Wednesday, January 14, 2015

Surga dan Neraka

Perjalanan hidup, membuatku memiliki teori sendiri tentang Surga dan Neraka. Bila di dalam agama disebutkan bahwa Surga adalah untuk orang-orang baik dan Neraka adalah untuk orang-orang jahat, maka teoriku mengatakan bahwa Surga dan Neraka adalah untuk semua orang. Karena Surga dan Neraka sebenarnya ada di dalam hati setiap orang. 

Api neraka yang konon merupakan api abadi yang tidak terpadamkan menurutku adalah api amarah, api kebencian, api nafsu, api iri hati, api dendam, dan api lainnya, yang dinyalakan oleh orang itu sendiri. Sedangkan Surga adalah tempat atau situasi dimana kita menemukan kebahagiaan dan kedamaian. 

Menurut teoriku, orang-orang yang akan masuk surga adalah orang-orang yang sudah menemukan kebahagiaan dan kedamaian itu dalam hidupnya. Sedangkan orang-orang yang akan masuk Neraka, adalah orang-orang yang sampai akhir hayatnya mereka masih dikuasai oleh Ego mereka. Ego yang tidak akan rela melepaskan atau memadamkan api-api tersebut dalam hati mereka. 

Aku bisa mengatakan ini, karena aku pernah merasakan sengsaranya terbakar api dendam, api iri hati, api kebencian, dan api-api lainnya. Aku merasakan neraka dalam hidupku. Pekerjaanku tidak beres, masalah-masalah datang bertubi-tubi, hubunganku dengan orang-orang sekitar menjadi tidak baik, seluruh hidupku berantakan. 

Sampai akhirnya aku menyerah. Aku mencoba berdamai dengan keadaan. Aku berusaha memadamkan semua api yang membakar hati dan hidupku. Aku berusaha menerima diriku sendiri, dan menyadari bahwa aku masih 100% manusia. Sehingga tidak mungkin aku menjadi sempurna dimata semua orang.

Aku mulai menyadari bahwa aku manusia biasa yang hanya memiliki 2 tangan, sedangkan mulut yang membicarakanku ada banyak. Sehingga yang bisa aku lakukan hanyalah menutup kedua telingaku dengan kedua tanganku daripada menutup mulut banyak orang disekitarku. Sejak itulah aku mulai menemukan Surgaku. Kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupku. 

Aku seorang pemeluk agama Katolik, tapi ada salah 1 pelajaran agama Budha yang selalu aku ingat. Yaitu kisah ketika Budha ditanya oleh pengikutnya bagaimana cara menjadi bahagia karena “AKU INGIN KEBAHAGIAAN” jawab Budha “Hapus AKU, karena itu adalah Ego. Hapus INGIN, karena itu adalah Nafsu. Maka yang tersisa hanyalah KEBAHAGIAAN.”

Terima kasih Tuhan, aku sudah menemukan kebahagiaanku.