Tuesday, April 13, 2010

Manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan (lagi)

Udah sering kan denger kalimat di atas?? Gue sampe udah bosen dengernya.

Tapi sebagai mahluk yang percaya dengan Tuhan, gue sadar kata-kata itu bener adanya. Meski begitu bukan berarti kita juga harus berpasrah sama nasib dan tidak berjuang apa-apa. Tapi maksud kalimat di atas adalah untuk membuat kita tidak sombong dan memaksakan diri sendiri dalam mengerjakan sesuatu.

Dari gue kecil, gue adalah seseorang yang selalu penuh persiapan dan gue paling ngga suka perubahan yang mendadak, apalagi sesuatu yang di embel-embeli kata “SEKARANG JUGA”.

Kalo gue lagi full of stress trus ada yang minta gue ngerjain sesuatu, yang di akhir kalimatnya ada kata “sekarang juga”, jangankan teman atau sodara, bos aja mungkin bisa gue damprat. Hati-hati aja lo kena damprat gue.

Sayangnya, dalam mempersiapkan segala hal, kalimat judul di atas itu harus tetap di masukan dalam planning. Kenapa eh kenapa?? Karena meski cuma 1%, yang namanya kemungkinan itu tetap selalu ada. Mungkin gagal, mungkin berhasil. Mungkin ya, mungkin tidak.

Kasus yang ingin banget gue sharing sama kalian, baru terjadi hari Jumat 9 April yang lalu. Masih fresh from the oven kan kalau mau di ceritain?

Ok, begini ceritanya.

Sejak sebulan setengah yang lalu, gue di kasih tanggung jawab untuk membuat sebuah event Brand Launching produk yang masih ada hubungannya dengan internet deh. Duit di kasih, EO udah ada tinggal gue hubungin untuk kerjasamanya, team juga sudah ada yaitu temen-temen kantor gue, tema acarapun sudah di tentukan oleh Big bos dari negeri ginseng. Intinya semua terlihat mudah.

Dan gue seneng karena itu semua tentunya sudah meringankan kerjaan gue. Gue cuma pelaksana, itung-itung budget sana-sini, rapat-rapat sana sini sama EO dan designer. Seminggu sebelum hari H, gedung sudah resmi di booked, semua undangan sudah di bagi, para undangan sudah confirm untuk datang, barang untuk pameran sudah sampai tanpa kurang suatu apapun, tanda terimakasih dan doorprize sudah siap untuk di packing.
Saat itu gw bersyukur, artinya kerjaan gue sudah 95% beres. Tinggal tunggu hari H setelah itu, gue bisa tenang ngelanjutin hidup gue.

Tanggal 4 April pagi-pagi, gue di mendapat kabar buruk, tepat sesaat sebelum gue berangkat ke gereja untuk nganter oma gue misa paskah.

Tempat yang gue booked, diserang orang tidak dikenal. Gosipnya terjadi tembak-tembakan disana, hingga 2 orang tewas. Berita yang beredar di media massa, penyebabnya adalah perkelahian antar gank yang memperebutkan lahan parkir.

Gue speechless saat itu. Bingung mau comment apa.

Semua yang gue dan team kerjain dalam waktu satu setengah bulan, harus kami kerjakan ulang dalam waktu 4 hari. Kekompakan kami benar-benar di uji saat itu.

Mencari tempat baru agar event tetap berjalan sesuai rencana, nego kembali untuk konsumsi, merombak kembali design yang sudah di finalisasi sebelumnya, menghubungi para tamu kembali untuk memberitahu tentang perubahan lokasi, dan mengkonfirmasi kembali mereka untuk tetap datang ke acara kami.

Selama 4 hari itu gue ngga bisa tidur tenang. Tiap hari pulang malam, membuat kesehatan sempet gue ngedrop. Belum lagi tugas-tugas gue yang lain, yang juga perlu perhatian gue.

Sedihnya lagi, ternyata pada saat hari H, tamu yang hadir hanya 34% dari keseluruhan undangan yang tersebar. Tapi dari kejadian ini, gue malah bisa ngeliat sisi positifnya rekan kerja gue, yang tadinya paling gue benci, karena cerewet dan resenya ampun-ampunan. Namun ternyata dia juga yang paling nyemangatin gue, saat gue bener-bener down karena jumlah kehadiran tamu yang cuma 34% itu.

Mungkin dengan kejadian ini, Tuhan ingin gue berdamai dengan orang itu.



Grey_S

3 comments:

Anonymous said...

tEtAp sEmAngAt yAch grEy.tUhAn sUdAh pUnyA rEncAnA.jAgA kEsEhAtAn jUgA.sEhAt tUh mAhAl

Zhou Yu said...

Well, mengulangi kata-kata yang selalu kuucapkan, "Everything happens for a reason!" Tetep semangat ya, Grey!

Ms. Grey said...

@ All : Thanks yah support-nya.

Gw sadar semua ini pasti ada hikmah-nya. Ameennnn....