun dini hari untuk membaca dan mengerjakan tugas-tugasnya, sedangkan aku lebih suka menyelesaikan tugas-tugasku dulu agar bisa bangun lebih siang esok harinya. 

Mami tidak suka sarapan pagi, sedangkan aku jarang sekali bisa meninggalkan rumah tanpa sarapan. Bila aku tidak sempat sarapan pun, aku akan selalu menyediakan bekal untuk aku sarapan di kantor atau di jalan. 

Tidak tinggal bersama memang membuat banyak kebiasaan-kebiasaan kami yang berbeda jauh, namun sejauh apapun perbedaan kami semoga aku masih bisa berbakti untuk kedua orang tuaku.