Monday, September 29, 2008

I'm a Big Girl in the Big City and in the Big World... part II

"Kemenangan dan keberuntungan tidak selalu datang berturut-turut."

Bila kemarin aku pulang ke asrama dengan perasaan senang, seperti membawa piala kemenangan. Hari ini aku pulang ke asrama dengan hati dongkol, seperti prajurit yang kalah perang. Aku hanya bisa pasrah tapi masih ada perasaan tidak rela di hatiku. Mau tau alasannya????

Begini ceritanya....

Hari ini adalah hari pertama dari liburan panjang perayaan hari kemerdekaan bagi orang-orang di negeri China ini. Berhubung besok aku akan berangkat berpetualang ke Inner Mongolia dan keperluan musim dingin belum beli sama sekali, maka aku dan 3 temanku memutuskan untuk membeli keperluan musim dingin hari ini. Agar baju dinginnya bisa dipakai sekalian di Inner Mongolia yang memang terkenal cukup dingin.

Pagi-pagi kami ber-4 sudah berangkat naik Ditie (istilah untuk Subway disini). Karena hari pertama liburan, Ditie ramainya bukan main. Hari kerja saja kalah ramai. Kami sampai harus ikut berdesakan seperti pindang, karena tidak mungkin untuk menunggu Ditie sepi. Tujuan pertama sebenarnya ke XiDan, Mangga dua-nya Beijing, tapi entah mengapa tujuan berubah ke YongAnLi, pusat perdangangan barang-barang bermerek yang AsPal alias asli tapi palsu.

Di YongAnLi barang-barang palsunya cukup bagus dan dibuat dengan sangat rapi. Sehingga aku bisa jamin mata orang awam seperti aku, apalagi yang memang bukan pengguna barang-barang bermerek, tidak akan bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Mungkin karena itu pula harga barang-barang disini sangat amat mahal.

Dari kemarin-kemarin aku kan memang ingin sekali beli kaos oblong yang ada tulisan "I love Beijing" karena itu sebenarnya salah satu slogan Olimpiade 2008. Dan di YongAnLi, kaos itu (yang palsu tentunya) dijual hampir setiap kios yang menjual T-shirt. Karena naksir aku coba menanyakan harganya sambil meminta memegang bahannya. Harga awal yang mereka buka adalah 135RMB/piece. Meski sablonannya cukup bagus tapi karena bahannya terlalu tipis tadinya aku sudah tidak ingin beli. Tapi penjualnya benar-benar menahan aku dan tetap memaksa aku untuk beli kaos tersebut. Menyesal aku karena iseng-iseng nanya harga.

Karena kesal, aku tawar saja 100RMB untuk 2 kaos, hitam dan putih. Aku pikir dengan harga yang turun jauh tersebut pelayan itu akan berhenti untuk memaksa aku beli, tapi ternyata aku yang harus menyerah karena akhirnya dikasih 100RMB untuk 2 kaos. Aku benar-benar menyesal untuk yang kedua kalinya, kenapa aku tidak bilang 50RMB untuk 2 kaos.

Karena barang-barang yang kami cari sebenarnya tidak ada yang cocok di YongAnLi, akhirnya kami memutuskan pindah ke tujuan awal yaitu XiDan. Dari YongAnLi ke Xidan, Ditie-nya penuh lebih parah lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk berpencar sementara. Karena kalau kami memaksa menggunakan Ditie yang sama ber-4, tidak akan bisa masuk ke dalam Ditie. Sesampainya di XiDan, karena banyaknya pengunjung, kami sempat terpencar lagi menjadi 2 group. Aku menemani temanku melihat-lihat aksesoris, dua orang lainnya melihat-lihat syal.

Ketika melihat-lihat aksesoris itu, aku menemukan cincin yang cocok untuk diukirkan nama Chineseku. Cuma harga yang dibuka terlalu mahal. Karena temanku yang lain sudah menelepon, mengabarkan baju yang kami cari ada di lantai atas, aku tidak sempat lagi menawar. Akhirnya aku pergi begitu saja. Tapi dalam pikiranku, seselesainya membeli baju hangat, aku pasti akan membeli cincin tersebut. Di lantai atas, aku memang dengan mudah menemukan baju yang aku cari. Pertama penjualnya membuka harga 45RMB. Aku dan temanku mencoba menawar 30RMB, kata orangnya tidak bisa, harga pas-nya 40RMB. Dan karena merek yang sama di supermarket 50RMB, aku pun setuju dengan harga 40RMB itu.

Setelah selesai membeli baju hangat, aku mencari temanku yang lain. Temanku itu ternyata juga ingin membeli baju yang sama. Akhirnya kami kembali ke daerah toko tadi, tapi temanku masuk ke toko sebelahnya. Dan dia berhasil membeli baju hangat yang sama dengan punyaku dengan harga 30RMB. Itu adalah penyesalan yang ke-3 hari ini. Kenapa aku tidak lebih gigih menawar.
Argh....... KESAL.....

"Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Untung baru beli satu baju." ucapku dalam hati, mencoba menghibur diri. Dan setelah semua temanku selesai belanja, aku kembali ke penjual cincin yang tadi. Aku minta bantuan temanku untuk menawarkan harga cincin yang aku taksir. Aku sudah bilang sebelumnya ke temanku kalau dapat 20RMB + ukir nama, aku ambil. Karena di Jakarta ukir namanya saja sudah Rp. 35,000 dan di Jakarta tidak bisa mengukir huruf Hanzhi. Oleh temanku itu ditawar 15RMB + ukir, awalnya penjualnya bilang OK, tapi diukirnya di tempat lain. Kami deal dengan harga tersebut. Eh.... ternyata setelah diantar ke tempat pengukir, dia dengan santainya bilang harga 15RMB itu belum termasuk biaya ukir. Meski kami sudah marah-marah, dia tetap tidak perduli dan pergi meninggalkan kami begitu saja. Damn.... umpatku dalam hati. Penyesalan yang ke-4 hari ini.

Karena sudah terlanjur membeli cincin, tidak mungkin juga aku batal ukir cuma karena harus bayar. Akhirnya kami mencoba menawar 10RMB untuk ukir 2 cincin masing-masing 3 huruf. Tidak dikasih. Temanku mencoba menawar 12 RMB, orangnya masih belum OK. Aku yang sudah kesal, keceplosan ngomong 15RMB untuk ukir 2 cincin. Langsung deal. Tapi temanku bilang harusnya aku jangan kasih harga tinggi dulu. Ya sudah lha... balik lagi "yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Yang sudah terucap tidak mungkin ditarik kembali."


GreyS






Sunday, September 28, 2008

I'm a Big Girl in the Big City and in the Big World

Hari ini aku bener-bener merasa jadi pemenang. Sepanjang sore tadi aku hampir tidak bisa berhenti tersenyum. Bahkan kalo membayangkan ulang aku jadi terharu sendiri. Padahal semua itu cuma karena aku berhasil mengambil kiriman Indomie dari Jakarta SENDIRIAN.... Sederhana yah?? Tapi keberhasilan hari ini punya arti yang mendalam buat aku.

Jujur saja semakin hari, aku semakin kelimpungan dengan pelajaran di kelas. Aku merasa tertinggal jauh dari teman-temanku yang baru sama-sama belajar. Dan itu semua malah membuat aku semakin stress. Apalagi teman sekamarku juga sibuk pamer kemampuan bahasa dia. Itu semua malah semakin membuat aku tidak percaya diri disini. Dan malah membuat aku semakin tidak bisa belajar dengan baik.

Belum lagi sebagian teman-teman satu agent yang sibuk dengan gank masing-masing, sibuk shopping, dan sibuk bermain. Persis seperti anak-anak SMU. Dan seperti biasa, karena aku tidak suka shopping, dan tidak terlalu suka memerhatikan fashion. Aku tidak bisa nyambung dengan teman-teman lain. Itu semakin membuat aku merasa kesepian dan merasa sungkan untuk minta bantuan mereka.

Aku sebenarnya takut untuk pergi sendirian. Hotel tempat saudara jauhku itu menginap bisa dikatakan benar-benar jauh dari distrik tempat aku tinggal. Dari ujung ke ujung. Kurang lebih 1 jam naik kereta. Sedangkan aku masih belum bisa bicara dengan benar. Dan tabiat orang-orang disini yang tidak sabaran dan kurang pengertian, semakin membuat aku tadinya ragu pergi sendirian. Tapi hari ini sebenarnya ada Make Up Class, tidak mungkin kan aku minta temanku ikutan bolos cuma karena mau mengambil titipan sekardus Indomie. Makanya aku akhirnya memberanikan diri pergi sendirian.

Sejak semalam aku sudah mempersiapkan diri untuk petualangan hari ini. Aku juga sudah berdoa agar tidak tersesat terlalu jauh. Dan benar saja siang tadi aku benar-benar jadi seperti anak hilang, di kota yang begini luas. Jalan kaki sendirian, mencari hotel yang nama dan alamatnya kurang jelas, hanya dengan bermodalkan peta. Aku mencoba bertanya ke setiap orang atau polisi yang aku temui, tapi hampir semuanya tidak ada yang mengerti ucapanku. Sempat aku diomelin karena ucapanku yang kurang jelas. Ada juga yang kegirangan bisa berbicara sama aku karena aku bukan orang lokal. Lucunya orang itu sampai telepon ke temannya cuma untuk bilang ada orang asing butuh bantuan. Dan meminta temannya untuk berbicara dalam bahasa Inggris denganku.

Tapi thanks God akhirnya semua berhasil aku lalui dengan gemilang. Aku berhasil menemukan hotel tersebut. Meski akhirnya aku harus minta bantuan sopir taksi. Karena ternyata aku sudah tersesat terlalu jauh. Sopir taksi tersebut sampai mentertawakan aku. Karena ternyata hotel yang aku cari terletak tidak jauh dari station kereta tempat pertama aku turun. Tapi semua itu tidak mengapa karena yang terpenting, aku berhasil mendapatkan kiriman itu dan aku juga berhasil mengalahkan ketakutan aku sendiri. Dan tidak menjadi anak manja yang hanya mengandalkan teman.

Tuhan,
Aku benar-benar berterima kasih untuk pelajaran penting hari ini.
Hari ini aku baru belajar berjuang dan mandiri di kota sebesar Beijing,
tapi masa depanku kan masih seluas dunia yang Kau ciptakan.
Bantulah aku sekali lagi ya Tuhan
untuk berjuang dan bertahan menghadapi kerasnya dunia kelak.
Kuatkanlah aku agar aku tidak terjatuh kedalam keterpurukan dan keputus asaan.
Amen


GreyS






Saturday, September 27, 2008

Kosong....

Entah sudah keberapa kalinya, dalam hidupku, aku merasakan perasaan ini...

Kosong...

Yah.... hari ini aku tiba-tiba merasakannya sekali lagi...
Perasaan hampa dan sepi yang aku benci...
Aku bingung, di tempat yang begini ramainya, begini hiruk pikuknya,
kok bisa aku masih merasa sendirian??

Aku rindu keluargaku...
Aku rindu saudara-saudaraku...
Aku rindu teman-temanku...
Aku rindu kekasih hatiku....
Aku rindu orang-orang yang bisa mengerti aku...

Apa aku egois jika aku ingin di mengerti??
Apa aku egois jika aku ingin di cintai??

Aku rindu hangatnya pelukan...
Aku rindu panasnya percintaan...

Apa aku berdosa jika aku ingin merasakan pelukan hangat??
Apa aku berdosa jika aku ingin merasakan panasnya api cinta??

Tapi saat ini semua yang kurasakan begitu kosong...

Entah siapa dan apa yang akan memenuhi semua kekosongan ini...
Aku hanya berharap kekosongan ini akan segera terpenuhi...



GreyS

Wednesday, September 17, 2008

Rindu yang menggila

Sudah sering kali aku selalu mengatakan ke teman-temanku bahwa aku tidak ingin lagi mengenang tentang "dia'. Aku kesini, ke dunia baru ini untuk benar-benar melupakannya. Tapi semakin ingin aku melupakannya, semakin sering bayangnya menghantui diriku dan mimpi-mimpiku. Seperti malam-malam terakhir ini. Apalagi kemarin aku di kenalkan ke seorang wanita yang sesusia dengan dia.

Meski setiap mengenang dia, hanyalah rasa sakit yang aku rasakan.....
Tapi cinta pasti bisa mengalahkan semua kemarahan yang pernah ada....
Semoga aku bisa menghapuskan semua rasa sakit yang pernah ia torehkan...
Karena membencinya sama saja seperti aku membenci diriku sendiri....


Kenangan tentangmu


Disetiap langkahku, bayangmu selalu menghantuiku…
Kenangan akan dirimu, terukir abadi dalam hidupku…
Haruskah ku buang semua kenangan akan dirimu…
Meski ku sadari, aku dan nafasku selalu merindukanmu…

Kau yang pernah menjadi matahari pagiku…
Kau yang pernah menjadi bintang dalam malamku….
Kau yang selalu menjadi cahaya dalam gelapku…

Kau pernah membuatku tidak takut akan gelapnya malam…
Karena ku yakin bintangku akan selalu menyertaiku
Kau pernah membuatku tidak sabar menanti pagi…
Karena ku yakin, aku akan bertemu matahariku…

Kini matahariku telah pergi…
Membawa pergi separuh nafasku...

Bintangku enggan menemuiku lagi…
Meninggalkanku sendiri disini…

Kutatap langit malam kearah bintang…
Berharap kau menungguku di suatu bintang…




GreyS


Monday, September 15, 2008

Queer as Folk Beijing

Sejak aku belum tiba di Beijing, aku memang sudah mencari-cari LGBT Community seperti yang aku ikuti di Jakarta. Akhirnya aku menemukan satu community yang disebut BGLAD. Aku join di milist mereka. Dan 2 hari yang lalu aku mendapat undangan untuk datang ke acara kongkow mereka, di The Boat, sebuah Bar di daerah Sanlitun.

Tadinya aku ragu untuk datang. Dari asramaku ke daerah Sanlitun sangat jauh sekali. Dan di undangan ditulis acaranya akan dimulai pukul 21.00. Aku tidak mungkin mengajak teman-temanku, yang tidak tahu apa-apa tentang aku, ke acara itu. Tapi untuk datang sendiri aku juga malas. Temanku yang satu community di Jakarta, tadinya belum tentu ikut. Tapi kemarin sore, temanku itu tertarik juga untuk datang. Jadilah kami berdua-duaan mencari dimana The Boat itu berada, dengan hanya mengandalkan secarik alamat yang bertuliskan huruf-huruf dalam aksara China dan peta kecil dari Starbuck Café.

Setelah berjalan cukup jauh dari station kereta terakhir, akhirnya kami tiba di daerah Sanlitun. Ternyata dia daerah itu sepanjang jalan café semua. Dan di dekat situ ada sungai kecil yang cukup indah dan terlihat sekali kalau sungai itu dirawat dengan baik. Di sungai itulah Bar The Boat terletak. The Boat itu sendiri bukan hanya sekedar nama tapi memang Bar kecil yang dibuat di dalam Boat.

Awalnya kami sempat ragu untuk masuk ke dalam. Karena The Boat itu sangat sepi sekali. Seperti tidak tampak akan adanya pertemuan Queer as Folk. Beberapa bule yang terlihat masuk ke dalam The Boat juga berpasang-pasangan, lelaki – perempuan.
Karena kami merasa salah acara, tadinya kami memutuskan akan pulang tapi sepertinya Tuhan ingin menghapuskan rasa penasaran kami. Tepat saat kami ingin pulang tiba-tiba turun hujan lebat dan kami tidak ada yang membawa payung. Jadilah kami masuk ke The Boat untuk menunggu hujan reda. Masuk ke dalam Bar yang Free Entry tidak mungkin kami bisa duduk-duduk tanpa memesan minuman. Dan Whisky Cola menjadi pilihan untuk menemani malam kami yang melelahkan karena berjalan jauh.

Tapi tidak lama setelah kami memesan minum. Ada seorang wanita berdiri dan berbicara dalam bahasa Inggris kepada semua pengunjung untuk memperhatikan Slide yang akan diputar. Dan slide itu ternyata tentang Queer as Folk Beijing. Berarti semua pengunjung Bar itu memang anggota dari BGLAD. Itu juga berarti kami tidak salah tempat dan tidak salah acara. Bule-bule yang masuk berpasangan tadi juga ternyata sama-sama gay dan lesbian.

Sayang semalam kami gagal bertemu dengan ketua dari BGLAD tersebut. Sehingga kami tidak berkenalan dengan para anggota yang lain. Tapi itu tidak membuat kami kecewa. Kami yakin akan ada kesempatan lain untuk berkenalan dengan para LGBT di Beijing ini.



GreyS

Friday, September 12, 2008

Homesick

Hari ini tepat 2 minggu aku meninggalkan rumah dan keluargaku untuk “mengembara” di negara lain. Sepertinya aku sudah mulai merasakan yang namanya “homesick”, rasa rindu rumah yang biasa dialami oleh orang-orang yang sedang mengadu nasib di luar kota / luar negeri. Salah seorang temanku bahkan sampai menangis setiap kali ingat keluarga di Jakarta.

Beberapa hari terakhir ini, sejak kelasku dimulai, hampir setiap pagi aku terbangun karena seperti mendengar suara oma-ku membangunkan aku seperti biasanya. Alhasil, sampai hari ini meski tiba di kelas mepet-mepet, tapi tidak pernah sampai telat datang. Padahal biasanya aku paling susah bangun pagi sendiri.

Aku juga mulai rindu makanan-makanan rumah. Khusunya masakan oma-ku. Apalagi disini kalau sudah malam susah sekali untuk mencari tukang makanan yang dekat dengan asrama dan murah meriah. Yang paling dekat cuma kantin asrama yang makanannya semua tanpa rasa. Murah she, tapi setiap kali makan disana aku harus minta garam di piring kecil. Sampai-sampai sempat pelayannya tersinggung tapi apa mau di kata, makanannya memang tawar sekali. Ada satu lagi kedai sate dan rebus-rebusan yang lumayan enak di belakang asrama, yang biasa kami sebut “MALATANG”. Karena semua makanan di situ dibakar atau di rebus dalam kuah asin. Kalau setiap malam makan “malatang” bisa-bisa dalam beberapa hari aku bisa panas dalam.

Tempat makan lainnya selain mahal juga jauh. Aku harus naik sepeda atau jalan kaki sejauh 1-2 km untuk sampai ke rumah makan itu. Ada juga seh yang bisa pesen delivery tapi akunya belum bisa bicara jelas. Mau masak disini adanya kompor listrik. Sedangkan aku paling ga suka masak dengan listrik karena tidak mudah mengatur panasnya. Aku jadi kangen masak-masak di rumah.

Sebenernya aku juga sebel kalau akhir minggu tiba. Itu artinya waktunya cuci baju. Karena baju yang aku bawa dari Jakarta persis cuma untuk 1 minggu. Makanya aku harus nyuci baju untuk di pakai hari Senin berikutnya. Memang seh cuci baju disini bisa menggunakan mesin cuci, tapi buat jemur pakaian dan setrika yang ribet. Akhirnya 2 minggu ini bajuku tidak satupun yang di setrika. Alhasil agak lecek-lecek gitu waktu dipakai. Waktu aku cuci kaos kaki, tangan aku sampai berdarah karena lecet. Aku jadi kebayang susah dan repotnya kerjaan si Mbak di rumah.

Beberapa temanku menawarkan untuk ikut mereka mencari pekerjaan disini. Kata mereka gaji untuk orang asing disini jauh lebih besar daripada gaji penduduk local. Tapi aku berpikir lagi, kalau aku harus bekerja sama dengan orang-orang yang masih punya kebiasaan buruk tentang kebersihan sanitasi dan hampir tidak punya sopan santun dalam bersosialisasi, bisa –bisa aku makan hati setiap hari. Jadi mending ga usah terlalu lama lha disini. Cukup 1 tahun saja. Seandainya masih betah pun, paling aku tambah ½ tahun.

Rasanya bener-bener kangen sama rumah, keluarga dan teman-teman. Tapi ini satu-satunya cara untuk aku belajar mandiri dan lebih dewasa.


GreyS

Sunday, September 7, 2008

I LOVE U MOM , I LOVE U DAD..!!!

Semalam, ketika aku hampir tertidur, tiba-tiba aku di kagetkan oleh suara orang sedang bertengkar. Aku kira hanya sedang bercanda, tapi setelah aku dengarkan baik-baik ternyata teman sebelah kamarku sedang bertengkar dengan orang tuanya lewat telepon. Yang bikin aku kaget sekali, tiba-tiba dari mulut temanku terucap kata-kata tidak sopan, yang aku tidak tahu di tujukan untuk siapa. Seandainya benar kata-kata itu ditujukan pada orang tuanya, sungguh dia seorang anak yang menyedihkan.

Mungkin karena sejak kecil aku tidak tinggal dengan kedua orangtuaku, sehingga aku bisa merasakan perihnya jauh dari orangtua. Sejak remaja aku juga pernah dibawa ke panti asuhan, sekedar untuk melihat bagaimana kehidupan anak-anak yang terbuang. Itu sebabnya, tidak pernah sampai hati aku melukai hati orang tuaku. Bahkan saat aku sadar, suatu saat nanti orientasi sex-ku bisa melukai hati orang tuaku, sebenarnya hatiku sangat perih.

Sebagai seorang anak, aku juga bisa merasakan bagaimana ke-egoisan orang tua. Aku juga pernah bertengkar hebat dengan Papiku. Tidak jarang juga aku beda pendapat dengan mereka. Tapi tidak pernah sampai hati aku mengucapkan kata-kata tidak sopan terhadap mereka. Karena aku tahu bagaimana pengorbanan mereka untuk kami, anak-anaknya.

Untuk kepergian aku ke China saja, mereka sampai harus menjual mobil keluarga. Sebenarnya aku tidak tega, tapi kalau aku tetap di Jakarta dan Depresi aku tidak segera di sembuhkan, itu akan lebih melukai mereka. Itu sebabnya meski aku merasa tidak enak, aku harus tetap pergi untuk sementara waktu sampai keadaan psikologisku membaik.

Kejadian semalam membuat aku teringat cerita yang aku dapat dari Internet beberapa waktu yang lalu :


Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu .... sebagai balasannya ... kau menangis sepanjang malam.

Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan… sebagai balasannya ... kamu kabur waktu dia memanggilmu

Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang.. sebagai balasannya ... kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberimu pensil warna ... sebagai balasannya .. kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah.. sebagai balasannya ... kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

Waktu berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah ... sebagai balasannya ... kamu berteriak "NGGAK MAU ...!"

Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola .... sebagai balasannya… kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

Waktu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim ... sebagai balasannya... kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu... sebagai balasannya... kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun ... sebagai balasannya .... kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop .. sebagai balasannya... kamu minta dia duduk di barisan lain

Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa ... sebagai balasannya .... kamu tunggu sampai dia keluar rumah

Waktu kamu berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya .sebagai balasannya.. kamu bilang dia tidak tahu mode

Waktu kamu berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan.. sebagai balasannya ... kamu nggak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia ingin memelukmu ... sebagai balasannya ... kamu kunci pintu kamarmu

Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil ...sebagai balasannya ... kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telpon yang penting .. sebagai balasannya ... kamu pakai telpon nonstop semalaman,

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA.. sebagai balasannya ... kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama ... sebagai balasannya ... kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen.

Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?".. sebagai balasannya ... kamu menjawab "Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu ... sebagai balasannya ... kamu bilang "Aku nggak mau seperti kamu."

Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi .. sebagai balasanmu ... kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah
barumu ... sebagai balasannya ... kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan ... sebagai balasannya .. kamu mengeluh "Aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu .. sebagai balasannya ... kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu... sebagai balasannya ... kamu katakan "Sekarang jamannya sudah beda."

Waktu kamu berumur 40 tahun , dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu .. sebagai balasannya kamu jawab "Aku sibuk sekali, nggak ada waktu."

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu... sebagai balasannya ... kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya



dan hingga SUATU HARI, dia meninggal dengan tenang ... dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan, ... dan itu menghantam
HATIMU bagaikan pukulan godam

MAKA ..
JIKA ORANGTUAMU MASIH ADA .. BERIKANLAH KASIH SAYANG DAN PERHATIAN LEBIH DARI YANG PERNAH KAMU BERIKAN SELAMA INI
JIKA ORA NG TUAMU SUDAH TIADA ... INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TELAH DIBERIKANNYA DENGAN TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU


To : Mami & Papi
Fr : Puteri kalian

Meski aku tidak pernah bisa bersikap romantis terhadap kalian.
Meski aku tidak pernah bisa ngucapkannya secara langsung.
Meski aku selalu bersikap bandel.
Meski aku mungkin selalu menyakiti kalian.
Tapi dalam hatiku yang terdalam, aku selalu sayang kalian.

I LOVE U MOM, I LOVE U DAD.


GreyS

Saturday, September 6, 2008

Forbidden City

Kemarin setelah selesai mengurus semua administrasi sekolah, teman-temen mengajakku ke Tian An Men. Namun kemarin ternyata Tian An Men sedang ditutup. Sehingga akhirnya kami memutuskan menyebrang ke Forbidden City. Antara Tian An Men dan Forbidden City memang hanya dipisahkan oleh jalan raya.

Forbidden City sendiri dulunya adalah istana para kaisar China dari zaman ke zaman. Sampai yang kaisar terakhir China dari Dynasty Qing, Kaisar Pu Yi, masih tinggal disitu. Aku sendiri belum belajar terlalu banyak tentang sejarah Forbidden City.

Karena bekas istana Kaisar, makanya disebut Forbidden City. Karena memang luasnya sendiri menyerupai sebuah kota dan pada masa itu, rakyat sama sekali tidak boleh masuk ke dalam istana. Bahkan konon, bila kaisar sedang berjalan-jalan di kota, semua rakyat harus menunduk. Tidak boleh menatap kaisar sama sekali.

Kemarin saja, aku hanya bisa mengelilingi Forbidden City kurang lebih 1/8 bagian. Sepertinya bila ingin mengelilingi semuanya, aku masih butuh 2-3 kali datang lagi. Itupun harus pergi seharian dari pagi. Makanya saat ini aku belum bisa menuliskan secara lengkap tentang Forbidden City.



GreyS

Thursday, September 4, 2008

Arti Sebuah Nama

Dalam salah satu dialog lakon Romeo and Juliet, Shakespeare pernah berkata “Apalah arti sebuah nama?“ Mungkin bagi sebagian orang nama memang tidak begitu penting. Bahkan sampai ada yang rela mengganti namanya sendiri untuk berbagai macam alasan.

Alasan-alasan yang paling sering digunakan biasanya adalah agar bisa lebih “menjual”, agar kedengaran lebih keren, seperti yang banyak dilakukan oleh para selebriti. Atau sekedar menutupi jati diri yang sebenarnya, seperti yang banyak dilakukan oleh para agen rahasia maupun peselancar di dunia maya. Dan satu alasan lagi yang cukup masuk akal untuk mengganti nama yaitu untuk melupakan masa lalu.

Tetapi tidak sependapat dengan Shakespeare, sejak jaman dahulu orang China dan orang Asia lainnya memiliki kebiasaan bila memberi nama anak selalu ada artinya. Arti nama tersebut tidak boleh jelek maupun terlalu bagus, karena dipercaya nama yang berarti jelek akan memberikan masa depan yang suram bagi si anak. Begitu juga bila arti nama tersebut terlalu bagus, anak tersebut malah akan berat nama dan menjadi sakit-sakitan.

Hal ini yang membuat jauh-jauh hari sebelum aku berangkat ke Beijing, aku dan teman-temanku sudah heboh mencari nama yang bagus. Tidak hanya yang sekedar terdengar keren, tapi juga memiliki arti yang cukup bagus. Seperti yang diketahui, di China nama barat pun akan diubah menjadi nama Mandarin meski akan terdengar lucu. Misalnya Gilbert menjadi GuBo, Fransiska menjadi PaLanKa, dan lainnya.

Kembali lagi ke soal pemberian nama. Tiap orang tua saat memberi nama kepada bayinya, pasti sudah memperhitungkan arti nama tersebut. Dan arti nama itulah yang menjadi harapan setiap orang tua kepada anaknya. Contohnya, bila seorang anak diberi nama Budi, orangtuanya pasti berharap anak itu akan menjadi anak yang berbudi baik. Atau bila anak itu bernama Hartawan, mungkin orangtuanya berharap anak tersebut di masa depannya akan menjadi orang yang kaya raya.

Selain arti dalam sebuah nama, setiap manusia yang lahir ke dunia pun memiliki artinya masing-masing. Seperti sebuah quotation yang pernah saya dengar “Mungkin bagi dunia, kamu hanyalah seseorang. Tapi bagi seseorang, kamu adalah Dunianya.” Bila kamu tidak ada, pasti akan tetap ada orang yang merasa kehilangan.

Seperti pantun lama “Gajah mati meninggalkan gading, Orang mati meninggalkan nama.” Nama itu pun seperti stempel abadi yang akan terus kamu bawa seumur hidupmu. Meski kamu mengganti namamu menjadi apapun, atau berapa kali pun kamu mengganti nama, tapi nama aslimu akan tetap kamu bawa sampai akhir hayat. Maka itu baik-baik lah dalam menjaga nama. Karena sekali namamu tercoreng, selamanya orang akan sulit percaya. Apalagi meski sudah mengganti nama namun kelakuanmu tetap tidak berubah.



GreyS

Wednesday, September 3, 2008

Wang Fu Jing



Hari ke-2 aku dan teman-teman tiba di Beijing, kami diantar ke Wang Fu Jing. Wang Fu Jing adalah salah satu pusat perbelanjaan paling terkenal di Beijing. Dan juga tempat berkumpulnya orang-orang saat liburan tiba. Kalau di Jakarta Wang Fu Jing itu seperti Pasar Baru.

Di Wang Fu Jing terdapat sebuah gereja Katedral yang cukup megah, meski dari luar tidak semegah gereja Katedral di Jakarta. Saya sendiri belum berkesempatan untuk melihat bagaimana bagian dalamnya. Dan sayangnya lagi, orang-orang di deaah ini tidak menghargai gereja sebagaimana mestinya. Terbukti dari halaman gereja yang digunakan oleh anak-anak muda untuk latihan skateboard, roller skate, pacaran, atau sekedar foto-foto.

Di Wang Fu jing ada sebuah blok, dimana sepanjang jalan di blok itu menjual aneka makanan yang aneh-aneh. Ada sate scorpion, sate kempompong, sate kecoa, daging ular, daging gurita, tiram bakar dan lain lain. Disini aku mencoba sate scorpion dan tiram bakar. Pertama melihat memang menjijikan, tapi ternyata rasanya memang enak, gurih dan garing. Minuman yang dijual pun sedikit unik, karena es yang mereka gunakan bukan es biasa tapi menggunakan biang es.

Selain makanan dan minuman yang unik tersebut, di sepanjang jalan itu juga banyak yang menjual manisan khas China, yang sering aku lihat di film-film jaman dahulu. Manisan itu mulanya hanya terbuat dari sejenis buah berry yang dilapisi oleh gula. Tapi dengan berkembangnya jaman, mereka tidak hanya membuat manisan buah berry, ada juga buah-buahan lain yang dimaniskan seperti melon, strawberry, anggur, apel dan lain lain.

Di Wang Fu Jing ini juga ada sebuah jalan, yang dibuat seperti outdoor museum. Dimana ada patung-patung yang menggambarkan kehidupan masyarakat China jaman dahulu. Salah satu patung yang saya ingat adalah patung orang yang sedang menarik becak. Becaknya itu dapat kita duduki untuk berfoto.



GreyS

Tuesday, September 2, 2008

FUWA (Boneka bahagia)

Karena saat ini Beijing masih dalam suasana Olimpiade, di semua mall-mall dan pelosok Beijing banyak yang menjual aksesoris Boneka Fuwa. Gambar-gambar boneka ini pun masih bertebaran dimana-mana. Meskipun harga aksesoris boneka Fuwa ini masih lebih murah dan lebih bervariasi jenisnya dibandingkan bila membeli di Jakarta, tapi tetap saja mahal.

Fuwa merupakan maskot Olimpiade Beijing ke-29 2008. Warna dan ilhamnya berasal dari 5 lingkaran Olimpik dan melambangkan bumi dan gunung, sungai dan laut serta binatang yang digemari oleh rakyat China.

Fuwa diciptakan untuk menyampaikan persahabatan, perdamaian, sikap positif serta keharmonisan antara manusia dan alam kepada anak-anak di seluruh dunia.

Fuwa terdiri atas lima bocah manis yang bersahabat akrab. Rupa mereka memadukan figure ikan, panda, antelop Tibet, burung layang-layang dan api suci Olimpiade.

Fuwa mewakili impian dan keinginan rakyat China. Kelima figure itu masing-masing mengandung hubungan dengan lautan, hutan, api, bumi dan langit. Citranya didesain dengan merujuk kepada kesenian tradisional untuk mencerminkan kebudayaan cemerlang China.

Lima bocah Fuwa itu masing-masing dinamakan “Beibei, Jingjing, Huanhuan, Yingying dan Nini” yang kedengaran enak. Nama itu bila disingkat dan dirangkai akan membentuk satu kalimat yang berbunyi “Bei Jing Huan Ying Nin”, artinya Selamat Datang di Beijing, untuk menyampaikan sambutan Beijing dan kepada dunia.

Lima bocah Fuwa masing-masing menyampaikan satu salam, yaitu Kemakmuran, Kesenangan, Gairah, Kesehatan dan Keberuntungan.


Info : www.beijing2008.cn




GreyS



Monday, September 1, 2008

Beijing 2008 : One World, One Dream

Saat menulis ini saya sudah resmi menjadi penduduk sementara Beijing, paling untuk 6 bulan sampai 1 tahun ke depan. Kebetulan asrama tempat saya tinggal saat ini, tidak jauh dari penginapan para atlet. Meskipun saat saya tiba di Beijing Olimpiade sudah selesai, namun Olimpiade Penyandang cacat baru akan segera diadakan. Olimpiade Beijing sendiri diadakan pada tanggal 8-24 Agustus 2008. Disusul dengan Olimpiade Penyandang Cacat pada tanggal 6-17 September 2008.

Olimpiade Beijing terdiri atas 302 pertandingan dari 38 sub cabang dan 28 cabang utama, 18 hari pertandingan dan 623 unit pertandingan. Dari tanggal 24 Maret hingga tanggal 6 Agustus 2008, pengarakan obor Olimpiade Beijing diadakan di 5 Benua dunia dan China secara luas. Akitivitas ini menjadi pengarakan obor yang paling panjang rutenya, paling jauh jangkauannya, dan paling banyak pengikutnya dalam sejarah olimpiade modern.

Olimpiade ke-29 direncanakan menggunakan 37 stadion pertandingan dan 63 stadion latihan. Di antara 37 stadion pertandingan itu, 31 berlokasi di Beijing, yang lain berlokasi di Hong Kong, Shanghai, Qingdao, Tianjin, Qinhuangdao, dan Shenyang. Tiket pertandingan di jual dengan harga terendah 30 RMB dan harga tertinggi 1,000 RMB.

Di dorong oleh kegiatan persiapan Olimpiade, social ekonomi Beijing sedang berkembang secara konsisten, cepat, harmonis, dan sehat. Taraf kehidupan rakyat semakin bertumbuh, sejumlah besar infrastructure lalu lintas berturut-turut dibangun, kualitas lingkungan membaik secara menonjol, meskipun masih banyak penduduk yang belum bisa mengubah kebiasaan buruk mereka dalam hal kebersihan toilet dan sopan santun.

Pertukaran kebudayaan bertambah banyak dan kehidupan rohani rakyat lebih bervariasi. Kegiatan “Menyongsong Olimpiade, Menjadi sopan santun dan Membangun kehidupan baru” diadakan secara luas sehingga semakin terbentuknya suasana masyarakat dan lingkungan budaya yang lebih harmonis dan sehat.

Info : www.beijing2008.cn


GreyS