Saturday, December 29, 2012

2012


Waktu berlalu semakin cepat. Tidak terasa tahun 2012 hampir lewat juga. Padahal sejak beberapa tahun yang lalu, orang-orang sudah pada panik karena ada ramalan bahwa tahun 2012 akan menjadi tahun terakhir dari peradaban manusia. Aghhh… tapi jadi kiamat atau tidak tetap saja bumi semakin bertambah tua, sama seperti penduduknya. 

Sudah beberapa tahun terakhir ini pula, aku semakin takut menghadapi kenyataan tentang waktu yang berputar semakin cepat dan semakin cepat. Mungkin karena kekhawatiranku akan hal-hal yang belum sempat tercapai sampai saat ini. Untungnya saat ini aku sudah memiliki pendamping yang selalu sabar mendengarkan cerita-ceritaku. Aku juga bersyukur memiliki beberapa orang sahabat yang selalu berbagi keceriaan dan siap mendampingiku saat aku menghadapi masa-masa sulit.
Tahun 2012 ini, meski menjadi tahun yang cukup berat bagiku, namun tahun ini menjadi tahun pembuktian cinta Tuhan terhadapku. Disaat masa-masa sulit yang aku lewati, Tuhan membuktikan dirinya selalu mendampingiku lewat cara-cara yang luar biasa. Tuhan pula yang menunjukkan jalan menuju masa depanku atau mempertemukanku dengan orang-orang yang kelak akan dapat menjadikan diriku berkembang menjadi lebih baik. 

Tapi selain masa-masa sulit yang harus aku lewati, Tuhan menghiburku dengan banyak kebahagiaan. Mulai dari mengirimkan seorang malaikat tanpa sayap sebagai pendamping hidupku, sekaligus menjadi motivatorku dan sahabat terbaikku. Memberiku kesempatan untuk belajar tentang bisnis yang ternyata membuatku bersemangat setiap hari. Memberiku kesempatan untuk liburan ke tempat-tempat baru. Memberiku kesempatan untuk berbakti kepada nenekku disaat beliau harus masuk rumah sakit. 

Everything happens with reasons. Itu yang terjadi dalam hidupku saat ini. 

2012 hampir berakhir, dan berhasil kulewati dengan sangat baik. Semoga tahun 2013 sedikit lebih ramah terhadapku. Atau bila 2013 menuntutku untuk berjuang lebih keras, aku hanya mohon agar Tuhan memberiku kekuatan extra untuk menghadapinya.

Cin(T)a

Liburan Natal kemarin karena tidak terlalu banyak acara seperti tahun-tahun sebelumnya, maka aku habiskan liburanku dengan menonton beberapa film yang belum sempat aku tonton. Salah satunya film Cin(T)a. 

Film Cin(T)a adalah film keluaran tahun 2009 yang mengangkat tema kisah cinta beda agama. Bahkan banyak yang mengatakan film ini adalah kisah cinta segitiga antara seorang pria bernama Cina, seorang gadis bernama Anissa, dan Tuhan. Tuhan yang satu, namun memiliki banyak nama. 

Film ini menjadi semakin menarik bagiku, karena memang tema yang diangkat berdasarkan kisah nyata. Ntah sudah berapa banyak pasangan yang saling mencintai namun harus terpisah hanya dikarenakan perbedaan cara mereka dalam menyebut nama Tuhan. Salah satu dari pasangan-pasangan tersebut, adalah sahabatku. 

Sahabatku di kantor, terpaksa harus berpisah dari kekasihnya yang sudah mendampinginya selama 9 tahun dikarenakan perbedaan cara menyebut nama Tuhan tersebut. Apalagi di tambah, pernikahan di Indonesia adalah pernikahan keluarga. Sehingga restu yang juga belum di dapat dari keluarga dua belah pihak semakin membuat runyam masalah yang mereka hadapi. 

Mereka, Pria dan Wanita, yang saling mencintai. Mereka saja sulit untuk menikah dan menjadi satu. Hanya karena masalah hukum dan tradisi di Indonesia yang menyulitkan pernikahan beda agama. Apalagi aku dan kekasihku, yang notabene sesama wanita atau teman-teman LGBT-ku lainnya, yang memiliki impian untuk dapat menikah dengan pasangan tercinta secara sah dimata hukum dan agama. Sepertinya perjuangan kami masih sangat amat panjang.