Wednesday, February 4, 2009

Cinta = bara

Saat menulis ini adalah hari Chinese New Year Eve. Pagi-pagi semua orang sudah sibuk untuk mempersiapkan upacara sembahyangan kepada arwah leluhur. Aku karena sudah tidak terbiasa dengan urusan seperti ini, mau bantu-bantu juga jadi canggung. Yang ada bukannya membantu malah bikin repot. Akhirnya aku membantu menyalakan arang untuk memanggang chuanr (sate).

Ternyata menyalakan arang untuk memanggang, tidak mudah juga. Apalagi aku memang bukan tukang sate yang terbiasa menyalakan arang. Nyala api arang itu harus membara. Tidak boleh terlalu besar apinya, juga jangan sampai padam. Kalau terlalu besar akan menghaguskan daging yang akan dibakar, tapi kalau sampai padam akan menjadi tidak berguna.

Sambil ngipas-ngipas arang tersebut agar apinya rata membara. Aku berpikir, nyala api tersebut sama seperti cinta. Cinta juga harus membara, tapi tidak boleh terlalu membakar, dan tidak boleh sampai padam. Aku belum pernah merasakan bagaimana membaranya api cinta. Tapi aku pernah terbakar dan membuat seseorangku terbakar oleh cinta, dan kami akhirnya sama-sama terluka. Sehingga api cintaku pun harus segera di padamkan. Api cinta yang padam itu membuat aku merasakan kedinginan yang sangat. Aku merasa kosong dan tidak berguna karenanya.

Kini aku sedang berusaha menyalakan lagi api cintaku. Semoga berikut akan menjadi cinta yang membara, bukan cinta yang membakar ataupun cinta yang padam.

No comments: