Monday, August 9, 2010

Miss J

Sudah tujuh tahun berlalu, namun aku masih dapat mengingat jelas pertemuan pertamaku dengannya. Dengan si Miss J a.k.a Miss Jutek. Dosen tercintaku, yang mengisi hari-hari indahku selama di kampus pink, yang kini sudah berubah menjadi kampus biru.

Hari itu adalah hari pertama aku masuk kuliah. Aku datang kepagian, karena tidak ingin terlambat di hari pertama. Aku sedang berbincang-bincang dengan temanku yang lebih senior ketika dia berjalan melewati kami, dengan sangat anggunnya.

“Morning Miss” sapa temanku.
“Morning.” Sahutnya dingin.
“How is your holiday?” lanjut temanku berbasa-basi.
“I enjoyed it.” Jawabnya dingin, sambil terus berlalu menuju ruang Administrasi. Bahkan dia sama sekali tidak melirik ke arah temanku yang sedang mengajaknya bicara.

Sejujurnya, saat itu aku langsung tidak suka dengan sikapnya yang sangat dingin dan jutek. Apalagi ditambah dengan cerita-cerita dari para senior bahwa dia adalah dosen paling killer di kampus kami. Dia satu-satunya dosen yang tidak akan membantu meluluskan, meski hanya kurang nilai 0,1 point dari angka kelulusan.

Aku yang saat itu masih sangat trauma dengan sifat kearoganan para pendidik, semakin tidak menyukainya. Apalagi dia tipe wanita keras kepala yang tidak mau di debat. Tidak heran jika satu tahun pertama di kampus, aku sangat enggan mengikuti kelasnya.

Karena aku benci dia. Sangat membenci dia.

Sayangnya dia adalah dosen utama di jurusanku, sehingga mau tidak mau aku harus mengambil kelasnya jika ingin lulus sebagai seorang Accountant.

Kemalangan yang akhirnya berbuah kenangan indah dan pelajaran berharga dalam hidupku.

***
Tidak kenal maka tidak sayang. Itu adalah pepatah yang sangat tepat untukku saat itu. Aku yang sangat membencinya di semester-semester awal, akhirnya malah termehek-mehek selama tiga tahun karenanya.

Di semester ketiga-ku di kampus, aku jatuh cinta padanya. Tepatnya aku jatuh cinta saat melihatnya tersenyum.

Dia yang begitu dingin, ternyata bisa tersenyum begitu manis dan senyumannya itu mampu menyihirku dalam sekejap. Aku yang membencinya tiba-tiba ingin melihatnya tersenyum. Lagi… lagi… dan lagi….

Kebetulan yang sempurna karena dari 15 kelas Accountingku, 11 kelas di bimbing olehnya. Itu membuatku memiliki kesempatan bertemu dengannya hampir setiap hari. Pertemuan yang hampir setiap hari itu membuat kami dapat saling mengenal satu sama lain.

Aku mulai memahami sikap dinginnya, yang ternyata hanyalah sebuah topeng untuk menyembunyikan trauma akan penolakan di masa lalu. Dia pun mulai dapat bersikap hangat terhadapku dan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Dia mulai bisa bercanda dengan kami.

Dua kali liburan bersamanya, menambah dekat hubungan kami. Dia adalah dosen terspesial bagiku, dan mungkin aku juga satu-satunya murid yang pernah mendapatkan oleh-oleh satu box GOLDILOCK, saat dia pulang kampung kenegaranya. Mungkin aku satu-satunya murid yang pernah membuatnya khawatir karena mabuk wine yang dia berikan. Mungkin aku satu-satunya murid yang selalu membuat dia tertawa puas dengan kebodohan-kebodohanku, tapi aku senang melihatnya tertawa lepas. Mungkin aku juga satu-satunya murid yang pernah ditawari ikut pindah bersamanya ke Melbourne. Kota impian kami.

Sayang saat itu, aku masih belum bisa mengakui bahwa aku mencintainya lebih dari seorang kakak, seperti yang selama itu aku katakan kepada teman-teman yang mencoba mengkonfirmasi perasaanku terhadapnya. Dan ketidakjujuranku saat itu adalah penyesalan terbesar untukku sampai saat ini.

9 Agustus adalah ulang tahun Miss J. Lewat tulisan yang tidak mungkin dibacanya ini, aku hanya ingin mengucapkan Happy Birthday to her. Aku akan selalu berdoa untuknya, untuk kebahagiannya, untuk kesuksesannya.


Grey_S

2 comments:

Anonymous said...

udah coba kontek lagi?

Ms. Grey said...

Udah.

tapi sekarang dia cuma lah masa lalu