Friday, October 3, 2008

Inner Mongolia



Cape.....

Cuma itu kesan dari tour 3 hari 2 malam ke Inner Mongolia kemarin. Habisnya mau di bilang asik tapi aku sedikit sengsara di jalan, tapi di bilang tidak enak pun buktinya aku enjoy. Memang seh aku enjoy karena disana ketemu Vicky Zhao versi Jepang dan selama perjalanan aku bareng dia terus. Terakhir dapat alamat e-mail dia lagi.

Di Inner Mongolia sendiri sebenarnya tidak ada objek wisata yang benar-benar menarik (atau aku yang kurang berkeliling, aku tidak tahu juga). Yang bisa mereka jual hanyalah pemandangan di padang rumput, langit cerah yang bertaburkan bintang di malam hari, rumah tenda khas Mongol yang sudah ada sejak jaman dulu dan gurun pasir buatan dimana kita bisa naik unta disitu.

Salah satu Kuil yang terkenal di situ, yang disebut Hohhot Five Pagoda, juga terlalu biasa saja. Bahkan suasana sakralnya bisa dibilang sangat kurang. Karena di halaman depannya digunakan sebagai taman bermain dan disekelilingnya ruko-ruko tempat berjualan cinderamata dan minuman.

Aku baru mengerti kenapa orang-orang China sangat pelit dengan air dan listrik. Dan bisa dibilang sangat amat jorok dalam hal Sanitasi. Air disini ternyata memang sangat sangat susah didapat. Sepanjang perjalanan ke Inner Mongolia, pemandangan yang bisa aku lihat hanyalah pemandangan gunung-gunung kapur. Meski banyak rumput di sekelilingnya, tapi pepohonan besar yang memungkinkan untuk menahan air sangat jarang.

Aku juga baru tahu kenapa teman-temanku, yang pernah tinggal disini atau sudah lebih lama tinggal disini, selalu bilang “Kalau kita mau bergaul dengan penduduk local, setiap harinya pasti akan ada pelajaran baru yang kita dapat.” Dan temanku yang lain bilang “China adalah tempat bersatunya budaya modern dan kuno.”
Selama 24 tahun lebih aku hidup baru selama 3 hari kemarin aku melihat Toilet umum tanpa pintu. Dan orang-orang sini cuek saja menggunakan Toilet tersebut tanpa ada perasaan risih sedikit pun. Bahkan di salah satu restaurant mewah, toiletnya benar-benar tanpa sekat sedikit pun.

Dan karena banyak yang bilang, “pergi ke Mongol tidak menginap di rumah tenda, sama saja belum pernah pergi.” Maka malam pertama aku menginap di rumah tenda. Rumah tenda seperti ini masih banyak di dapati di pedalaman Mongolia. Kurang lebih 4 jam dari kota terdekat. Pemandangan padang rumput dan taburan bintang di langit malamnya juga sangat indah.

Karena pemandangan ini yang di jual, maka saat menjelang malam disini sangat minim listrik. Cahaya listrik yang ada hanya dari tenda ke tenda. Itu pun kalau tenda tersebut ada yang menginap atau penggunanya tidak mematikan lampu. Saking gelapnya dan semua tenda di bikin hampir sama persis, sampai-sampai aku 2 kali tersesat ketika pergi ke toilet.

Tapi semua pengalaman selama 3 hari itu benar-benar tidak akan terlupakan. Sampai saat aku menulis ini pun, sakit pinggang karena belasan jam duduk di Bus masih aku rasakan.



GreyS

1 comment:

Me ... said...

grey, sempet nyobain ke toilet tanpa sekat/ pintu? trus gimana?