Wednesday, January 13, 2010

Anak Harapan


12 Januari 2010

Beberapa hari yang lalu saya baru mendapat berita yang kurang mengenakan. Salah seorang sahabat saya di gereja mengalami keguguran. Dan menurut sahabat saya lainnya, sahabat kami itu menjadi begitu shock dan sangat membutuhkan penghiburan.

Akhirnya kemarin, kami memutuskan untuk menjenguk sahabat kami itu ke rumahnya. Disana kami berusaha memberikan penghiburan baginya dengan menceritakan pengalaman-pengalaman teman-teman yang pernah mengalami keguguran juga, namun akhirnya tetap berhasil memiliki anak.

Saya bercerita tentang mami saya yang sempat mengalami beberapa kali keguguran sebelum akhirnya saya dilahirkan ke dunia. “Wah Mami-mu pasti sedih sekali yah saat itu??” ujar sahabat saya.

Dan pertanyaannya membuat saya berpikir.

Kehilangan uang Rp. 50,000 saja kadang sudah membuat kita sedih dan kesal. Bagaimana perasaan orang tua yang kehilangan anak mereka??

Saya belum menjadi orang tua. Tapi saya sering berkesempatan mendampingi para orang tua yang harus kehilangan putra-putrinya.

Seperti kemarin saat saya mendampingi sahabat saya yang baru keguguran. Saya juga mendampingi nenek saya yang mengalami kesedihan selama berbulan-bulan saat putra bungsunya harus mendahului beliau. Saya juga pernah mendampingi seorang kolega yang harus kehilangan putra kesayangannya dalam sebuah kecelakaan.

Mendampingi orangtua yang harus kehilangan buah hatinya, membuat hati saya ikut teriris.

13 Januari 2010

Saya terbangun karena bunyi SMS dari paman saya, yang mengabarkan bahwa istrinya sudah melahirkan anak ke-4 mereka. Di akhir SMS, beliau meminta bantuan doa untuk kesehatan sang putra. Awalnya saya tidak curiga, tapi belakangan saya mendapat kabar bahwa jantung sang bayi sempat melemah ketika akan dilahirkan secara normal. Sampai akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan operasi Caesar.

Menurut nenek sang bayi, paman saya sampai menangis ketakutan saat mendengar kabar tersebut. Anak yang sudah di nanti-nantikan selama 8 tahun, jantungnya melemah di detik-detik kelahirannya. Hati siapa yang tidak khawatir.

***

Dengan kelahiran sepupu baru saya ini, saya baru disadarkan, ternyata kelahiran setiap anak itu benar-benar menjadi harapan baru bagi tiap orang tua. Ternyata kelahiran saya pun (sebagai seorang anak) dulu sangat di harapkan oleh orang tua saya. dan ternyata kehidupan saya pun sangat berarti. Meski mungkin hanya untuk orangtua dan keluarga saya.

Karena itu saya harus berjuang. Saya harus berjuang untuk hidup sama seperti dulu orang tua saya memperjuangkan kelahiran saya.



Grey_S

PS: Grey mengucap syukur kepada Tuhan YME, atas kelahiran sepupu kecil. Mohon doa untuk kesehatan ibu & bayinya.


5 comments:

M. said...

duh Grey jadi mikir kalo gw belum bisa memenuhi harapan ortu gw :(

dulu nyokap gw mesti mengalami kematian adik2 gw dua dan keguguran sekali sampe baru dpt adik gw

Apisindica said...

kehamilan dan kelahiran selalu menjadi momen yang ditunggu dan diharapkan, oleh orang tua manapun. hal itu bisa menjadi sumber kebahagiaan buat mereka.

Karena itu saya mengutuk orang-orang yang melakukan aborsi atau membuang bayi yang baru dilahirkannya. Mereka harusnya lebih melihat kesekitar bahwa masih banyak yang menantikan kehadiran anak sampai bertahun-tahun, tapi tetap tidak bisa.

Tulisan grey makin dewasa!

Lina said...

tulisannya menyentuh. setuju, bahwa kelahiran seorang anak memang sangat diharapkan. semoga kita bukan termasuk anak yang bisa membahagiakan orang tua ya.

Selamat atas kelahiran sepupunya, semoga sehat selalu

Zhou Yu said...

Dan yang sampai saat ini belum bisa kupahami, Grey, bagaimana sih caranya membahagiakan orang tua yang benar? Membuat mereka bahagia, dan kita juga bahagia...

Ms. Grey said...

@ M : Sama gw juga jadi mikir, gw belum bisa ngebahagiain & membanggakan dia neh.

@ Apis : Gw juga benci banget sama orang-orang yang aborsi / membunuh bayi mereka yang baru lahir. Padahal kasih ke gw juga gw pasti mo terima.

@ Lina : KOK "semoga kita bukan termasuk anak yang bisa membahagiakan orang tua" ??
Yang bisa membahagiakan dong.

@ Zhou Yu : Lo nanya gw, gw nanya siapa Zhou Yu??