Monday, March 30, 2009

Color of my life


Hari Jumat kemarin aku diajak seorang teman untuk ikut Persekutuan Doa (PD) yang diadakan di KBRI. Biasanya aku malas banget pergi ke KBRI maupun ke Persekutuan Doa. Aku malas pergi ke KBRI karena memang jaraknya jauh banget dari tempat tinggalku dan aku malas ke Persekutuan Doa karena kurang cocok sama gaya mereka yang karismatik. Tapi… berhubung yang ngajak itu “adik ketemu gede” dan kebetulan memang ada waktu, ya sudah aku ikut saja.

Tema PD hari itu sebenarnya cukup bagus. “COLORFUL of LIFE”. Bahkan demi menjelaskan tentang warna-warni kehidupan, semua peserta yang hadir, tanpa terkecuali, harus ditempeli temporary tattoo gambar bunga atau kupu-kupu di wajah, leher, dan tangan.

Pembicara mengatakan bahwa Tuhan menciptakan semua mahluk hidup itu dengan warna kehidupannya masing-masing. Binatang dan tumbuhan saja di beri warna yang begitu indah, apalagi manusia. Maka itu kita harus percaya diri dan ikut berperan serta dalam mewarnai dunia.

Tentu saja 100% aku setuju dengan hal ini. Sudah hampir setahun ini aku berbahagia karena aku sudah menemukan “Color of my life” and oh course… my color of my life is GREYI love GREY so much.

Tapiiii…. Entah kenapa mendadak di akhir acara, pembicara mulai mengungkit-ungkit tentang Homosexual. Bahkan dia mengatakan akan mengadakan sesi khusus yang mengakat topik homosexual di mata agama katholik. Ohhh…. Tidaaakkkkk….

Please deh…. Bagaimana pun juga homosexual itu kan masih di anggap berdosa oleh semua agama di dunia. Agama apapun itu. Memang seh ada beberapa pemuka agama yang sudah mulai membuka pikiran tentang homosexual, tapi dari nada bicara sang pembicara saat itu aku yakin 1 hal, dia bukan pembela para Homosex.

Karena waktu aku tanya kenapa dia memilih tema tersebut, dia menjawab begini:
“karena saya tertarik saja dengan tema tersebut, dan akhir-akhir ini sudah banyak yang mentoleransi homosexual. Padahal harusnya kan sesuai dengan ajaran katholik dong.” Setelah itu aku tidak bisa ngomong apa-apa lagi.

Untung hari sabtunya aku memang sudah ada acara sehingga aku punya alasan untuk tidak hadir di “sesi khusus” tersebut. Bukannya aku tidak suka di kritik atau tidak bisa menerima perbedaan pendapat. Aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini kok. Aku cuma takut masih belum bisa mengendalikan emosi, kalau dia mulai men”dosa”kan aku, sehingga akhirnya mungkin membuatku terpaksa Coming Out sebelum saatnya.

Akhirnya aku pulang dengan perasaan sedikit kecewa. Aku kecewa karena meski sang pembicara mengangkat tema “Colorful of life” tapi ternyata dia kurang bisa menerima warna abu-abu.

Setibanya di kamar aku berdoa lagi seperti biasa, dalam doa-ku lagi-lagi aku bertanya kepada Tuhan. Apa benar aku berdosa dengan pilihan warna hidupku?? Bukankah aku juga ciptaanNya??

Selesai berdoa aku membaca alkitab. Yup… saat ini aku memang sedang berusaha membiasakan diri membaca alkitab setiap malam. Secara kebetulan aku membuka kitab Kebijakan Salomo 2:22-23 isinya:

“Maka mereka tidak tahu akan rahasia-rahasia Allah, tidak yakin akan ganjaran kesucian, dan tidak menghargakan kemuliaan bagi jiwa yang murni. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.”

Hatiku langsung damai membaca ayat tersebut. Itu seperti jawaban Tuhan atas pertanyaanku. Dan aku semakin yakin dengan pilihan warnaku. Aku adalah si ABU-ABU, dan aku berjanji akan melengkapi dunia ini dengan warnaku. Bukankah abu-abu itu kan juga sebuah warna? Lagipula bukankah tanpa langit yang kelabu, tidak akan pernah ada pelangi yang indah di langit yang cerah???


Grey_S



Thursday, March 26, 2009

Sombong & Egois-nya aku (2)

Melanjutkan postingan sebelumnya.

Dalam perbincangan kami saat itu calon imam tersebut juga sempat meramalkan perjodohanku (meski aku tidak mau percaya, karena takut dosa), dia bilang kalau aku baru akan bertemu dengan jodohku saat aku berusia diatas 27 tahun (masih lama banget yah!!! Bisa mati gatel-gatel neh). Dan yang pasti aku harus bisa mengatasi kesombongan dan keegoisan aku dulu, sebelum dapat jodoh (sampai sini aku baru paham maksudnya dia).

Saat ini aku susah dapat pacar kemungkinan besar karena kesombongan aku sendiri.

Yup… sekarang aku memang masih berprinsip “Mending ga usah pacaran, ga usah ada cinta-cintaan lagi, daripada gw di tinggal kawin. Lagian gw ga butuh cinta.”

Cihh.... sombong banget yah aku… Padahal siapa juga yang bisa hidup tanpa cinta. Secara aku bukan robot, yang tidak punya hati dan perasaan.

Tapi aku juga bukan orang yang bisa membagi kekasih-ku dengan orang lain, siapapun itu termasuk suami-nya. Makanya kalau mau jadi pacarku syaratnya cuma 1, tidak akan menikah dengan siapapun (kecuali denganku) dan dengan alasan apapun. Karena cuma aku yang akan menikahi dia.

Dan inilah yang menyebabkan aku dibilang sebagai orang yang “Super-Duper” egois.
Impian terbesar bisa menikahi orang yang aku cintai, lengkap dengan restu orangtua dan seluruh keluarga besar, di depan altar gereja pula. Itu kan artinya aku egois banget.

Dan saat itu aku pasti lagi mimpi di siang bolong atau aku lagi jadi punguk yang merindukan bulan. Nyaris tidak mungkin sama sekali. Lagian bagaimana pula dengan perasaan orangtua-ku dan orangtua-nya nanti. Lain cerita kalau memang akan ada keajaiban yang membuat keluarga kami, menerima dengan mudah cinta dan pernikahan sesama jenis.

Aduh… bener-bener pusing deh kalau sudah mikirin hal-hal beginian.

God…. Please help me…

Oh ya, satu lagi kata-kata calon imam itu. Kalau aku tidak bisa mengatasi kesombongan dan keegoisan aku, aku pasti akan mati muda. Aku benar-benar tidak bisa comment saat dia bilang tentang ini. Sekarang pun aku jadi tidak bisa menjelaskan kata-katanya lewat tulisan.
Tapi yang pasti demi cinta, aku memang tidak pernah takut mati.

Mungkin bener seh kata-kata calon imam itu. Gara-gara aku PD mode on-nya terlalu berlebihan a.k.a SOMBONG, akhirnya aku salah ambil keputusan untuk kelas HSK. Yang namanya kelas HSK itu susah banget, harusnya aku ambil kelas itu tidak boleh sambilan ambil kelas yang lain. Tapi waktu aku di tawari untuk trial kelas, dengan PD-nya aku bilang "ga perlu, aku pasti jadi ambil." kenyataannya sesudah aku daftar kelas HSK, aku malah kelimpungan sendiri. Akhirnya sudah 2 hari ini aku kelelahan. Ingin cancel kelas, tapi sudah bayar. Mau tidak mau harus di jalankan. Jujur aku belum bisa membayangkan 2 bulan seperti ini, setiap hari.

Btw, ini sebenernya tulisan tentang apaan seh??? Kok aku jadi ngga ngerti sendiri. Pasti gara-gara aku mabok sama HSK Class yang susah banget itu.

Thursday, March 12, 2009

Sombong & Egois-nya aku

Kamu orangnya sombong yah Grey.” Katanya sambil tertawa tidak jelas. Menurutku tidak ada yang lucu dari percakapan kami.
Hah?? Sombong??” aku bingung dengan kata-katanya.
Iya. Kamu orangnya sombong dan egois.” Lanjutnya lagi. Kali ini ketawanya semakin keras. Aku tersenyum mulai menangkap arti terselubung kata-katanya.
Hmm… yup.” Sahutku.
***

Itu sepenggal percakapanku dengan seorang calon Imam, yang katanya punya kemampuan membaca pikiran orang. Entah benar, entah hanya omong kosong belaka. Tapi semua yang dia baca tentang aku di pertemuan pertama kami itu, 90% benar. Dia hanya salah saat mengatakan aku pernah hampir jadian dengan seorang pria, karena yang benar adalah aku pernah hampir jadian dengan seorang wanita.

Aku menemui dia bukan untuk minta di ramal. Aku selalu takut dengan ramalan. Aku hanya ingin sedikit berkonsultasi, bagaimana harus menjawab pertanyaan keluargaku tentang “pacar” sekalian mengantarkan temannya tante-ku. Di umurku yang sudah memasuki 25 tahun, belum pernah pacaran pasti menimbulkan tanda tanya kan? Sedangkan aku sendiri belum sanggup untuk Coming Out saat ini. Jadi aku sedikit tertekan dengan pertanyaan keluargaku.

Kalau harus konsultasi dengan orang lain, aku takut akhirnya tidak jadi konsultasi karena aku sendiri bermasalah dengan kata-kata. Aku kan lebih lancar mengetik di komputer, dari pada berbicara secara langsung. Masa nanti aku konsultasi ke orang lewat tulisan. Lagipula Calom Imam ini, cukup di hormati oleh keluarga-ku, jadi kalau dia yang membantu aku untuk berbicara kepada keluarga-ku, pasti kata-katanya lebih di dengarkan. Itulah alasanku akhirnya menemui dia.

Meski kata-katanya terdengar tidak serius dan dia mengucapkannya sambil bercanda, tapi aku menangkap arti dari kata-katanya. Seperti soal kesombongan dan ke-egois-anku. Aku sadar sampai saat ini aku masih menjadi orang yang sangat sombong dan egois.

Aku bukan sombong karena hanya mau bergaul dengan orang-orang kaya dan terpandang. Aku juga bukan sombong karena aku mengekslusifkan diri dalam kelompok tertentu. Bukan itu. Teman-temanku berasal dari berbagai golongan.
Yah… memang seh setahun terakhir ini, teman-teman mainku memang kebanyakan dari kelompok LGBT, tapi aku masih punya temen hetero kok.

Aku sombong karena aku selalu membanggakan semua yang aku miliki. Aku selalu membanggakan semua yang pernah aku jalani dan aku lewati. Padahal semua itu BELUM membuktikan aku ini orang sukses.

Aku juga tidak pernah mau kalah dari orang lain. Mereka bisa, aku pasti bisa. Mereka punya, aku harus punya juga. Meskipun setelah itu aku akan tetap terseok-seok mengejar level orang yang menjadi sainganku.

Aku egois karena aku selalu memandang dari sudut pandangku. Sehingga aku kurang memperhatikan sekelilingku. Aku selalu merasa diriku yang paling menderita dengan kisah cintaku, dengan ke-gay-anku. Padahal di sisi lain, mungkin ada orang yang lebih menderita dari aku.

Aku juga egois karena sampai saat ini, aku masih belum bisa berdamai dengan Pernikahan. Yah… sampai saat ini aku masih belum bisa menerima, kalau kekasih hatiku nanti harus tetap menikah dengan pria. Dan dengan sombongnya, aku berikrar : “lebih baik tidak pernah pacaran, daripada harus di tinggal nikah lagi.” Dan tanpa aku sadari, ikrar ini mungkin telah menyakiti hati orang-orang yang tulus mencintai dan menyayangi-ku.

Aku memang sombong dan egois. Karena aku takut ketahuan kalau ternyata aku ini cuma manusia lemah. Kalau mengambil kata-kata Chairil Anwar, maka aku ini adalah binatang jalang. Semakin terluka, aku akan semakin galak. Semakin lemah diriku, aku akan berusaha berdiri semakin tegak. Semakin aku terpojok, aku akan semakin siap untuk menyerang.


GreyS

Sunday, March 8, 2009

International Women's Day


Hari ini tanggal 8 Maret, adalah hari wanita sedunia. Dimana pada hari ini setiap wanita dilarang mengerjakan pekerjaan-nya, dan pekerjaannya tersebut akan di gantikan oleh para pria. Para pria tersebut juga akan memberikan bunga kepada para wanita (tentu saja ini berlaku untuk para pria yang merasa romantis). Kalau untuk pasangan Lesbian, saling memberikan bunga kali yee…

By the way busway, meski katanya IDW ini identik dengan Mother’s Day, tapi sebenernya beda lho. Kalau Mother’s day kan untuk memberikan penghargaan kepada setiap Ibu, tapi kalau IWD untuk menghargai setiap wanita, tidak perduli dia sudah berstatus ibu-ibu atau masih single.

Memang seh menghargai wanita tidak harus hanya setiap tanggal 8 September, tapi harus di lakukan setiap hari. Yah sama seperti Valentine lha. Tapi hari ini hanya sebagai symbol perjuangan wanita, yang terkadang lebih berat dari para pria. Mereka sudah bekerja, pulang bekerja mengurus rumah tangga, mengurus kebutuhan anak-anak dan suami. Belum kalau ada masalah dengan anak-anak, biasanya suami cuma bisa menyalahkan istri. Sedangkan kita tahu sendiri, hari gini kalau wanita tidak ikut bekerja bisa “mati berdiri” para suami membiayai rumah tangga. Yah kecuali, suaminya sudah benar-benar mapan.

Buat yang single juga tidak kalah berat, karena mungkin saja dia harus menjadi tulang punggung untuk orangtua dan anggota keluarga lainnya. Belum lagi mereka harus menghadapi tekanan pertanyaan “kapan nikah???”. Pertanyaan tersebut meski hanya terdiri dari 2 kata, tapi kalau ditanya terus menerus bisa bikin stress lho.

Kata laoshi di kelas dan roommate Italiano-ku, semua negara merayakan International Women’s day ini. Di China, Armenia, Russia, Azerbaijan, Belarus, Bulgaria, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Macedonia, Moldova, Mongolia, Tajikistan, Ukraine, Uzbekistan dan Vietnam hari International Women Day ini sudah di jadikan hari libur national mereka.

Tapi aku sendiri baru tahu sekarang kalau 8 Maret itu women’s day. Apa ini karena aku yang tidak tahu, atau karena para pria di Indonesia memang kurang menghargai para wanita yah??


GreyS

Nanning : Indonesian Town in China

Harusnya postingan kali ini adalah laporan perjalanan aku selama liburan musim semi kemarin. Tapi karena terus-terusan lupa posting, malah keburu SepociKopi duluan yang posting. Saking lamanya jangan-jangan bayi-nya Om-ku sudah keburu lahir neh...

Aku akan tetap posting cerita tentang liburan kemarin sebagai pelengkap Perjalanan Grey. Dan postingan yang ini pastinya masih asli punya-ku. Bukan yang sudah di perbaiki oleh Editor pengalaman.

Enjoy it.

***


Sebelum aku tiba kembali ke Jakarta, selama 2 minggu penuh aku habiskan liburanku di kota Nanning, ibukota provinsi Guangxi, China. Di salah satu pinggiran kota Nanning inilah sebagian keluargaku tinggal, setelah pembuangan orang Indonesia keturunan China yang terjadi sekitar tahun 1965.

Sebenarnya kalau bukan karena janji yang sudah diucapkan keluargaku sejak beberapa tahun yang lalu untuk datang mengunjungi keluarga yang di China, aku sama sekali tidak akan terpikir untuk datang ke kota ini. Karena meskipun Nanning adalah sebuah ibukota provinsi Guangxi, tapi Nanning tetaplah sebuah kota kecil yang jarang diketahui orang. Bahkan orang-orang China yang bukan berasal dari daerah Guangxi, juga jarang ada yang pernah mendengar nama kota ini. Selain itu di kota ini tidak ada tempat wisata yang populer.

1 minggu setelah imlek, tepatnya tanggal 1 februari 2009 kemarin adalah hari bersejarah untuk pamanku yang di Nanning. Hari itu pamanku resmi menikahi gadis yang sudah di pacarinya selama beberapa tahun. Karena kebetulan aku sedang bersekolah di China, sejak jauh-jauh hari aku sudah diingatkan untuk wajib hadir di pernikahan mereka, untuk mewakili keluarga besarku yang di Indonesia. Secara keluargaku yang di Indonesia sudah pasti tidak mungkin hadir, karena ongkosnya mahal.

Oh ya berhubung Beijing bagaikan kota tanpa penduduk menjelang perayaan imlek, sejak tanggal 21 Januari aku sudah tiba di Nanning, jadi sekalian bisa merayakan Imlek disana. Tadinya rencanaku imlek H+1 sampai pernikahan pamanku H-1, aku mau main ke HongKong dulu. Lumayan bisa main 5 hari di HongKong. Aku malas harus nginap di rumah orang lama-lama. Tapi Tuhan berkehendak lain, aku kehabisan tiket ke HongKong. Otomatis selama 2 minggu aku harus menjadi penduduk sementara kota Nanning.

Selama 2 minggu itu, aku hampir setiap hari diajak keliling kota, wisata kuliner, dan di perkenalkan kepada warga sekitar, dari situ aku baru sadar kalau kota Nanning ini adalah Indonesian Town di China. Konon kota ini adalah tempat penampungan bagi para Hua Qiao (sebutan untuk orang keturunan China) yang mengalami pembuangan dari Indonesia sekitar tahun 1965.

Hampir semua orang tua-tua di kota ini bisa berbahasa Indonesia, meskipun bukan bahasa Indonesia yang baku. Tapi logat Jawa, Cirebon, Cilamaya, Sunda masih sangat kental. Anak-anak mudanya pun masih mengerti bahasa Indonesia meskipun tidak bisa mengucapkannya. Hampir di setiap sudut kota banyak toko kue yang menjual Yin ni Dan gao (Kue-kue Indonesia).

Rasa makanan disana pun mirip dengan makanan Indonesia. Ada bakso yang rasanya mirip Bakso Afung di Jakarta, hanya kuahnya lebih kental. Ada Chao Fen, yang 100% sama dengan Cong Fan, makanan khas (kalau tidak salah) daerah Medan yang banyak di jual di sekolah-sekolah atau kompleks perumahan. La jiang (saus pedas) mereka pun rasanya mirip sambal bawang putih khas daerah Lampung. Padahal di kota-kota lain di China yang pernah aku kunjungi, aku sampai harus bawa sambal sendiri saat makan. Rasa Chinese Food di kota ini juga mirip dengan rasa Chinese Food di Jakarta.

Saat pesta malam imlek, di sebuah acara TV aku melihat kalau salah satu pakaian daerah yang mereka gunakan adalah baju Kebaya. Lagu-lagu mereka nyanyikan adalah lagu-lagu daerah Indonesia, seperti Bengawan Solo dan Nona Manis.

Kata pamanku, acara seperti itu ada setiap tahun. Termasuk perlombaan tari-tarian khas Indonesia. Karena itu setiap malam minggu ada ratusan orang ikut kelompok menari di balai desa, tentu saja lagu yang mereka gunakan adalah lagu-lagu Indonesia lama dan tarian mereka mirip tari Jaipong. Sastra Indonesia juga termasuk pelajaran yang banyak peminatnya di kampus-kampus di kota Nanning.

Di akhir pesta pernikahan pamanku, aku juga baru tahu kalau ada tradisi di kota itu, setiap kali ada pesta, di akhir pesta tersebut harus ada acara joget bersama, yang tentu saja menggunakan lagu-lagu Indonesia. Khususnya lagu dangdut.

Pokoknya aku salut banget deh, segala sesuatu yang berbau Indonesia sangat dihargai disana. Karena di Jakarta aku merasa orang-orang sudah tidak menghargai kebudayaan khas Indonesia. Dan karena aku datang dari Indonesia, mereka memperlakukanku bagai tamu agung lho. ;P


GreyS

Friday, March 6, 2009

Like and Dislike

Dalam setiap hal pasti ada nilai positif dan negatifnya, pasti ada yang kita suka dan tidak kita suka. Kali ini aku mau cerita apa yang aku suka dan tidak suka selama aku tinggal di negeri tirai bamboo ini. Juga apa yang aku suka dan aku tidak suka kalau aku pulang ke Jakarta tercinta.

Yang aku SUKA dari China:
  1. Aku bisa bebas dari “sangkar emas”. Selama disini karena tidak ada yang mengawasi aku bisa bebas kemana saja, kapan saja, melakukan apa saja. Makan apa saja makanan yang aku suka. Tidak ada jam malam, bebas ngatur kamar sendiri (meski tetap harus diskusi sama roommate) dll deh.
  2. Bisa kenalan sama orang dari berbagai budaya.
  3. Bisa belajar banyak dari orang-orang asing tersebut.
  4. LGBT disini bebas ber-expresi tanpa harus sembunyi-sembunyi.
  5. Internetnya cepet banget, tanpa sering putus-putus. 200ribuan sudah yang unlimited.
  6. Kemana-mana ada Subway (Ditie). So kemana pun jadi berasa dekaaat…. sekali. Meski sekali jalan tetap butuh 1 jam-an.
  7. Relative aman. Mau pulang malam sampai jam berapa pun (meski pulang pagi), tetap aman. Di todong seh hampir tidak mungkin, tapi kalau copet / tukang tipu mah tetep ada aja.

Yang aku TIDAK SUKA dari China:
  1. Jorok bo… Tidak penduduknya, tidak toilet-nya. Buset deh… Toilet pom bensin di Indo aja kalah jorok. Mana kebiasan buang ludah di sembarang tempat masih terpelihara dengan baik lagi. Terus anak-anak balitanya bukan di ajarin kencing di toilet, tapi kencing di mana aja OK (meski itu di tempat umum).
  2. Sebagian penduduknya galak-galak dan tidak ada etika. Seperti yang pernah aku certain di awal-awal, disini mah belanja barang / makan di restorant, tamu di bentak-bentak sama pelayannya sudah biasa banget. Di restorant, pelayan nganter makanan dengan melempar piring juga sudah biasa. Di kantin / FoodCourt (Shitang) saling berebutan makanan sudah setiap hari seperti itu.
  3. Tidak bisa pakai credit card / debit card kalau belanja. Meski katanya China akan menjadi negara super power ke 2 setelah US, ternyata masih ada beberapa hal yang ketinggalan jaman banget. Seperti belanja masih belum bisa menggunakan credit card / debit card. Bisa seh pakai card, tapi kena charge-nya gede banget. Kan males tuh. Mana kalau mau beli barang lewat internet masih ribet setengah mati lagi. Pokoknya ga banget deh.
  4. Kebebasan berpendapat masih terkekang. Terbukti dari banyaknya website dan berita-berita yang di banned dan di sensor. Salah 2-nya yang kena sensor tuh Wordpress.com dan Bloglines.com. Sekarang gimana aku mau Blogwalking coba, kalo blog-nya teman-temanku atau blog-blog yang bagus untuk dibaca kena banned semua. Belum lagi website-website berita. Kemarin-kemarin aku masih bisa buka Seputar-Indonesia.com, sekarang sudah tidak bisa di buka juga. Kalau saja sampai blogspot.com & Satupelangi.com kena banned juga, pokoknya aku mau pulang aja.
  5. Tidak ada yang ngurusin aku. Otomatis tidak ada tempat bermanja-manja. Jadi takut sakit karena pastinya tidak ada yang ngurusin.
  6. Member perkumpulan LGBT disini tidak sekompak di Indo. Mungkin karena disini sudah lebih terbuka. Sudah tidak terlalu butuh di tutup-tutupi. Jadi perkumpulan LGBT serasa ajang cari Sex partner doang.


Yang aku SUKA dari Jakarta-ku tercinta:
  1. Kemana-mana bisa ngeceng pakai mobil. Meski bukan mobil punya sendiri. Meski pasti pulang ke rumah dengan sakit kepala karena macet. Meski sering ke tangkap polisi karena salah jalan. Meski mobil-ku tidak akan pernah mulus karena sering di serempet motor. Meski jalanannya sempit dan rusak banget. Meski aku berasa jadi sopir.
  2. Ada temen-temen ngumpul yang seru-seru.
  3. Harga makanan relative murah. Apalagi ada yang masakin di rumah, jadi ga perlu keluar makan. So di Jakarta urusan makan mah ngirit dah.
  4. Ada yang ngurusin. Makan tinggal minta di masakin, baju ada yang nyuciin. Sakit ada yang ngerawatin.
  5. Hampir tidak ada website yang kena banned. Minimal website yang paling sering aku buka tidak pernah bermasalah di Indo.
  6. Kalau belanja / makan di restorant berasa jadi raja. Karena pelayannya ramah-ramah.

Yang aku TIDAK SUKA dari Jakarta-ku tercinta:

  1. Hidup bagaikan di sangkar emas. Bagi yang kenal aku, tau dong gimana aku di jaga-nya sama keluarga aku. Tidak boleh ini, tidak boleh itu. Bahkan sampai umur segini aja aku masih punya jam malam. Gimana nanti kalau sudah ada pacar yah?????
  2. Orang-orang-nya sebagian pada MUNAFIK. Perlu aku bahas ga yang ini??? kayaknya tidak perlu lagi deh. Contohnya UU Pornografi itu saja deh, sudah bukti kalau sebagian orang di negara kita itu MUNAFIK. Belum lagi tentang LGBT yang selalu dilarang-larang cuma karena negara kita itu punya sila “KeTuhanan yang Maha Esa”(sorry yah bagi yang merasa tersinggung, memang ini di tulis untuk menyinggung anda)
  3. Kemacetannya, kesemrawutan-nya ga nahan. Ini juga perlu di bahas lagi kah???
  4. Aku masih merasakan aura diskriminasi di beberapa tempat. Berhubung secara SARA dan orientasi sexual aku tergolong yang minoritas, jujur kadang aku masih merasakan aura diskriminasi. Meski sudah tidak separah tahun 1998 dulu.
  5. Internetnya bo…. Masih mahal dan jelek banget. Bagi pengguna Internet di Indo, tau dong gimana lelet-nya dan suka putus-putusnya connection di Indo. Jadi yang ini juga tidak perlu di bahas lagi yah.


Sekian like and dislike hari ini. Terima kasih atas perhatiannya.



Grey_S

Sunday, March 1, 2009

Cewek Misterius

Waktu pertama kali datang ke Beijing, ada 2 cewek yang bikin aku penasaran meski ga sampe penasaran setengah mati. Yang 1 teman 1 agency, jadi setelah beberapa hari aku sudah tidak penasaran lagi. Apalagi setelah tau, dia ternyata teman 1 gank SMU dari teman baikku di kampus. Mau naksir jadi mikir-mikir deh. Kan takut ketauan juga.

Nah yang 1 lagi, aku ketemu dia pertama kali di gereja. Minggu pertama aku datang ke gereja, dia duduk di sebelahku. Tiap kali ngelirik dia, dia juga pasti lagi nge-lirik aku. Radarku mengatakan dia anak Indo juga, tapi…. Takut salah nebak. Akhirnya aku cuma bisa senyum-senyum doang sama dia (dengan gaya sok Cool pastinya).

Minggu berikutnya juga sama. Aku ketemu dia lagi di gereja. Kami sering banget beradu pandang. (Cie..cie… GR mode on). Tiap kali aku ngelirik ke dia, aku pasti nangkep dia juga lagi ngelirik ke aku. Tapi lagi-lagi aku dan dia cuma liat-liatan, senyum-senyum, that’s all. Aku jadi semakin penasaran deh. Dia anak Indo bukan seh… Mau nyapa tapi kok berasa SKSD (Sok Kenal, Sok Dekat) banget yah…

Akhirnya aku mendapat jawaban sewaktu ada misa di KBRI. Waktu itu dia ada di KBRI juga. Ga mungkin dong, kalau dia orang China atau Korea, tapi ikut misa di KBRI. Waktu ketemu di KBRI, lagi-lagi aku sering menangkap, dia lagi merhatiin aku. Makanya sejak itu aku bertekad, kalau ketemu lagi, aku akan ajak dia kenalan. Sudah terlanjur GR di perhatiin mulu, sekalian aja ajak kenalan.

Eh…. Sejak aku bertekad seperti itu, aku malah ga pernah ketemu dia lagi…

Tiap minggu di gereja, aku nyariin sosok dia tidak pernah ketemu lagi. Ya sudah lha, berarti belum jodoh, pikirku. Apalagi tidak berasa sudah lewat 1 semester.

Tapi pagi ini…. sewaktu lagi latihan Choir… mendadak ada 2 cewek masuk ke ruangan. Yang 1 aku tidak kenal, yang 1 lagi itu dia…. DIA….. si cewek misterius, yang bikin aku penasaran. Dia dan temannya duduk di bagian Alto. Beda beberapa kursi dari aku yang di bagian Sopran.

Tidak pakai malu-malu lagi, aku sapa deh meski cuma dengan komat-kamit:
“Anak Indo juga kan???”
“Iya.” Jawabnya sambil senyum-senyum.

“Dia Indo juga” temannya nanya ke dia, sambil nunjuk ke aku.
“Iya” jawabnya sambil senyum-senyum, ga tau apa yang di senyumin. Aku cuma bisa baca sedikit gerakan tubuh dan bibirnya.

Waktu lagi tugas di misa, aku kan lirik-lirik dia lagi, eh… dia ternyata juga lagi lirik-lirik aku lagi. Pakai acara senyum-senyum lagi. Udah deh, aku semakin bertekad, hari ini minimal harus tau namanya siapa, kuliah di mana. Kalau lagi hoki bisa dapat nomor HP dan makan siang bareng.

Selesai tugas dan latihan, aku sengaja nungguin dia (dan temannya). Mereka lagi ngisi data keanggotaan. Selesai itu, aku langsung mengulurkan tangan. “Aku Grey, boleh tau nama kamu??” yang membalas jabat tanganku temennya duluan… tapi tetep aja akhirnya dapat nama dia. Trus karena ada temen yang ngajak makan bareng, sekalian aja aku ajak mereka. Eh… mereka mau. Senengnya.

Apa ini hadiah dari Tuhan, karena aku rajin latihan Choir yah??

Sambil makan, kami ngobrol-ngobrol. Ternyata dia baru kuliah semester 2. S1-nya lagi. Kalau semester 2, S2 seh mendingan. Mereka baru lulus SMU tahun 2007. Aku kan paling takut macarin yang lebih muda. Aku kan nyari-nya cici, kalau dede mah udah punya banyak di rumah. ><

Tapi pas mau pulang, aku dapat nomor HP-nya lho. Di undang main ke apartemennya lagi. Hehehe… liat nanti deh.

Btw, dia 1 kampus sama temen L-ku yang baru datang. Apartement mereka juga berdekatan. Bisa-bisa tiap weekend pindah alamat ke distrik lain neh…


Grey_S